Liputan6.com, Jakarta Polri masih terus menyelidiki adanya dugan aliran dana dari East Turkistan Islamic Movement (ETIM) untuk kegiatan kelompok teroris Kitabah Gigih Rahmat (KGR) asal Batam.
Kepala Divisi Humas Polri, Irjen Boy Rafli Amar mengatakan, dari informasi awal diketahui dana dari ETIM diperuntukkan membiayai kebutuhan hidup warga negara Uighur. Hanya saja, Boy tak yakin dengan temuan awal tersebut.
"Info awalnya kan untuk itu, untuk mendukung operasional orang Uighur itu. Tapi apakah ada untuk yang lain masih didalami pemeriksaannya," kata Boy saat dihubungi Liputan6.com di Jakarta, Kamis (8/9/2016).
Menurut Boy, pihaknya juga akan menggali keterangan dari Gigih Rahmat Dewa (GRD), pimpinan kelompok teroris KGR yang saat ini telah diamankan.
Advertisement
"Si GRD, kami akan tanya dia. Kalau ada bukti lain, bukti dokumen, akan kami kroscek nanti sama dia," ucap Boy.
Sebelumnya, enam terduga teroris dicokok Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri pada Jumat 5 Agustus 2016 pagi di Batam, Kepulauan Riau. Mereka diduga anggota kelompok dari KGR pimpinan Gigih Rahmat Dewa.
Enam orang itu memiliki latar belakang pekerjaan berbeda. Ada yang berprofesi sebagai pegawai bank dan juga karyawan pabrik.
‎Kelompok Gigih Rahmat Dewa diduga sebagai tempat penampung dua warga Suku Uighur yakni Doni (telah dideportasi) dan Ali, yang tertangkap bersama Abu Musab di Bekasi.
Gigih Rahmat Dewa juga menjadi penerima dan penyalur dana dari Bahrun Naim untuk kegiatan radikalisme. Tidak hanya itu, Gigih bersama dengan Bahrun berencana menyerang Singapura melalui Roket. Namun, barang bukti roket itu belum juga ditemukan.