Ketika Mantan Teroris di Medan Dirikan Pesantren Antiradikalisasi

Suhardi juga menilai, Pesantren Darusy Syifaa' dapat menjadi contoh bagi daerah-daerah lain.

oleh Reza Efendi diperbarui 08 Sep 2016, 05:31 WIB
Diterbitkan 08 Sep 2016, 05:31 WIB
Pesantren Darusy Syifaa' Deli Serdang, Sumatera Utara.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) Komisaris Jenderal Suhardi Alius bersama Khairul Ghazali saat peletakan batu pertama pembangunan masjid. (Liputan6.com/Reza Perdana)

Liputan6.com, Jakarta Mantan terpidana teroris kasus perampokan CIMB Niaga pada 2010, Khairul Ghazali, mendirikan pesantren di kawasan Desa Sei Mencirim, Deli Serdang, Sumatera Utara.

Pesantren bernama Darusy Syifaa' ini terletak di Dusun IV Desa Sei Mencirim, Kecamatan Kutalimbaru. Ini merupakan terobosan pertama kali sebagai pesantren yang mengajarkan antisipasi terorisme atau antiradikalisasi.

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) Komisaris Jenderal Suhardi Alius mengatakan, tak selamanya penanggulangan terorisme dilakukan dengan kekerasan. Penanggulangan terorisme juga bisa menggunakan cara-cara persuasif atau bersifat humanis.

"Yang dilakukan ustaz Khairul Ghazali ini tepat. Anak-anak dari para mantan teroris dirawat dengan baik di pesantren yang didirikannya, mereka juga diajari ilmu dan akhlak. Dengan begitu bisa mereduksi paham radikalisasi," kata Suhardi saat peletakan batu pertama pembangunan masjid di Pesantren Darusy Syifaa', Medan, Rabu (7/9/2016).

Suhardi juga menilai, Pesantren Darusy Syifaa' dapat menjadi contoh bagi daerah-daerah lain. Di antaranya adalah contoh dalam mengantisipasi paham radikalisasi dan terorisme secara persuasif.

"Jangan sampai anak-anak dari mantan teroris ini termarjinalkan. Mereka harus diasuh, keluarganya juga harus dilatih kewirausahaan untuk mereduksi paham radikalisasi," sebut dia.

Sementara, anggota Komisi III DPR RI Raden Syafii mengungkapkan, apa yang dilakukan ustaz Khairul Ghazali suatu gagasan cemerlang. Sebab, banyak masyarakat saat ini yang tidak mengerti radikalisasi.

"Saya tidak peduli dari mana ide ini datang, pesantren ini salah satu terobosan yang baik. Ustaz Khairul Ghazali berangkat dari keprihatinan kaum muda yang terbelit paham terorisme, dan berharap memutus mata rantai tersebut," sebut pria yang akrab disapa Romo.

Selain anggota Komisi III DPR RI Raden Syafii, kedatangan kepala BNPT juga didampingi Kapolda Sulawesi Tengah Brigjen Pol Rudi serta beberapa pejabat di jajaran BNPT, TNI, dan Kepolisian.

Dalam kesempatan itu, Suhardi melakukan peletakan batu pertama pembangunan masjid Pondok Pesantren Darusy Syifaa'. Luas masjid yang akan dibangun 6.000 meter persegi.

Danramil Kutalimbaru Kapten HS Tamba yang juga ikut menghadiri peletakan batu pertama ini mengungkapkan, masjid tersebut akan menjadi masjid terbesar di kawasan Sei Mencirim.

"Kita akan mendukung pengamanan pembangunan masjid ini," ungkap dia.

Pesantren Darusy Syifaa' didirikan mantan napi terorisme Khairul Ghazali pada 2015. Ghazali merupakan napi terorisme yang terlibat perampokan CIMB Niaga pada 2010. Saat ini, ada 20 santri dan lima guru yang menjalani pendidikan di pesantren berkonsep sekolah alam tersebut.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya