Orangtua Korban Human Trafficking Asal NTT Temui Menakertrans

Dalam pertemuan ini, orangtua Yufrida dan Dolfina langsung berkeluh kesah di depan Menteri Hanif.

oleh Nafiysul Qodar diperbarui 27 Sep 2016, 15:30 WIB
Diterbitkan 27 Sep 2016, 15:30 WIB
gedung Kemenakertrans
Dalam pertemuan ini, orangtua Yufrida dan Dolfina langsung berkeluh kesah di depan Menteri Hanif.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Menakertrans) Hanif Dhakiri menerima kedatangan aktivis International Migrants Alliance (IMA) Eni Lestari Andayani.

Tenaga Kerja Wanita (TKW) yang pernah berpidato di PBB itu, hadir bersama sejumlah buruh migran dan keluarga korban human trafficking atau perdagangan orang di luar negeri.

‎Rombongan yang hadir meliputi sejumlah elemen masyarakat dari Nusa Tenggara Timur (NTT).  Pertemuan ini juga dihadiri orangtua dua TKW yang meninggal dalam kondisi tak wajar saat bekerja di Malaysia, yakni Yufrida Selan dan Dolfina Abuk.

‎Dalam pertemuan ini, orangtua Yufrida dan Dolfina langsung berkeluh kesah di depan Menteri Hanif. Mereka menceritakan kronologi singkat, bagaimana anak-anaknya berangkat ke Malaysia sebagai TKW hingga pulang dalam kondisi sudah tak bernyawa.

"Yang ingin saya tanyakan, saya minta penjelasan, bagaimana dengan kata legal dan ilegal? Karena kami orang di desa tidak tahu bedanya," tanya ayah Yufrida, Metusalak Selan, di Kantor Kemenakertrans, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Selasa (27/9/2016).

"Kedua, kenapa kalau ilegal, jenazahnya yang di Malaysia kok bisa sampai ke keluarga di Indonesia?" sambung dia.

Metusalak tidak pernah menyangka nasib putrinya ber‎akhir tragis. Keluarga bahkan tidak pernah tahu kepergian Yufrida ke Malaysia sebagai TKW. Beberapa kali dia mencari di Kupang, hingga akhirnya kabar duka sampai ke telinganya.

Berbeda dengan Petrus Bouk, ayah Dolfina. Dia telah mengetahui keberangkatan ‎putrinya mengais rezeki di negeri orang. Bahkan, anaknya beberapa kali sempat mengirimkan uang ke Tanah Air.

Namun setelah dua tahun bekerja, kontrak kerja Dolfina di Malaysia habis. Sejak saat itu‎, keluarga di NTT tidak pernah mendapatkan kabar nasib Dolfina di Malaysia.

Keluarga terkejut ketika mendadak mendapatkan kabar Dolfina bunuh diri di Malaysia. ‎Jenazah pun dibawa pulang ke tanah kelahiran di NTT. Namun, keluarga kaget saat melihat kondisi jenazah yang penuh luka diduga akibat penganiayaan.

"Peti dibuka, kemudian saya lihat ada banyak luka. Ada robekan di dada hingga perut. Di leher juga ada luka," ungkap Petrus.

Mendengar cerita keluarga korban human trafficking, Hanif mengaku terpukul. Dia pun menyampaikan duka mendalam atas nasib tragis yang dialami para pejuang devisa itu.

"Saya ingin sampaikan duka cita yang mendalam kepada keluarga yang jadi korban trafficking ini," ucap Hanif.

Ke depan, pemerintah akan memperbaiki sistem pengiriman tenaga kerja ke luar negeri, termasuk pembekalan yang matang bagi calon TKI. Dia juga akan memberantas perusahaan penyalur TKI ilegal.

"Saya belum pernah mengeluarkan izin PJTKI (Perusahaan Jasa TKI). Tapi saya sudah mencabut seratus lebih. Kita akan tindak tegas perusahaan yang menjalankan praktik itu (pengiriman TKI ilegal), yang saat ini juga sedang ditangani oleh pihak kepolisian," tandas Hanif.

 

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya