Pendaki Depok Meninggal di Gunung Semeru Sempat Dilarang Ayahnya

Rencananya, korban akan dimakamkan esok hari

oleh Ady Anugrahadi diperbarui 09 Okt 2016, 16:10 WIB
Diterbitkan 09 Okt 2016, 16:10 WIB
Ady Anugrahadi/Liputan6.com
Sahat M Pasaribu meninggal saat mendaki Gunung Semeru (Ady Anugrahadi/Liputan6.com)

Liputan6.com, Depok - Suasana duka menyelimuti rumah Sahat M Pasaribu, di Jalan Bakti ABRI RT05/RW 07, Kelurahan Sukamaju Baru, Kecamatan Tapos. Sahat meninggal saat mendaki Gunung Semeru.

Kakak Sahat, Antonius M Pasaribu, (25) menyatakan, ayahnya sempat melarang saat Sahat akan mendaki Semeru.

Antonius menyatakan, Sahat meninggalkan rumah pada Selasa, 4 Oktober 2016 sekitar pukul 02.00 WIB bersama kawan-kawannya. Sebelum berangkat adiknya sempat mengeluh sakit perut hingga ayahnya membawa ke rumah sakit.

Melihat kondisi Sahat seperti itu, ayahnya menyuruh Sahat membatalkan niatnya mendaki Semeru, Namun, dia menolak dan tetap berangkat.

“Dia bilang ke ayahnya hanya sakit biasa saja. Karena memang dia tidak punya riwayat sakit parah,” kata Antonius di Depok, Minggu (9/10/2016).

Antonius mendapatkan kabar adiknya meninggal Sabtu 8 Oktober kemarin. Dia dikabari ibunya sekira pukul 11.30 WIB. Dia sempat tidak mempercayai kabar tersebut, yang menurutnya masih simpang siur.

“Nyokap langsung dari polisi sana. Saya sempat gak percaya mudah-mudahan sih bukan dia, soalnya kemungkinan orang lain,” ujar Antonius.

Pantauan Liputan6.com, keluarga dan sejumlah kerabat tengah pergi ke Rumah Sentra Medika Cibinong. Rencananya, korban akan dimakamkan esok hari.

Sahat M Pasaribu dilaporkan meninggal dunia saat berupaya menaklukkan puncak Mahameru. Korban dilaporkan mengalami gangguan kesehatan dan nyawanya tak bisa diselamatkan, Sabtu dini hari, 8 Oktober kemarin.

Bersama 13 rekannya, Sahat tiba di Pos Perizinan Ranupane, 5 Oktober. Pada Jumat 7 Oktober, kondisi Sahat diketahui lemas dan tak mau makan sehingga dipaksa agar tetap mau makan.

Ia juga dipakaikan blanket atau jaket berbahan plastik dengan tujuan menjaga suhu tubuhnya tetap hangat. Saat rekan–rekannya berbenah bersiap turun, Sahat tertidur memakai satu sleeping bag rangkap beralaskan tutup tenda.

"Dini hari tadi korban diketahui sudah tak bisa diselamatkan. Sekarang masih menunggu keputusan keluarga untuk membawa jenazah almarhum," ujar Koordinator lapangan tim SAR Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB TNBTS) Joko Purwito.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya