Liputan6.com, Jakarta Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada Agustus 2016 terdapat 125,44 juta orang angkatan kerja, terdiri dari 118,41 juta orang penduduk bekerja dan 7,03 juta orang penganggur. Jumlah penganggur turun sebanyak 530 ribu orang dibandingkan
dengan Agustus 2015. Penurunan ini didukung oleh Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) yang meningkat. TPAK menggambarkan persentase penduduk usia kerja (usia 15 tahun ke atas) yang berpartisipasi aktif di pasar kerja. TPAK pada
Agustus 2016 sebesar 66,34 persen, artinya dari 100 penduduk usia kerja 66 orang diantaranya berpartisipasi aktif di pasar kerja.
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) pada Agustus 2016 sebesar 5,61 persen. TPT adalah persentase jumlah penganggur terhadap jumlah angkatan kerja. TPT sebesar 5,61 persen berarti dari 100 angkatan kerja terdapat 5 hingga 6 orang pengangguran. Jika dibandingkan kondisi setahun yang lalu (Agustus 2015) TPT mengalami penurunan sebesar 0,57 poin. Namun dibanding Februari 2016, realisasi pengangguran di Agustus mengalami kenaikan 10 ribu orang.
Advertisement
Baca Juga
Jika dilihat dari pendidikan terakhir yang ditamatkan, TPT penganggur tertinggi berasal dari pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). TPT terendah berada di pendidikan Sekolah Dasar (SD) ke bawah. Hal ini dikarenakan mereka yang berpendidikan rendah cenderung mau menerima pekerjaan apapun, sementara mereka yang berpendidikan lebih tinggi cenderung memilih pekerjaan yang sesuai.
Lapangan pekerjaan di bidang pertanian masih menjadi pekerjaan yang paling banyak dimiliki oleh penduduk bekerja. Pada Agustus 2016 sebanyak 37,77 juta orang bekerja di bidang pertanian. Laporan keadaan ketenagakerjaan Agustus 2016 juga
mencatat jumlah jam kerja per minggu. Lebih dari 70 persen pekerja bekerja lebih dari 35 jam dalam seminggu.
Provinsi Banten menjadi provinsi dengan tingkat pengangguran paling banyak di Indonesia. Sedangkan tingkat pengangguran terendah di Provinsi Bali dan Provinsi Bangka Belitung. Jumlah pengangguran di kedua provinsi tersebut sedikit karena ada sektor pariwisata yang menjadi tulang punggung perekonomian daerah setempat.
Menurut Direktur Statistik Kependudukan dan Ketenagakerjaan BPS, Sukardi, mengatakan penurunan angka pengangguran tak terlepas dari perbaikan ekonomi Indonesia dalam kurun waktu setahun ini.
Â
Â
Â