Angin Kencang Terjang Jabodetabek, Ini 3 Penyebabnya

BMKG menyebutkan kondisi cuaca hujan disertai angin kencang diperkirakan terjadi 3-8 Desember 2016.

oleh Muhammad Ali diperbarui 06 Des 2016, 09:02 WIB
Diterbitkan 06 Des 2016, 09:02 WIB
Pohon Tumbang
Pohon tumbang akibat hujan deras disertai angin kencang menghantam sedan di Kota Bandung. (Twitter/‏‏@farisahasnanto)

Liputan6.com, Jakarta - Wilayah Jakarta dan beberapa kota di sekitaranya (Jabodetabek) sempat diguyur hujan dengan intensitas sedang hingga lebat, disertai angin kencang pada Sabtu siang, 3 Desember 2016, antara pukul 12.30-18.00 WIB.

Kepala Bagian Humas Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Hary Tirto Djatmiko mengatakan, kondisi cuaca tersebut disebabkan beberapa hal.

Pertama, adanya daerah sirkulasi pusaran angin atau pusat tekanan rendah di perairan Utara Aceh dan Samudra Hindia sebelah selatan Bali, serta pola sirkulasi angin tertutup di sekitar perairan Sulawesi Utara bagian utara dan perairan utara Papua Barat.

"Hal ini mempengaruhi pola cuaca di wilayah Indonesia yang mengakibatkan terbentuknya daerah belokan, perlambatan, dan pertemuan (konvergensi) angin di sekitar wilayah Sumatera Barat, Bengkulu," ujar Hary dalam keterangan tertulisnya, Selasa (6/12/2016).

Kemudian Lampung, Banten, Jabodetabek, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, Gorontalo, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Papua Barat dan Papua bagian Tengah dan Selatan.

Kedua, adanya aliran atau dorongan massa udara dingin dan kering dari Asia Tengah, yang terpantau mulai masuk menuju wilayah Indonesia sebelah utara Khatulistiwa. Dorongan massa udara dingin dan kering dari Australia bagian timur juga terpantau masuk ke wilayah Samudra Hindia sebelah selatan Sumatera hingga selatan NTB, Laut Arafura bagian selatan, dan Teluk Carpentaria.

"Kondisi tersebut menyebabkan peningkatan potensi hujan di sebagian besar wilayah Indonesia," kata dia.

Ketiga, massa udara basah diindikasikan oleh tingginya kelembaban udara (70-80 persen) baik pada ketinggian 1.500 m, 3.000 m, maupun 5.000 m yang terkonsentrasi di sejumlah wilayah. Antara lain Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Jambi, Bengkulu, Sumatera Barat, Babel, Lampung.

Kemudian Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, Gorontalo, Maluku Utara dan Maluku, Papua dan Papua Barat.

"Hal ini mendukung proses konveksi dalam skala lokal, sehingga juga turut mendukung pembentukan dan pertumbuhan awan hujan di wilayah Indonesia. Kondisi tersebut dapat meningkatkan potensi pembentukan dan pertumbuhan awan hujan di wilayah tersebut," papar dia.

Hujan disertai angin kencang yang melanda wilayah Jabodetabek, pada Sabtu siang, 3 Desember 2016, antara pukul 12.30-18.00 WIB. Angin kencang ini berdampak kerusakan seperti robohnya konstruksi dan papan reklame di Bandara Soekarno Hatta, dan 56 pohon tumbang di sejumlah wilayah Jabodetabek.

Hasil catatan dan pengukuran kecepatan angin di beberapa UPT BMKG Jabodetabek, berkisar antara 40-90 km per jam, dengan arah pergerakan dari arah barat daya hingga barat, termasuk kategori angin kuat (strong breeze) atau angin ribut kuat (strong gale).

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya