Liputan6.com, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla tiba-tiba terbang ke Jakarta Selasa sore, 26 Juli 2016. Padahal saat itu dia tengah melakukan kunjungan kerja di Makassar, Sulawesi Selatan.
Politikus senior Partai Golkar itu dijadwalkan baru mengakhiri kunjugan kerja di Makassar pada pukul 16.00 Wita. Namun tiba-tiba Presiden Jokowi menelepon.
Sesampainya JK di Istana, kemudian para menteri bidang ekonomi langsung merapat. Meski ramai didatangi banyak menteri, tapi suasana malam itu sangat sunyi. Tak ada satu pun menteri yang memberikan pernyataan apa yang sebenarnya terjadi di dalam Istana.
Advertisement
Secara berturut-turut, saat itu, terlihat Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said, Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (MenPAN-RB) Yuddy Chrisnandi, Menteri Perdagangan Thomas Trikasih Lembong.
Lalu datang menyusul Menteri Perindustrian Saleh Husin dan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Sofyan Djalil.
Rupanya mereka dipanggil Jokowi karena akan dicopot sebagai menteri. Berita reshuffle kabinet yang simpang siur itu terkonfirmasi keesokan harinya, setelah Jokowi menyiarkan kabar melalui Twitter bahwa dia akan segera mengumumkan kabinet barunya.
Dalam tweet yang di-posting pukul 10.19 WIB, Rabu 27 Juli 2016, Presiden Jokowi menulis, "Kabinet baru akan segera diumumkan. Dukungan rakyat sangat penting untuk keberhasilan pemerintahan-Jkw."
Tepat pukul 11.00 WIB, di beranda Istana Merdeka, Jokowi mengumumkan secara resmi perombakan kabinet kerja jilid II. Ada 12 posisi menteri yang diganti. Sebagian digeser posisinya, sebagian lagi mereka yang baru menjabat menteri di pemerintahan Jokowi-JK dan menggantikan menteri lama.
Orang pertama yang dia sebut adalah Sri Mulyani. Direktur Pelaksana Bank Dunia itu diminta Jokowi menggantikan Bambang Brojonegoro sebagai menteri keuangan.
Saat nama Sri Mulyani disebut, istana mendadak riuh. Banyak yang bersorak dan bertepuk tangan. Dengan mengenakan blus putih, celana panjang hitam, Menkeu dan Menko Perekonomian era Presiden SBY itu pun tampil ke depan.
Hanya biografi Sri Mulyani pulalah yang dibacakan lebih lama oleh Menteri Sekretaris Negara Pratikno. Sementara menteri lainnya tak ada respons dan biografinya dibacakan singkat.
"Sudah ada komunikasi bapak presiden dengan Presiden Bank Dunia. Dan Ibu Sri Mulyani telah diberi izin untuk kembali ke Indonesia untuk menjadi menteri," kata Pratikno.
Reshuffle dipertengahan 2016 ini merupakan Reshuffle kedua yang dilakukan Jokowi untuk mengubah tatanan pemerintahan yang dipimpinnya selama lebih dua tahun memimpin. Beberapa nama juga dianggap merupakan nama yang selama ini diharapkan publik. Salah satunya Sri Mulyani.
Penunjukan mantan Menko Perekonomian era Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono itu ternyata memiliki cerita yang panjang. Presiden RI Jokowi ternyata sangat menginginkan Sri Mulyani untuk menjadi menteri. Namun hal itu terus ditolak Sri Mulyani.
"Saya dengar Presiden juga mendekati Sri Mulyani, namun Sri Mulyani menolak dengan halus. Jadi kalau sekarang Sri Mulyani bersedia mungkin timing-nya sudah tepat, itu sangat bagus," kata Ekonom Tony Prasetiantono.
Masuknya Sri Mulyani dalam kabinet ini, ditambahkan Toni juga pernah direkomendasikan oleh para ekonom yang sering mengadakan pertemuan rutin dengan Presiden, termasuk salah satu di antaranya dirinya.
"Saya surprised dan gembira atas terpilihnya Bu Sri Mulyani, dia bisa diyakinkan Presiden Jokowi untuk kembali. Sebelum reshuffle yang lalu, saya juga memberi masukan ke Presiden, agar beliau dipanggil pulang untuk posisi Menko atau Menkeu," tegas Toni.
Toni mengaku, dalam pertemuan Juli 2016 para ekonom dan presiden sepakat mengenai pemikiran bahwa untuk menjalankan ekonomi yang berdaulat dan maju, butuh sosok menteri ekonomi yang aksentuatif atau yang mampu merebut hati investor.
Dengan pengalaman Sri Mulyani di Bank Dunia, apa yang dibutuhkan Presiden Jokowi sudah melekat di dalam sosok Sri Mulyani. "Ketika pasar sedang terguncang dan confidence rendah misalnya, bisa ditenangkan Sri Mulyani.
Statement-statementnya bisa menenangkan, berpengaruh dan membangun confidence. Mirip Janet Yellen di AS," tutup Toni.
Selain nama Sri Mulyani, ada beberapa nama baru seperti Budi Karya yang mengisi pos Menteri Perhubungan, Muhadjir Effendy sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dan politisi Partai Golkar Airlangga Hartanto yang diplot menjadi Menteri Perindustrian.
Berikut ini nama-nama menteri baru yang diumumkan Jokowi pada Rabu 27 Juli 2016 di Istana Kepresidenan, Jakarta:
1. Luhut Binsar Pandjaitan sebagai Menko Kemaritiman
2. Bambang S Brodjonegoro sebagai Kepala Bappenas
3. Sofyan Djalil sebagai Menteri Agraria dan Tata Ruang
4. Thomas Lembong sebagai Kepala BKPM
5. Wiranto sebagai Menko Polhukam
6. Sri Mulyani Indrawati sebagai Menteri Keuangan
7. Eko Putro Sanjoyo sebagai Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
8. Budi Karya sebagai Menteri Perhubungan
9. Muhadjir Effendy sebagai Mendikbud
10. Enggartyasto Lukita sebagai Menteri Perdagangan
11. Airlangga Hartarto sebagai Menteri Perindustrian
12. Arcandra Tahar sebagai Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM)
13. Asman Abnur sebagai Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.
Terdapat beberapa menteri yang masih bertahan dan hanya pindah posisi, yakni:
1. Menteri Keuangan (Menkeu) Bambang Brodjonegoro bergeser ke Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas
2. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya menjadi Luhut Binsar Pandjaitan dari sebelumnya Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan
3. Menteri PPN/Kepala Bappenas Sofyan Djalil digeser ke Menteri Agraria dan Tata Ruang
4. Menteri Perdagangan Thomas Lembong dipindah ke posisi Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)
Sementara sebanyak 8 menteri harus meninggalkan Kabinet Kerja, antara lain:
1. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Rizal Ramli
2. Menteri Energi dan Sumber Daya Manusia Sudirman Said
3. Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN RB) Yuddy Chrisnandi
4. Menteri Agraria dan Tata Ruang Ferry Mursyidan Baldan
5. Menteri Perindustrian Saleh Husin
6. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan
7. Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Marwan Jafar
8. Menteri Perhubungan Ignasius Jonan.
Terdapat beberapa menteri yang masih bertahan dan hanya pindah posisi, yakni:
1. Menteri Keuangan (Menkeu) Bambang Brodjonegoro bergeser ke Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas
2. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya menjadi Luhut Binsar Pandjaitan dari sebelumnya Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan
3. Menteri PPN/Kepala Bappenas Sofyan Djalil digeser ke Menteri Agraria dan Tata Ruang
4. Menteri Perdagangan Thomas Lembong dipindah ke posisi Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)
Kebut Pembangunan, Perbaiki Ekonomi
Jokowi mengatakan, reshuffle kabinet jilid II ini dilakukan untuk mempercepat penanganan masalah ekonomi dan kesenjangan wilayah.
"Inilah masalah yang harus kita percepat penyelesaiannya. Kita harus memperkuat ekonomi nasional untuk menghadapi ekonomi dunia yang melambat, sekaligus penuh persaingan dan kompetisi," ujar Jokowi.
Mantan Gubernur DKI Jakarta ini juga menegaskan, reshuffle kabinet demi membuka lapangan kerja seluas-luasnya untuk rakyat.
"Saya menyadari tantangan terus berubah dan membutuhkan kecepatan kita dalam bertindak memutuskan. Kita harus bertindak langsung dirasakan rakyat dalam jangka pendek, menengah, dan panjang," kata Jokowi.
Dia menekankan agar para menteri baru ini bekerja lebih cepat, efektif, dan solid, sehingga bisa memberikan hasil nyata dalam waktu cepat.
"Saya tekankan semangat kabinet kerja untuk penguatan pemerintah. Kabinet bekerja cepat untuk rakyat, memberi manfaat nyata dan dirasakan oleh rakyat," tandas Jokowi.
Usai melantik para menterinya pada pukul 13.30 WIB, Jokowi langsung menggelar sidang kabinet paripurna di Istana Merdeka. Seluruh menteri kabinet kerja baik yang baru maupun yang lama juga hadir.
Warning Jokowi
Di awal rapat, Jokowi langsung memberi peringatan kepada para menteri, khususnya sembilan menteri yang baru bergabung. Di pemerintahan Jokowi-JK tidak ada visi-misi menteri.
Pertama untuk yang baru, tidak ada visi-misi menteri yang ada visi-misi presiden dan wakil presiden dan semua kementerian lembaga harus lurus dengan visi-misi tadi," ujar Jokowi.
Selain itu, Jokowi meminta para menteri untuk lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan dan mengeluarkan kebijakan. Semua kebijakan yang berdampak luas bagi masyarakat harus dibicarakan dulu di rapat kabinet, baik paripurna maupun rapat terbatas.
"Jangan sampai ada hal yang berkaitan dengan rakyat banyak langsung dikeluarkan peraturan menteri atau surat negara misalnya. Minimal dibicarakan dulu di ratas," imbuh Jokowi.
Selain itu, keputusan yang sudah diambil dari hasil rapat harus dijalankan dengan baik dan konsisten. Tidak ada lagi kementerian yang jalan sendiri di luar keputusan bersama.
"Tidak ada lagi jalan sendiri-sendiri. Apalagi sudah ada perpres misalnya. Semua hanya satu memberikan dukungan penuh," pungkas Jokowi.
Advertisement
Mereka yang Tersingkir
Sejumlah menteri yang dicopot Jokowi pun tak datang. Hanya Saleh Husin yang menyaksikan langsung Airlangga Hartarto dilantik jadi menteri yang menggantikannya.
Saleh Husin mengaku legawa. Dia mengibaratkan tugasnya seperti sedang bermain sepak bola. Di mana, dirinya sebagai pemain, dan Presiden Jokowi sebagai pelatih.
"Kita ini suatu tim sepak bola. Kalau kita analogikan, oleh pelatih, oleh manajer ditempatkan. Eh kamu mainnya sebagai penyerang, dan setiap saat juga pelatih akan siap melihat permainan yang kurang baik mungkin ditarik atau diganti," kata Saleh Husin di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu 27Juli 2016.
Saleh mengakui, jika ada pergantian itu berarti kinerjanya selama ini dinilai kurang baik di mata Presiden Jokowi. Dia pun menjadikan hal itu sebagai motivasi untuk bekerja lebih baik.
Pergantian pemain dalam sepak bola dinilai Saleh satu hal yang biasa. Karena, siapapun pelatihnya, dia meyakini hal itu demi kemenangan sebuah tim, bukan kemenangan perseorangan. Tim dalam hal ini adalah kemenangan Indonesia dalam menghadapi persaingan.
Disinggung mengenai rencana dirinya usai tidak lagi menjabat sebagai menteri, Saleh mengaku lebih mempersiapkan diri untuk jabatan baru yang ditawarkan kepadanya.
"Ya nanti kita lihat saja (jabatan barunya). Yang paling utama saya hadir. Di sini kan adalah menteri yang diganti yang satu-satunya hadir hanya saya," papar dia.
Mantan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Yuddy Chrisnandi pun menceritakan proses pemberitahuan pencopotan dirinya oleh Jokowi.
"Jadi prosesnya itu semalam saya diminta bertemu dengan Pak Presiden. Saat bertemu Beliau, Beliau menyampaikan ada situasi internasional, tekanan ekonomi global, kondisi dan situasi politik nasional yang mengharuskan pemerintah melakukan percepatan dan perubahan, sehingga Pak Presiden mengatakan kepada saya mohon maaf," kata Yuddy.
Yuddy mengatakan, pernyataan Jokowi kepada dirinya terhenti pada kata 'mohon maaf'. Namun dirinya sudah bisa memahami maksud Jokowi ingin menggantinya dari kursi kabinet.
"Presiden tidak meneruskan permohonan maafnya, tapi saya paham. Saya lalu mengatakan kepada Pak Presiden tidak ada masalah sama sekali, saya ikhlas dan bahkan berterima kasih kepada beliau sudah diberikan kesempatan membantu kabinet selama kurun waktu hampir dua tahun," ujar Yuddy.
Sementara, Rizal Ramli memilih mencurahkan isi harinya lewat akun Twitter-nya. Dia mengaku sudah memberikan yang terbaik bagi bangsa Indonesia selama menjabat sebagai Menko Maritim.
"Saya telah mencoba berbuat yang terbaik untuk bangsa dan rakyat Indonesia. Terima kasih rakyat Indonesia..DR. Rizal Ramli," cuit Rizal Ramli.
Anies Baswedan pun mengucapkan terima kasihnya kepada Presiden Jokowi karena diberi kesempatan menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Dia terkena reshuffle kabinet dan digantikan Muhadjir Effendy.
"Terima kasih kepada Presiden Joko Widodo atas kepercayaannya selama ini, terima kasih juga kepada jajaran Kemendikbud yang telah bekerja bersama saya," kata Anies.