Kata JK soal Keanggotaan Indonesia di Organisasi Internasional

JK mengakui memang ada organisasi yang dinilai tidak terlalu penting dan cenderung aneh yang diikuti Indonesia.

oleh Ahmad Romadoni diperbarui 23 Des 2016, 18:12 WIB
Diterbitkan 23 Des 2016, 18:12 WIB
Jusuf Kalla
Wakil Presiden Jusuf Kalla (Liputan6.com/ Ahmad Romadoni)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi meminta jajaran kabinet kerja mengevaluasi kembali keanggotaan Indonesia di berbagai organisasi internasional. Setidaknya ada 75 organisasi yang akan dievaluasi.

Wakil Presiden Jusuf Kalla atau JK mengatakan, dari 75 organisasi internasional yang kemungkinan akan ditinggalkan, ada 20-an organisasi yang hampir pasti di mana Indonesia akan keluar.

JK mengakui memang ada organisasi yang dinilai tidak terlalu penting dan cenderung aneh yang diikuti Indonesia.

"Banyak organisasi-organisasi yang rada-rada kurang penting atau aneh saja, contohnya organisasi hansip internasional. Ada organisasi ilmiah apa, macam-macamlah yang aneh, yang mungkin ditawarin langsung masuk. Ada yang organisasi turis Asia, tapi ada juga organisiasi turis se-Asia, beda-beda nama saja. Jadi satu saja jangan dua. Banyaklah yang agak tidak terlalu penting," jelas JK di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Jumat (23/12/2016).

Keanggotaan Indonesia di organisasi internasional yang tidak penting ini tetap harus datang dalam setiap kongres. Akan ada biaya yang harus dikeluarkan untuk memberangkatkan delegasi ke kongres itu meski organisasinya terbilang tidak terlalu penting.

JK menilai, jumlahnya juga memang tidak banyak. Ketidakikutsertaan Indonesia di beberapa organisasi internasional ini tidak akan berpengaruh pada keanggotaan Indonesia di PBB.

"Yang UN dan semua organisasi di bawah UN ini kita tetap, kita masuk di sub anggota lebih dari 250, yang kira-kira kita tidak masuk ya mungkin hanya 20-an nanti, ditarik, tidak banyak. Sepuluh persen," pungkas JK.

 

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya