Mencari Nilai Tambah Becak di Jakarta

Di Jakarta, becak beroperasi hanya di kawasan tertentu, rata-rata di kawasan padat penduduk.

oleh Muslim AR diperbarui 09 Jan 2017, 08:01 WIB
Diterbitkan 09 Jan 2017, 08:01 WIB
20160504-Becak-Wisata-Yogyakarta-Boy-Harjanto
Seorang turis mengabadikan gambar dari atas becak saat mengelilingi alun alun Kraton Kesultanan Yogyakarta, (4/5). Becak menjadi transportasi ramah lingkungan yang di minati wisatawan karena tidak menimbulkan polusi udara. (Liputan6.com/Boy Harjanto)

Liputan6.com, Jakarta - Keberadaan becak di Ibu Kota pernah dihanguskan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pada 2001. Ribuan becak disita, ratusan dipres jadi besi kiloan, ratusan lainnya ditenggelamkan ke dasar laut untuk rumah ikan, selebihnya dipulangkan bersama dengan penarik becaknya.

Becak sudah resmi dilarang oleh Pemerintah Jakarta, meski awal Januari 2016 puluhan tukang becak mendemo Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok kala itu. Namun, Perda Nomor 8 Tahun 2007 tentang Ketertiban Umum tak jua dicabut atau direvisi.

bKini, Becak masih setia dipakai oleh kalangan warga kelas menengah ke bawah. Ibu rumah tangga jadi pelanggan tetap becak, mereka terbantu saat usai belanja dari pasar tradisional.

Di Jakarta, becak-becak ini beroperasi hanya di kawasan tertentu, rata-rata di kawasan padat penduduk. Mereka hanya melayani rute gang-gang kecil saja.

"Memang di sana peruntukannya, kalau jalan raya becak memang bisa membahayakan pengguna jalan lain dan diri mereka sendiri," ujar Direktur Institut Studi Transportasi (INSTAN) Darmaningtyas pada Liputan6.com di Jakarta, Minggu 8 Januari 2016.

(Liputan6.com/Ahmad Romadoni)

Instan merupakan LSM yang fokus pada persoalan transportasi bahkan tetap memproduksi becak hingga akhir 2014. Darmaningtyas mengatakan, becak sejatinya dapat menjadi daya tarik wisata tersendiri jika dikelola dan diatur dengan baik.

"Mereka ini transportasi ramah lingkungan, tanpa polusi, dan memang cocok bagi lingkungan Jakarta yang bergang-gang," jelas Darmaningtyas.

Ia sependapat dengan aturan Pemprov DKI soal larangan di jalan raya. Namun, jika becak dioperasikan di kawasan padat penduduk, tentunya membantu warga.

Terlebih, jika becak-becak itu dioperasikan di kawasan wisata. Daya tarik dari transportasi itu akan memberi nilai tambah bagi objek wisata itu sendiri.

"Mereka kan bebas polusi, kalau diatur dengan baik, tempat-tempat wisata di Jakarta akan semarak dengan becak," kata dia.

Keberadaan becak di Jakarta (Liputan6.com/Muslim AR)

Darmaningtyas menyebut, kawasan Kota Tua, Ragunan, dan Taman Mini Indonesia bisa jadi tempat operasi becak. "Tentunya dengan aturan yang jelas," tutur dia.

Darmaningtyas mencontohkan pengaturan operasi becak di Yogyakarta. Menurutnya, Jakarta bisa meniru apa yang ada di Yogyakarta. Sehingga wisata murah, meriah dan menarik bisa membuat pengunjung makin nyaman.

"Para pengunjung bisa menikmati kawasan wisata dengan naik becak, apalagi becak angkutan ramah lingkungan," ucap Darmaningtyas.

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya