Liputan6.com, Jakarta - Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) bersyukur akhirnya pemerintah bertemu dengan pemimpin aksi 112. SBY juga berterima kasih kepada Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan Wiranto dan Pimpinan FPI Rizieq Shihab.
Hal ini dikatakan SBY dalam akun twitternya @SBYudhoyono yang dia unggah 3 jam lalu.
"Alhamdulillah,akhirnya pemerintah bertemu para pemimpin Aksi Damai. Pertemuan sejuk. Terima kasih Pak Wiranto, Habib Rizieq & yg lain *SBY*," cuit SBY.
Advertisement
Menurut SBY, dialog antara pemerintah dan pemimpin aksi 112 itu penting karena pemerintah menggunakan soft power dalam mencari solusi. Bukan mengedepankan kekuatan dan kekuasaan.
SBY juga berpesan agar para pemimpin aksi 112 menghormati keinginan pemerintah untuk menjaga kerukunan, stabilitas sosial dan keamanan Jakarta.
"Amat melegakan pernyataan Habib Rizieq yg dukung tegaknya NKRI, Pancasila & Kebhinnekaan. Rakyat Indonesia ingin dengar scr langsung *SBY*," tulis Ketua Umum Partai Demokrat itu.
Dengan langkah Wiranto yang mengedepaankan dialog ini, kata SBY, berarti negara dan pemerintah telah memperlakukan rakyatnya dengan kasih sayang.
"Pak Wiranto telah berikan contoh baik. Negara & pemerintah perlakukan rakyatnya dgn hati & kasih sayang, bukan kekuasaan & kebencian. *SBY*," kata dia.
Umat Islam, kata SBY mesti bersyukur dan berharap kebijakan dan langkah pemerintah ini terus berlanjut. Sehingga tak ada Islamopobhia di Indonesia.
"Semoga persaudaraan, toleransi & ketenggangrasaan antar umat beragama & serta antar identitas lain ke depan makin kokoh *SBY*," tulis SBY.
SBY pun berpesan agar semua pihak menciptakan keamanan dan kedamaian. Sehingga Pilkada Serentak 2017 berlangsung jujur dan adil.
Kapolri Jenderal Tito Karnavian menegaskan hingga kini tidak ada pemberitahuan terkait aksi 112 yang akan digelar di Monas, Jakarta Pusat. Jika itu terjadi, pihaknya tak akan segan untuk bertindak.
"Hari ini, tidak ada pemberitahuan dari pihak lain yang melakukan aksi di Monas. Siapa pun yang melakukan aksi di Monas, kita akan terapkan pembubaran," ujar Tito di Mapolda Metro Jaya, Jumat (10/2/2017).
Tito menambahkan, pihak keamanan berhak membubarkan aksi 112 yang melanggar itu. Semua tindakan pembubaran itu dinilai sudah sesuai dengan undang-undang yang berlaku.
"Kalau (pembubaran) ditentang, kita lakukan upaya paksa. Itu dilakukan bila ada yang melakukan aksi di Monas berkaitan dengan masalah ini," ujar dia."Jadi, silakan lakukan aksi di Istiqlal," imbuh Tito.
Tito juga menegaskan agar aksi 11 Februari 2017 tidak dibumbui dengan politik.
"Supaya spirit ibadahnya lebih banyak. Jangan sampai menjadi orasi politik, kemudian menjelekkan orang lain. Ini tidak etis," ujar Tito.