Atasi Banjir, Kementerian PU-PR Contoh Jepang

Di Indonesia bendungan dimanfaatkan untuk irigasi, persawahan, dan pembangkit tenaga listrik. Kini, bendungan pun bisa atasi banjir.

oleh Liputan6 diperbarui 24 Feb 2017, 09:46 WIB
Diterbitkan 24 Feb 2017, 09:46 WIB
Direktur Jenderal Pengelolaan Air, Imam Santoso
Dirjen Pengelolaan Air, Imam Santoso saat menghadiri forum Narbo ke 6 di Jakarta

Liputan6.com, Jakarta Air merupakan elemen penting bagi kehidupan semua makhluk yang ada di bumi. Maka dari itu dibuatlah waduk atau bendungan agar ketersedian air tetap stabil. Dari situ, air bisa dimanfaatkan lebih optimal.

Di Indonesia bendungan dimanfaatkan untuk irigasi, persawahan, dan pembangkit tenaga listrik. Malah, beberapa bendungan kerap dijadikan objek wisata. Tak hanya itu, fungsi lainnya bisa mengatasi banjir.

Hal itu pun dibenarkan oleh Direktur Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan rakyat (PU-PR), Imam Santoso, Kamis (23/2/2017). Ia mengatakan untuk mengatasi banjir, bisa membuat bendungan kering yang telah diterapkan oleh negara Jepang.

“Di indonesia belum ada bendungan kering. Namun, Jepang sudah dibuat. Nantinya Indonesia akan konsultasi mengenai pengelolaan bendungan tersebut laiknya di Jepang,” ujar Imam Santoso saat ditemui dalam acara The 6th General Meeting Network of Asia River Basin Organization (NARBO), di gedung kementerian PU-PR, Jakarta.

Pengelolaan air, lanjut Imam, dengan adanya forum NARBO ini, seluruh anggota yang tergabung bisa menukar gagasan dan pengalaman mengenai pengelolaan air di negara masing-masing.

“Sama seperti sungai Mekong. Sumber air itu dimanfaatkan empat Negara sekaligus. Mulai dari China, Thailand, sampai Vietnam. Dalam forum ini akan di diskusikan bagaimana mereka mengelola sungai tersebut,” imbuh Imam Santoso.

Tak hanya itu, lanjut Imam, forum ini tidak memberikan bantuan kepada anggota lainnya karena bersifat non benefit. Jadi, hanya sebatas forum semata, namun para anggota bisa saling menukar pengalaman cara pengelolaan air.

Orgnisasi Narbo yang digagas pada 2004 ini, sudah mempunyai 19 anggota negara termasuk Indonesia. Pada pertemuan yang ke-6 ini, Indonesia mengambil beberapa isu pembahasan yang salah satunya adalah ketahanan pangan.

Ketahanan pangan

Untuk mendukung program Nawa Cita, ada beberapa hal yang perlu dipenuhi, salah satunya mengenai ketahanan pangan. Maka dari itu kedaulatan air dengan membuat bendungan-bendungan baru di Tanah air.

Imam Santoso menjelaskan, pemerintah Indonesia akan membangun 65 bendungan sampai 2019. Pembangunan itu akan rampung pada 2022. Sedangkan untuk irigasi, akan ada rehabilitasi 3 juta hektar irigasi dan pembangunan 1 juta hektar irigasi baru.

Tak hanya itu, pada tahun ini, akan ada sembilan bendungan baru yang tersebar di Tanah Air.

“Perlu diketahui, untuk membangun suatu bendungan tidak bisa rampung dalam kurun waktu satu tahun. Butuh 3-4 tahun untuk membuat bendungan,” ujar Imam Santoso.

Nantinya, bendungan itu akan bermanfaat bagi sektor pertanian, irigasi, pengamanan pantai, dan pengelolaan air baku.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya