AM Hendropriyono: Agama Jangan Jadi Permasalahan

Mantan Kepala BIN dan Ketua Umum PKPI Jenderal (Purn) AM Hendropriyono mengupas cara merawat persatuan dan kesatuan Indonesia.

oleh Putu Merta Surya PutraArnaz Sofian diperbarui 11 Apr 2017, 21:43 WIB
Diterbitkan 11 Apr 2017, 21:43 WIB
AM Hendropriyono
Mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) dan Ketua Umum Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) AM Hendropriyono (Liputan6.com/Gempur M Surya)

Liputan6.com, Jakarta - Persatuan dan kesatuan harus dikedepankan agar segenap komponen bangsa tidak mudah terkoyak di tengah maraknya isu agama yang terutama ditujukan untuk kepentingan atau tujuan politik tertentu. Hal ini pula yang menjadi perhatian Jenderal (Purn) AM Hendropriyono.

Menurut Ketua Umum Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) tersebut, elite baik yudikatif, legislatif, dan eksekutif, dapat mengambil peran masing-masing guna menangkal isu suku, agama, ras, dan antargolongan atau SARA yang tengah marak belakangan. Tak lupa, ia mengajak, para tokoh bersatu memainkan perannya di tengah masyarakat.

"Itulah peran elite. Elite kita ini berperan sangat besar. Bukan hanya yang formal, yang informal juga demikian. Jadi tokoh-tokoh, masyarakat, itu harus disatukan," ucap AM Hendropriyono saat berbincang dengan Liputan 6 SCTV di Jakarta, beberapa hari lalu.

Selain itu, mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) itu menilai, antara agama sebagai wilayah pribadi dengan politik sebagai wilayah umum harus dipisahkan dalam kehidupan sehari-hari. Tak hanya itu, menurut dia, negara juga harus mengatur penceramah di rumah ibadah.

Hendropriyono memaparkan, agama tidak semestinya menjadi permasalahan. Melainkan, agama seharusnya bisa menjadi penyatu rakyat Indonesia.

Politik di Indonesia, lanjut Hendro, cenderung menghalalkan segala cara untuk memenangkan kedudukan dan kekuasaan. Di antaranya, seperti penggunaan rumah ibadah sebagai tempat kampanye.

"Jadi sebetulnya, semua rumah ibadah, masjid, gereja, kuil, temple, itu dikuasai negara. Siapa yang di situ jadi khatib, siapa yang di situ jadi pendeta, siapa yang khutbah. Itu negara menyeleksi dan tanggung jawab," ujar purnawirawan bintang empat TNI Angkatan Darat yang pada 7 Mei mendatang genap berusia 72 tahun.

Hendropriyono juga mengisahkan bagaimana isu SARA tidak berlaku di dunia militer Indonesia. Ia pun mengajak masyarakat untuk mencontoh nilai-nilai tersebut.

Bagaimana pemaparan lengkap Hendropriyono tentang cara merawat persatuan dan kesatuan bangsa? Simak selengkapnya video wawancara Liputan 6 SCTV dengan AM Hendropriyono yang dipandu Nurul Cinta berikut ini.

 

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya