Surat Rindu untuk Ahok dari NTT

Di Kupang, Nusa Tenggara Timur, masyarakat menggelar aksi seribu lilin dan doa bersama selama lima hari sebagai wujud dukungan untuk Ahok.

oleh Ola Keda diperbarui 23 Mei 2017, 06:55 WIB
Diterbitkan 23 Mei 2017, 06:55 WIB
20170509-Ahok Divonis 2 Tahun Penjara-Pool
Terdakwa Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok setelah mendengarkan pembacaan putusan sidang oleh Majelis Hakim di Kementan, Jakarta, Selasa (9/5). Pada sidang vonis, majelis hakim memvonis Ahok pidana penjara dua tahun. (Liputan6.com/RAMDANI/Pool)

Liputan6.com, Kupang - Kasus hukum yang menjerat Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok menyita perhatian seluruh masyarakat Indonesia bahkan dunia. Di Kupang, Nusa Tenggara Timur, masyarakat menggelar aksi seribu lilin dan doa bersama selama lima hari sebagai wujud dukungan terhadap Ahok.

Di NTT, kini, sosok Ahok dikagumi semua kalangan dari anak-anak hingga orang tua. Sosok Ahok pun dianggap sebagai guru bangsa oleh seorang pemuda Kupang, Rudy Tokan.

Ahok saat ini tengah ditahan di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok setelah divonis atas kasus penodaan agama.

Sebagai bentuk kekagumannya terhadap Ahok, Rudi menulis sebuah surat yang ditujukan kepada Mantan Bupati Belitung Timur itu.

Berikut isi surat Rudy untuk Ahok.

Surat Rindu Pro Ahok

Kutulis surat rindu ini, dari lubuk hatiku paling dasar untuk seseorang yang kuanggap sebagai guru bangsa. Sekalipun raganya dipenjara, namun semangat rela berkorbannya menelisik masuk ke relung-relung kalbu, terpendar bagai bunga api yang menjalar, menerangi negeri Nusantara yang gelap gulita malam ini.

Aku sudah berusaha diam, namun rasanya akar-akar rambut yang tumbuh di kepalaku tercerabut, merah darahku seperti memudar, bahkan aku selalu merasa bersalah jika diam, karena diam sama saja dengan kematian. Aku sendiri tak percaya, kalau jerit tulisan ini bakal mengubah keadaan. Namun dengan ini, setidaknya bisa membebaskan diriku dari rasa bersalah jika tak melakukan apapun.

Begitu sesak mengendapkan berjuta-juta kata dalam rasa yang bergelayut di ubun-ubun kepalaku. Sekiranya bisa meluap seperti sungai yang mengalirkan banjir badang, biarlah bergemuruh hingga menerjang lautan manusia yang sedang berorasi dengan bibir kemunafikan.
Ah Tuhan, rupanya imajinasiku telah melampaui batas kuasamu. Aku telah Kau ajarkan berpasrah pada kehendak ilahiMu. Tetapi kenapa Kau diam Yahwe? Jika dia orang baik, mengapa Kau biarkan dia terpenjara hingga muara kesedihanpun tak mampu menampung air mata bangsaku ini? Adakah yang salah dengan negeri ini?

Berabad-abad lamanya bangsa ini diberi cobaan, sampai pada ambang batas kemanusiaan. Dijajah, dijarah, diperkosa, dirampok, layaknya bangsa haram yang dikutuk olehMu.

Apakah demikian Elohim? Saya yakin tidak demikian. Tetapi mengapa saat bangsa ini mulai berdiri dan berlari mengejar ketertinggalan, orang jujur nan baik hati seperti Ahok yang sedang mengurus bangsa ini agar lebih baik tega dipenjarakan? Aku tak habis pikir, tetapi mungkin inilah rencana besarmu buat bangsa ini.

Jika boleh bermohon padaMu, selimutkan guruku malam ini dengan hangat kasihmu agar dia bisa lelap di ruang penindasan. Istri dan anak-anaknya juga pasti gelisah, berharap suami dan ayah mereka baik-baik saja di sana? Maka kuatkan mereka Yahwe, sambil kami berharap kembalikan dia pada peluk mesrah istri dan anak-anaknya.

Teruntuk Ahok yang aku kagumi! aku percaya setiap ucapanmu adalah doa yang sungguh-sungguh lahir dari pikiranmu. Kau pernah berkata, untuk menegakkan kebenaran dan rasa adil bagi rakyat, matipun aku rela. Setiap keputusanmu sering melawan arus. Tindakanmu ini bagi saya sangat heroik, ksatria dan mempesona.

Dalam beberapa episode kebijakanmu menata Jakarta, Kau seperti ikan Salmon. Berenang melawan arus di dasar samudera namun tetap menuai pujian, karena kehendak rakyat kau bikin nyata di pelupuk mata setiap anak-anak Jakarta yang berubah. Kami terus menantikan episode selanjutnya, dari drama panjang penghianatan keji atas dirimu dimana kau diberi peran sebagai tokoh utama. Jangan kau mati Hok, sebab dunia sedang menantimu.

Dataran Tinggi Kolhua

22 Mei 2017

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya