Harapan Yasonna ke Partai Pendukung Terkait RUU Pemilu

Pemerintah ingin ambang batas pencalonan presiden atau presidential threshold di angka 20-25 persen.

oleh Ahmad Romadoni diperbarui 19 Jun 2017, 14:10 WIB
Diterbitkan 19 Jun 2017, 14:10 WIB
20160924 Menkumham Yasonna Laoly Tutup Rakor Pembangunan Hukum Indonesia
Menkumham Yasonna Laoly. (Liputan6.com/Gempur M Surya)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah ingin ambang batas pencalonan presiden atau presidential threshold di angka 20-25 persen di RUU Pemilu. Pemerintah berharap partai pendukung pemerintah bisa mendukung keinginan pemerintah ini.

"Masih dalam pembicaraan, lobi-lobi. Ya partai-partai pendukung pemerintah kita harapkan sesuai hasil lobi itulah kira-kira. Sudah ada beberapa kesepakatan," kata Menteri Hukum dan HAM Yasonna H Laoly di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (19/6/2017).

Yasonna menegaskan, pelaksanaan pemilu dari waktu ke waktu seharusnya semakin menguatkan sistem presidensial, menyederhanakan partai, penguatan sistem parlemen, dan penguatan sistem rekruitmen politik di DPR.

"Kita harapkan Juli sudah selesai. Seharusnya kita harapkan satu atau dua minggu inilah," pungkas Yasonna.

Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo bersikukuh agar presidential threshold atau ambang batas pencalonan presiden 20 persen. Alasannya, angka itu sudah konstitusional.

"Alasan 20 persen sudah terbukti, di zaman (terpilihnya) SBY dan juga Jokowi, tidak ada masalah. Kita punya argumentasi konstitusional, enggak ada strategi, kecuali kemarin 0 persen dan sekarang (mendadak) jadi 20 persen nah itu baru (strategi)," kata Tjahjo di Kementerian Dalam Negeri, Jalan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Jumat 16 Juni 2017.

 

Saksikan video menarik di bawah ini:

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya