Cerita AKP Ocha, 2 Hari Intai Penyelundup Sabu 1 Ton di Anyer

Polisi menggerebek penyelundupan sabu di Pantai Anyer Banten, Jumat 14 Juli 2017.

oleh Ady Anugrahadi diperbarui 16 Jul 2017, 05:43 WIB
Diterbitkan 16 Jul 2017, 05:43 WIB
Ady Anugrahadi/Liputan6.com
Wakasat Narkoba Polresta Depok Ajun Komisaris Rossana Albertina Labobar

Liputan6.com, Depok - Kamis pagi, 13 Juli 2017 sebuah bangunan usang di kawasan Anyer Banten, mendadak menjadi pusat perhatian polisi.

Tim gabungan Direktorat Narkoba Polda Metro Jaya dan Polresta Depok menduga bekas Hotel Mandalika telah beralih fungsi sebagai sandaran bandar narkoba internasional asal Taiwan.

Tidak ingin kebobolan, tim gabungan yang diberi nama Satuan Tugas
Merah Putih berbagi tanggung jawab. Satu dari anggota tim tersebut adalah Wakasat Narkoba Polresta Depok Ajun Komisaris Polisi Rossana Albertina Labobar.

Tidak hanya cantik, perempuan berdarah Ambon juga bernyali besar. Ocha, sapaan akrab Rosana menyusup seorang diri mendekati jarak target. Diketahui, ada empat warga negara Taiwan.

"Kami mengatur strategi. Saya 30 meter dari lokasi, kemudian 10
meternya di belakangnya anggota Polres Depok, dan 10 meter di belakangnya lagi anggota Polda Metro Jaya," papar Ocha membuka perbincangan, Sabtu 15 Juli 2017.

Ocha bersama Satuan Tugas Merah Putih mengamati gerak-gerik Warga negara Taiwan itu dua hari. Selama itu, perempuan penyuka makanan sushi ini harus bolak-balik tiarap di semak-semak untuk dapat mengintai secara dekat.

Hari pertama, Selasa 11 Juli 2017 pukul 23:00 WIB sampai pukul 04.30 WIB, tidak membuahkan hasil. Ocha mendengar empat orang penyeludup Taiwan tidak menaruh barang di lokasi. Walhasil tersangka kembali menuju penginapan di kawasan Jakarta Barat.

"Tersangka marah-marah karena tidak ada barang. Tersangka balik ke hotel. Kami membagi tim, memantau pergerakan mereka selama di hotel. Mereka cuma makan tidur, makan tidur," ujar dia.

Keesokan harinya, Rabu 12 Juli pukul 22.00 WIB hingga Kamis 13 Juli Pukul 03.00 WIB. Ocha kembali melakukan aktivitas serupa. Sekitar pukul 11.00 WIB, dua mobil yang dikendarai tersangka balik ke lokasi di bekas Hotel Mandalika.

Sekitar pukul 02.00 WIB, tersangka mulai menunjukan gelagat mencurigakan seperti sedang mengintruksikan sesuatu. Rupanya para tersangka sudah menaikan 51 kardus berisikan sabu seberat satu ton ke dalam dua mobil tersebut.

Mengingat mobil itu tengah melaju ke pintu keluar, Ocha lantas berkoordinasi dengan anggota lain melalui Whatsapp sembari berinisiatif mengejar. Kebetulan memang posisinya sangat dekat.

Tiba-tiba kendaraan tersebut berbalik arah karena jalan yang dilaluinya dihadang anggota lain. Beberapa anggota yang mengepung kawasan tersebut langsung memberondong mobil dengan tembakan.

"Pas balik arah, saya mau di tabraknya. Untungnya, berhasil menghindar. Satu orang tewas di tempat," ujar Ocha.

Bukan Pertama Kali

Wakasat Narkoba Polresta Depok Ajun Komisaris Rossana Albertina Labobar

Bagi Ocha, ini kali kedua penangkapan jaringan narkoba asal Taiwan. Sebelumnya, September 2016 lalu. Dia pernah dilibatkan menungkapkan
penyeludupan sabu asal Taiwan seberat 135 Kilogram.

"Waktu itu pengembangan, Jaringan asal Taiwannya di tangkap di Dadap, Tangerang,” ujar dia.

Karenanya, dia mengaku sudah mempelajari pola pola narkoba untuk
jaringan internasional asal Taiwan. Menurut dia, tersangka narkoba asal
Taiwan tidak pernah membawa senjata.

"Orang-orang ini hanya punya nyali berani mati. Mereka datang cuma
mengharapkan imbalan besar," ucap dia.

Namun demikian, dia mendapatkan segudang cerita yang tidak akan dilupakannya. Pertama adalah soal lokasi. Kali ini, Hotel Mandalika
sepi. Aktivitas warga sekedar memancing.

"Sangat ketat menuju ke sana. Jika tidak bawa pancingan, gak dapat
izin masuk. Waktu saya bohong mencari om yang dari pagi belum pulang,"
tutur dia.

Kemudian, soal bahan penyelidikan. Satuan Tugas Merah Putih hanya
memperoleh sedikit informasi dari Kepolisian Taiwan untuk mengungkap
komplotan Lin CS.

"6 Juni 2017 lalu dapat informasi dari polisi Taiwan. Residivis
narkoba Taiwan mau ke Indonesia. Informasi bener-bener minim,” terang
dia.

Selanjutnya, selama pengintaian berlangsung dirinya pulang ke Depok
hanya untuk mencuci pakaian saja.

"Hitungan kerja full 3 minggu. Ada kasih jeda waktu libur sehari pulang cuma ganti baju, dan mulangin baju kotor,” ujar dia.

Yang paling utama hasil pengungkapan. Berkat kerja keras Satuan Tugas
Merah Putih berhasil mengukir sejarah.

"Saya seneng banget. Ini pertama (pengungkapan) terbesar di indonesia," tutur Ocha.



Saksikan video menarik di bawah ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya