Belum Ditemukan Jemaah Haji yang Pulang Bawa Air Zamzam

Pemahaman dan kepatuhan jemaah terkait barang bawaan lebih bagus dibanding tahun lalu, baik dari berat maupun jenis barang yang dilarang.

oleh Taufiqurrohman diperbarui 24 Sep 2017, 19:26 WIB
Diterbitkan 24 Sep 2017, 19:26 WIB
20151002-Air Zamzam
Pekerja mengisi air Zamzam ke dalam galon di Kantor Zamazemah, Mekkah, (7/10/2010). (AFP PHOTO/MUSTAFA)

Liputan6.com, Madinah - Tidak lagi ditemukan air Zamzam dalam koper jemaah haji Indonesia. Hal ini ditegaskan Kadaker Madinah Amin Handoyo usai meninjau proses pemindaian koper jemaah haji di Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMAA) Madinah.

Menurut Amin, pemahaman dan kepatuhan jemaah akan barang bawaan jauh lebih bagus jika dibanding tahun sebelumnya, baik dari berat maupun jenis barang yang dilarang.

"Tidak ada yang kena soal air Zamzam. Tentang barang bawaan, tahun ini lebih bagus," kata Amin, Minggu (24/9/2017).

Amin meyakini, hal ini tidak lepas dari upaya sosialisasi yang dilakukan para petugas secara gencar, termasuk dari rekan media. Sehingga, para jemaah mengetahui dan mematuhi aturan yang ada.

Kendala yang masih kerap terjadi, menurut Amin, adalah beban koper jemaah melebihi berat maksimal, 32 kilogram. Deteksi dini seperti ini diketahui sedari penimbangan di hotel. Jika kelebihan, maka harus dikurangi.

"Dan barang lebihnya agar dikirim dengan cara lain, seperti kargo (berbayar)," ujar dia.

Pemeriksaan barang bawaan dalam proses pemulangan jemaah menjadi hal yang utama diperhatikan. Sehingga, layanan kedatangan dan kepulangan perlu melakukan pemeriksaan bertahap.

Tahap pertama, koper jemaah ditimbang di hotel untuk mengetahui berat beban. Jika lebih dari 32 kilogram, maka akan dikurangi.

Selanjutnya, koper jemaah diperiksa menggunakan X-ray. Tahap ini, pemeriksaan tidak lagi soal berat beban, melainkan isi koper. Jika ditemukan barang yang diduga terlarang dalam penerbangan, maka koper akan dibongkar. Setelah dinyatakan lulus uji, koper siap diterbangkan bersama para pemiliknya ke Tanah Air.

Barang Jemaah yang Wafat

Amin juga menyampaikan, barang milik jemaah haji Indonesia yang wafat di Arab Saudi akan dikembalikan kepada keluarga almarhum/almarhumah. Barang tersebut akan dititipkan kepada petugas kloter yang bersangkutan.

Jika kelompok terbang (kloter) yang bersangkutan sudah mendahului, maka barang akan dititipkan dengan kloter yang berdekatan di dalam satu embarkasi.

"Jika masih ada ahli warisnya yang turut mendampingi, maka akan dibarengi dengan ahli warisnya," kata Amin.

Sampai hari ini, rilis Sistem Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) mencatat, total jemaah wafat berjumlah 595 orang. Jumlah ini terdiri dari 10 jemaah wafat di Jeddah, 436 wafat di Mekah, 61 wafat di Madinah, 20 wafat di Arafah, dan 68 jemaah wafat di Mina. Sebanyak 25 orang dari jumlah yang wafat adalah jemaah haji khusus.


Saksikan video menarik di bawah ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya