Liputan6.com, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan berencana menertibkan pedagang kaki lima (PKL) di Tanah Abang, Jakarta Pusat. Namun, hingga kini baru sebatas pembahasan solusi-solusi dengan para stakeholders.
Anies ingin lebih dulu memastikan solusi yang akan diterapkan, benar-benar bisa bertahan untuk jangka panjang atau permanen.
Baca Juga
"Saya ingin memastikan bahwa solusi yang diterapkan adalah solusi yang bisa panjang. Jangan solusi yang sifatnya menarik, kelihatan bagus, tapi temporer," ujar Anies saat ditemui di Balai Kota Jakarta, Minggu (5/11/2017).
Advertisement
"Kalau enggak diawasi, wah, masalah lagi atau kalau pengawasannya berjalan baik, tapi dalam periode tertentu berubah lagi, jangan," dia melanjutkan.
Anies menyebutkan, sebenarnya pihaknya sudah menemukan solusi permanen untuk PKL di Tanah Abang. Hanya saja, ia ingin memastikan solusi tersebut terlebih dahulu.
"Cara memastikannya bagaimana? Kita panggil semua stakeholders. Saya bilang kan kemarin, saya tidak mau umumkan sebelum semua stakeholders diajak bicara. Sehingga ketika itu dilaksanakan, insyaallah bisa lebih baik," kata dia.
Namun, Anies memastikan, penertiban di Tanah Abang akan tetap terlaksana, sambil memantapkan formula untuk solusi permanen permasalahan PKL di Tanah Abang.
"Betul, sambil jalan itu, maka penertiban jalan tapi kalau penertiban kan mengandalkan petugas, ya. Untuk jangka pendek boleh-boleh saja kita gunakan penertiban yang petugas, jangka pendek. Tapi kalau solusi, solusinya harus lebih panjang," Anies menandaskan.
Â
Duduk Bareng PKL dan Preman
Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno sebelumnya mengaku telah memiliki cara untuk menata PKL Tanah Abang, Jakarta Pusat, yang selalu semrawut. Untuk menertibkan kawasan tersebut, pihaknya akan melibatkan perwakilan PKL melalui pendekatan diskusi.
"Kita juga melibatkan para pedagang kaki lima, untuk pertama kalinya diajak berbicara dalam mengambil kebijakan," kata Sandi di Balai Kota Jakarta, Kamis 2 November lalu.
Selain PKL, Sandiaga juga mengajak diskusi para preman yang mengusai wilayah Tanah Abang. "Ini konsep mereka juga. Terlibat. Mereka semua masuk dalam diskusi ini. Termasuk, mohon maaf, preman-premannya. Ya tentunya (pertemuannya) enggak di Balai Kota," ucap Sandi.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Advertisement