Melongok Wahana Rumah Canggih dari Belanda di Kebun Raya Bogor

Ecodome diluncurkan di Kebun Raya Bogor setelah dipamerkan di Philadelphia, Amerika Serikat

oleh Achmad Sudarno diperbarui 14 Nov 2017, 06:43 WIB
Diterbitkan 14 Nov 2017, 06:43 WIB
Rumah canggih
Wahana rumah canggih di Kebun Raya Bogor, Jawa Barat. (Liputan6.com/Achmad Sudarno)

Liputan6.com, Bogor - Kebun Raya Bogor (KRB) meluncurkan wahana baru Ecodome atau disebut sebagai "rumah masa depan". Ecodome diluncurkan di Kebun Raya Bogor setelah sebelumnya dipamerkan di Philadelphia, Amerika Serikat oleh Pemerintah Belanda.

Duta Besar Belanda untuk Indonesia, Rob Swartbol mengatakan, ecodome ini sebagai bentuk ikatan kerja sama yang erat antara Pemerintah Belanda dengan Indonesia.

Di dalam bangunan berbentuk kubah tersebut, bukan hanya sekadar wahana, namun juga dipamerkan berbagai teknologi mutakhir yang bisa digunakan manusia dalam rumah tangga.

Teknologi tersebut seperti mendaur ulang air hujan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan minum, masak, dan mandi. Tak hanya itu, pemanfaatan sinar matahari yang bisa menghasilkan banyak energi.

"Ecodome memiliki suhu ruangan sehat melalui sebuah filter partikular yang dapat membersihkan 10 ribu meter kubik udara kotor per jam," kata Rob usai pembukaan ecodome di Kebun Raya Bogor, Senin (13/11/2017).

Deputi Ilmu Pengetahuan Hayati Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Enni Sudarmonowati optimisme, Ecodome bisa menjadi sarana edukasi yang tepat bagi lingkungan masyarakat.

"Pengunjung bisa belajar banyak hal di sini dengan melihat contohnya secara langsung dan tanpa membayar tiket tambahan di Kebun Raya Bogor," kata Enni.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

 

Hanya Setahun

Untuk memaksimalkan edukasi rumah canggih yang berlokasi di Taman Astrid ini, pihak pengelola akan menyediakan jasa pemandu.

Selain itu, dalam bangunan tersebut juga akan dimanfaatkan sebagai sarana edukasi lingkungan melalui penyelenggaraan ragam kegiatan dalam setahun ini.

"Ecodome ini dipamerkan hanya sekitar setahun, bekerja sama dengan Kedubes Belanda selaku pemilik riset," kata Enni.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya