Liputan6.com, Jakarta - Tidak ada yang menyangka bagaimana kisah cinta Kholili dan Siti Saidah alias Nindy alias Desi Wulandari berakhir tragis. Wanita 21 tahun tersebut mengembuskan napas di tangan suaminya sendiri setelah pertengkaran yang terjadi pada Senin, 4 Desember 2017 malam. Gelap mata, Kholili memutilasi dan membakar jasad istrinya.
Kholili dan Siti memang tergolong muda saat memilih jalan hidup sebagai sepasang suami-istri. Dikaruniai seorang anak, sempurnalah sudah kehidupan mereka sebagai keluarga kecil.
Potret kemesraannya mereka mejeng di akun Instagram milik Kholili, @muhamad.kholili. Pasangan muda ini terus menampakkan sederet koleksi kebahagiaan, mulai dari zaman pacaran, hingga tinggal satu atap bersama.
Advertisement
Kholili memang tergolong milenial, hobi mengunggah foto dengan sang istri menjadi satu keharusan. Senyum dan pelukan mewarnai rekatnya tali kasih mereka.
Namun, indahnya surga dunia tersebut harus dibayar mahal kala Sinox, panggilan sayang Siti, merengek sebuah mobil. Mendengar itu secara berulang, Kholili yang hanya bekerja sebagai office boy (OB) ini berniat membungkam nafsu royal sang istri untuk selamanya.
Hingga pada Senin, 4 Desember 2017, pertengkaran hebat di antara mereka terjadi. Batas kesabaran Kholili sudah pada puncaknya. Pemuda ini akhirnya tega menyudahi hidup sang belahan jiwa.
Panik dan menyesal, entah bagaimana jejak hitam harus dihapuskan. Potong kompas, mutilasi, dan membakar jasad menjadi jawabannya.
Kholili membuat alibi. Ia berdalih pada polisi telah kehilangan sang istri. Pihak berwajib yang curiga, mengendus kejanggalan keterangan pria tanggung ini.
"Penyidik menelusuri keterangan M Kholili yang janggal, kemudian akhirnya tidak dapat beralibi lagi dan mengakui perbuatannya," ujar Kapolres Karawang AKBP Hendy F Kurniawan melalui keterangan tertulisnya, Jakarta, Rabu, 13 Desember 2017.
Akhirnya, Kholili mengaku telah membunuh istrinya dengan cara sadis tersebut. Dia pun menunjukkan tiga lokasi pembuangan potongan tubuh istrinya tersebut.
"Kepala dan kedua kaki korban dibuang di tiga tempat yang tak berjauhan, yakni di wilayah Curug Cigentis, Loji, dan Pangkalan, Karawang," kata Hendy.
Berawal Cekcok
Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Karawang, AKP Maradona Armin Mapaseng, saat dihubungi Liputan6.com, Kamis (14/12/2017), mengatakan, sempat terjadi cekcok rumah tangga antara korban dan tersangka. Cekcok terjadi pada Senin, 4 Desember malam.
"Sempat terjadi pertengkaran antara tersangka dengan korban. Motifnya karena sakit hati, korban nyebut-nyebut orangtua dia (tersangka). Sudah sakit hati dia (tersangka) tersinggung," kata Kasat Reskrim Polres Karawang AKP Maradona Armin Mapaseng.
Pertengkaran tersulut karena persoalan tuntutan hidup. Saat itu, kata Maradona, korban yang bekerja sebagai sales promotion girl atau SPG sebuah perusahaan properti, meminta suaminya yang merupakan petugas kebersihan itu membelikan mobil.
"Caranya beli mobil, jual motor. Tapi suaminya ini tidak menyanggupi. Bertengkarlah, sampai ke masalah susu anak dan merembet ke orangtua," kata Maradona.
Advertisement
Mutilasi dan Dibakar
Potongan tubuh berupa kepala dan kaki ditemukan di sebuah kawasan air terjun di Kampung Loji, Kecamatan Tegalwaru, perbatasan Karawang dan Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Sementara tubuhnya ditemukan di Desa Ciranggon, Kecamatan Majalaya, Karawang, Kamis, 7 Desember 2017, sekitar pukul 15.00 WIB. Selain ditemukan termutilasi, tubuh korban dalam kondisi hangus dibakar.
"Motif tersangka (mutilasi dan bakar) untuk hilangkan jejak," ungkap Maradona.