Kekerasan Buah dari Perubahan Sosial

Kekerasan demi kekerasan di masyarakat terus terjadi. Hal ini disebabkan karena pemahaman terhadap keberagaman masyarakat sangat lemah.Untuk itu diperlukan kesadaran dari masyarakat.

oleh Liputan6 diperbarui 10 Feb 2011, 14:39 WIB
Diterbitkan 10 Feb 2011, 14:39 WIB
110208crusuh-temanggung.jpg
Liputan6.com, Jakarta: Kekerasan demi kekerasan di masyarakat terus terjadi. Sosiolog UI Imam Prasodjo menyampaikan kekhawatirannya terkait maraknya tindakan kekerasan belakangan ini.Imam menilai aksi kekerasan yang kerap atasnama agama dan etnis merupakan buah perubahan sosial masyrakat.

"Globalisasi membawa pengaruh," ungkapnya saat ditemui di Hotel Four Season, Jakarta Pusat, Kamis (10/2).

Ia menyebut masyarakat Indonesia terdiri dari berbagai segmenta. Secara sosiologis, masyarakat Indonesia terdiri dari bermacam adat, agama, serta etnis. Dari sekian perbedaan itu, kini mulai bergeser. "Mulai dari informasi dan transportasi, orang-orang sudah bepenetrasi ke mana-mana," tukasnya.

Sebab itu, menurutnya, masyarakat adat atau lainnya saat ini langsung saling berhadapan dengan kelompok-kelompok yang bagi mereka asing. "Misal masyarakat adat yang tadinya homogen, sekarang sudah tidak bisa," jelasnya.

Pergeseran dari klaster masyarakat inilah yang berdasar pengamatannya telah memicu konflik. "Yang sebenarnya berebut lahan ekonomi dan politik, jadi terbungkus solidaritas etnis, agama dan lainnya," papar Imam.

Imam menyarankan perlu ada kampanye menyeluruh dari masyarkat tentang nilai-nilai kebersamaan. "Itu yang saya tegaskan berulang-ulang," tutupnya.(MEL)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya