Pascabentrokan Ormas di Bekasi, Ribuan Personel Gabungan Siaga

Kepolisan terus mengembangkan kasus bentrokan yang melibatkan ormas di Bekasi.

oleh Fernando Purba diperbarui 26 Jan 2018, 20:15 WIB
Diterbitkan 26 Jan 2018, 20:15 WIB
Polisi
Kapolres Metro Bekasi Kota Kombes Indarto. (Liputan6.com/Fernando Purba)

Liputan6.com, Bekasi - Ribuah personel gabungan disiagakan pascabentrokan antara dua kelompok organisasi masyarakat terbesar di Kota Bekasi, Jawa Barat. Personel itu terdiri dari 300 anggota Polres Metro Bekasi Kota, 1 satuan setingkat kopi (SSK) Brimob, 1 SSK Sabhara Polda Metro Jaya, dan TNI.

"Ini tindak lanjut tadi, walaupun situasinya sudah kondusif dan aman sudah tidak ada massa, tapi kita memastikan ini bisa dipertahankan kondusivitasnya. Makanya kami melakukan penjagaan di beberapa titik dan patroli," kata Kapolres Metro Bekasi Kota Kombes Indarto di kantornya, Jumat (26/1/2018).

Kepolisian terus mengembangkan kasus bentrokan yang melibatkan organisasi kemasyarakatan Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia (GMBI) dan lima ormas gabungan di gerbang masuk selatan Plaza Pemkot Bekasi pada Kamis, 25 Januari 2018. Mereka yang diduga terlibat dalam kejadian ini masih dilacak polisi.

"Ya, ada beberapa penambahan saksi dari Satpol PP yang akan diperiksa. Apakah ada massa bayaran, masih lidik ya," jelas dia.

Sementara itu, kondisi di markas masing-masing ormas terpantau masih dalam penjagaan ketat. Seperti yang terpantau di kantor Sekretariat LSM GMBI di Jalan Inspeksi Air, Harapan Mulya, Kecamatan Medan Satria.

Sejumlah polisi terlihat hilir mudik di lokasi. Mereka datang memberikan imbauan agar setiap anggota ormas sepakat untuk menjaga kondusivitas dan tidak terprovokasi.

"Sampai tadi malam keseluruhan (ormas) menyatakan tidak ada kegiatan dan menyerahkan ke polisi untuk proses hukum," pungkasnya.

 

Kasus Retribusi

ormas
Kondisi di salah satu tempat ormas di Bekasi. (Liputan6.com/Fernando Purba)

Sementara, Sekretaris Distrik GMBI Kota Bekasi Asep Sukarya mengatakan, kehadiran ormas berseragam kuning hitam ke Kantor Pemkot Bekasi untuk menyampaikan kritik soal dugaan adanya manipulasi pungutan pajak atau retribusi pajak yang dilakukan Dinas Pendapatan Daerah Kota Bekasi.

Tudingan ini diperkuat dengan adanya temuan dari Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK) pada 2015. Namun, belum juga selesai berorasi terjadi gesekan.

"Kasus yang telah kita laporkan pada 24 juli 2017. Sampai saat ini belum ada tindak lanjut dari kejaksaan. Kasus itu soal kelebihan pembayaran insentif pajak dan retribusi sebesar Rp 1,6 miliar. Mereka takut kasus ini dibuka secara habis-habisan," kata Asep saat ditemui Liputan6.com, Jumat (26/1/2018).

Sebelumnya, aksi unjuk rasa yang dilakukan GMBI Kota Bekasi berakhir ricuh, Kamis, 25 Januari 2018 siang.

Setidaknya, 20 orang mengalami luka akibat bentrokan kedua kubu pro dan kontra pemerintah daerah. Beberapa kendaraan yang diparkir juga rusak akibat lemparan batu.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, aksi unjuk rasa ormas GMBI sebelumnya diketahui oleh ormas tandingan, seperti Pemuda Pancasila (PP), Forum Betawi Rempug (FBR), ‎Gabungan Inisiatif Barisan Anak Siliwangi (GIBAS), Angkatan Muda Siliwangi (AMS), serta Forum Warga Bekasi (FWB).

Kelima ormas gabungan ini diketahui mengadang aksi unjuk rasa GMBI, saat mereka memaksakan masuk. Hingga akhirnya terjadi bentrokan di pintu selatan kantor Pemerintahan Kota (Pemkot) Bekasi, Jalan Ahmad Yani, Bekasi Selatan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya