Liputan6.com, Jakarta - Penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Novel Baswedan, tiba di Tanah Air pagi tadi. Ketua MPR RI Zulkifli Hasan pun meminta agar kasus ini segera diselesaikan agar tidak berlarut-larut hingga Pemilihan Presiden atau Pilpres 2019 bergulir.
"Saya berharap kasus Novel bisa dituntaskan memang, harus dituntaskan, karena kalau tidak nanti jadi PR nanti sampai pilpres sampai berlarut-larut," ujar pria yang karib disapa Zulhas ini di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (22/2/2018).
Dia menilai kasus Novel Baswedan ini sudah terlalu lama belum mendapatkan kejelasan. Terlebih, sudah berjalan hampir setahun dan belum menemukan titik terang.
Advertisement
"Novel Baswedan ini sudah hampir dulu kan April ya, April 11 ya saya lupa, 11 April 2017, ini sudah hampir setahun ya, nah saya berharap ini bisa aparat kita bisa menuntaskan kasus Novel," ucap Zulkifli.
Menurut dia, apabila kasus Novel Baswedan ini tidak diselesaikan, akan berdampak kepada kredibilitas pemerintah Indonesia.
“Karena kalau tidak kan ini nanti akhirnya kan yang terkena kan ditanya orang nanti pemerintah lagi gitu. Dituntaskan, diberikan penjelasan kepada publik apa yang terjadi gitu," kata Zulkifli.
Â
11 April 2017
Kala itu, lepas subuh, Novel yang sedang berjalan kaki sendirian dari masjid di kompleks rumahnya, menjadi target penyerangan. Dua orang yang berboncengan sepeda motor menyiramkan air keras ke wajahnya. Cairan asam pekat tersebut mengenai bagian mata.Â
Sakitnya bukan kepalang. Menurut Novel, rasanya seperti bola mata dicabut paksa dari akarnya. Operasi demi operasi dijalani hingga ke Singapura. Namun, baru mata kanannya yang pulih.Â
Apa yang dialami Novel Baswedan membuka mata banyak orang akan risiko yang dihadapi para penyelidik KPK.Â
Itu mengapa komisi antikorupsi berharap, penyerang Novel Baswedan segera terungkap dan ditangkap. Agar kejadian serupa tak kembali terjadi.Â
"Agar hal-hal seperti ini tidak terulang lagi, yang paling penting dilakukan adalah penyerang Novel ini ditemukan. Karena kalau pelakunya tidak ditemukan, bisa membuka risiko yang lebih besar terhadap pihak-pihak lain. Bukan hanya pegawai KPK, tapi seluruh pihak yang terlibat dalam pemberantasan korupsi," ucap Juru Bicara KPK, Febri Diansyah, Rabu 21Â Februari 2018.Â
Sementara itu, polisi mengklaim telah memeriksa lebih dari 80 saksi dalam kasus penyerangan Novel. Sketsa terduga pun telah disebar. Hotline juga sudah terbentuk untuk memudahkan masyarakat melapor ketika bertemu atau tahu tentang sosok di sketsa tersebut.
Â
Advertisement