Aryo Djojohadikusumo: Cap Go Meh Wujud Perayaan Keberagaman

Aryo mengaku tak menyangka kesenian Barongsai dilakukan oleh dua orang berbeda latar belakang suku dan agama.

oleh Hanz Jimenez Salim diperbarui 03 Mar 2018, 19:45 WIB
Diterbitkan 03 Mar 2018, 19:45 WIB
[FOTO] Semangat Kompetisi Para Caleg Muda
Aryo P.S.Djojohadikusumo calon anggota legislatif dari Gerindra. Menurutnya, bangsa Indonesia membutuhkan darah muda untuk kemajuan bangsa (Liputan6.com/Rini Suhartini).

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Sekretaris Jenderal DPP Partai Gerindra Aryo Djojohadikusumo menilai bahwa perayaan Cap Go Meh yang digelar di kawasan Glodok, Jakarta Barat merupakan wujud perayaan keberagaman masyarakat Jakarta.

Hal ini disampaikan Aryo usai mendampingi Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Sandiaga Uno saat acara Festival Cap Go Meh di kawasan, Glodok, Jakarta Barat.

"Ini bukan hanya warga Tionghoa tapi seluruh warga Jakarta. Bahwa disini merayakan keberagaman," kata Aryo, Sabtu (3/3/2018).

Menurut Aryo, hal ini bisa dilihat dari atraksi Barongsai yang ditampikan saat acara berlangsung. Aksi kesenian khas Tiongkok itu tak disangka dilakukan oleh dua orang berbeda latar belakang suku dan agamanya.

"Itu juga merupakan dari berbagai macam suku, agama, maupun ras. Tadi kan ada dua orang, yang satu katolik yang satu muslim. Jadi bukan warga Tionghoa, tapi merupakan bagian dari budaya kita. Mari kita lestarikan ini," ucap anggota DPR Komisi VII ini.

Menurut Aryo, semangat toleransi dalam perayaan Cap Go Meh yang digelar di berbagai daerah harus dijaga dan dipertahankan. Apalagi, kata dia, ketika menyambut tahun politik.

"Ini menjadi barometer bangsa ini bangsa yang toleran dan menghargai perbedaan," tandas dia.

Pertahankan Nama Pecinan

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menghadiri acara Festival Cap Go Meh di China Town, Glodok, Jakarta Barat pada Sabtu (3/3/2018)
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menghadiri acara Festival Cap Go Meh di China Town, Glodok, Jakarta Barat (Liputan6.com/Hanz Jimenez Salim).

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menginginkan kawasan Pecinaan di wilayah Glodok, Jakarta Barat dilestarikan. Tak hanya unsur kebudayaannya saja, Anies berharap, nama wilayah yang biasa disebut dengan Pecinaan juga tetap dipertahankan.

Dan saya usul agar penamaannya dipertahankan, karena di sini disebut sebagai Pecinaan. Jangan kita cepet-cepet jadi China Town. Nama itu adalah nama yang khas di Jakarta," ujar Anies saat menghadiri acara Festival Cap Go Meh di kawasan, Glodok, Jakarta Barat, Sabtu (3/3/2018).

Menurut Anies Baswedan, nama tersebut merupakan warisan dari masyarakat Jakarta ratusan tahun lalu. Selain di Glodok, sambung Anies, ada daerah lainnya yang namanya juga masih terus dipertahankan hingga kini, yaitu Pekojan.

"Penamaannya menunjukkan tradisi nama yang sudah beratus tahun umurnya dan itu kita pertahankan penamaan itu," ucap Anies.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya