Liputan6.com, Jakarta - Nyak Sandang, nasionalis dari Aceh yang pernah ikut menyumbang hartanya agar Indonesia dapat membeli pesawat pertama, kini sudah bisa melihat. Setelah kesehatannya membaik, Nyak Sandang pun membuat satu permintaan, yakni ingin bertemu Presiden Joko Widodo atau Jokowi.
Nasionalis yang sudah sepuh ini ingin bertemu Jokowi untuk menyampaikan terima kasih. Berkat Jokowi, Nyak Sandang kini sudah bisa melihat dan mendapatkan fasilitas nomor satu selama dirawat di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta Pusat.
Nyak Sandang telah menjalani operasi katarak di RSPAD. Operasi ini merupakan salah satu dari tiga permintaannya kepada Jokowi saat bertemu di Istana beberapa waktu lalu.
Advertisement
Menurut penuturan perwakilan keluarga, Maturidi, Nyak Sandang sangat bahagia dengan fasilitas yang ada di rumah sakit tersebut. Bahkan, ia sempat bertanya apakah ia sedang berada di surga.
Selama dirawat di rumah sakit, kakek 91 tahun ini juga merindukan rumahnya di Aceh. Pihak keluarga pun selalu menanyakan kapan Nyak Sandang akan kembali ke Aceh.
"Memang Beliau rindu (keluarga di Aceh). Namun, Beliau juga sangat menikmati fasilitas yang diberikan Presiden di RS, itu luar biasa. Bahkan, pernah diucapkan Beliau, 'Apakah ini surga?' Saya bilang, 'Ini surga dunia'," tutur Maturidi di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta Pusat, Sabtu (31/3/2018).
Mengenai fasilitas apa saja yang didapatkan Nyak Sandang di RSPAD, Maturidi mengatakan ruangan yang ditempati bak kamar hotel bintang lima. Nyak Sandang dirawat di ruang Nomor 205 Paviliun Kartika lantai dua.
"Yang jelas ini tempatnya nyaman sekali, seperti hotel bintang lima. Terus keadaannya di dalam ruangan aman, nyaman, dan luar biasa. Terima kasih, Bapak Presiden," ucapnya.
Selain memberikan fasilitas nomor wahid, Jokowi juga tetap memantau kondisi Nyak Sandang melalui stafnya. Setelah selesai operasi katarak beberapa waktu lalu, ada utusan dari Istana yang datang menemui Nyak Sandang.
Maturidi mengungkapkan, Nyak Sandang dirawat hingga Rabu, 4 April 2018. Namun, dia belum mengetahui kapan pastinya kakek asal Aceh tersebut dapat meninggalkan tempat perawatan.
"Karena dokter merencanakan kita stay di sini sampai kontrol Rabu besok," ucap Maturidi di RSPAD, Jakarta Pusat, Sabtu.
Saat ini kondisi terkini Nyak Sandang pasca-operasi katarak, semakin membaik. Jarak pandang mata pun telah mencapai lebih dari 1 meter. Namun, Nyak Sandang masih harus memakai salep di matanya dan melakukan kontrol mata usai operasi.
"Alhamdulillah pasca-operasi (Nyak Sandang) sudah sedemikian baik. Bahkan, setelah dites beberapa kali penglihatannya semakin baik," kata Maturidi.
Jokowi Ganteng
Usai operasi katarak, Nyak Sandang ingin melihat langsung wajah Presiden. Menurut Nyak Sandang, wajah Jokowi sangatlah ganteng.
"Ingin melihat wajah Bapak Jokowi secara langsung. Kalau kemarin cuma salaman, pegangan tangan, tapi tidak tahu wajahnya. Katanya sih Presiden kita ganteng banget, pengin lihat langsung," ungkap Maturidi.
Belum diketahui kapan Presiden Jokowi dapat menemui Nyak Sandang secara langsung. "Kalau Pak Jokowi langsung belum, tapi pihak dari kepresidenan sudah nengok," kata Maturidi kepada Liputan6.com di Jakarta, Jumat (30/3/2018).
Dalam pertemuan sebelumnya di Istana, Nyak Sandang hanya salaman, memegang, dan mengelus tangan Jokowi. Tapi Nyak Sandang tak bisa melihat wajah mantan Gubernur DKI itu.
Nyak Sandang memiliki jasa besar bagi Indonesia. Dia adalah salah satu penyumbang dana untuk pembelian pesawat pertama setelah Indonesia merdeka, yaitu Seulawah R-001 dan Seulawah R-002. Nyak Sandang bersama orangtuanya menjual sepetak tanah dan 10 gram emas seharga Rp 100 saat berusia 23 tahun.
Nyak Sandang memberikan uang itu kepada Presiden Soekarno pada 1948. Presiden pertama RI itu tengah mencari dana untuk membeli pesawat pertama Indonesia. Dari kontribusi Nyak Sandang dan warga Aceh lain, Indonesia bisa membeli dua pesawat terbang yang diberi nama Seulawah R-001 dan Seulawah R-002. Dua pesawat tersebut merupakan cikal bakal maskapai Garuda Indonesia Airways.
Pada Rabu 21 Maret 2018, Nyak Sandang bertemu Jokowi di Istana Merdeka. Di depan Jokowi, Nyak Sandang menunjukan bukti obligasi pemerintah tahun 1950. Berbincang dengan Jokowi, Nyak Sandang menggunakan bahasa Aceh.
Salah satu anaknya, yakni Maturidi, menjadi penerjemah. "Ini Pak Jokowi, Ayah. Dia senang sekali bisa bertemu Presiden," kata Maturidi.
Advertisement
3 Permintaan
Dalam pertemuan itu, Nyak Sandang pun mengutarakan tiga permohonan. Pertama, mengenai bantuan untuk operasi katarak. Hal itu disambut baik Jokowi.
"Baik nanti saya uruskan untuk kataraknya. Katarak kan operasi ringan, besok tolong dicek ke rumah sakit untuk kataraknya," jawab Jokowi.
Kedua, kakek 91 tahun ini meminta agar dibuatkan masjid di kampungnya di Lamno, Aceh. Jokowi berjanji akan mengirim tim ke sana dan permintaan ketiga adalah untuk menunaikan ibadah haji.
"Ingin naik haji. Kalau bisa tahun ini, karena sudah tua," lanjut Maturidi.
Untuk permohonan ketiga, Jokowi mengatakan akan mengupayakannya. Ia terlebih dulu akan berkoordinasi dengan Menteri Agama. Sambil menunggu kepastian keberangkatan haji, mantan Gubernur DKI ini menawarkan umrah terlebih dahulu.
"Mengingat haji kan ada antreannya, nanti saya bicarakan dengan Menteri Agama," jawab Jokowi.
Di penghujung perbincangan, Nyak Sandang pun berterima kasih kepada Jokowi. "Terima kasih Bapak Presiden sudah punya waktu untuk kami," ungkap Nyak Sandang.
Tapi sehari setelah bertemu Jokowi, Nyak Sandang dirawat di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD), Jakarta, setelah mengeluh sakit dan tidak bisa buang air kecil pada Kamis, 22 Maret 2018.
"Kami salut kepada Tim Dokter Kepresidenan yang langsung menjemput Nyak Sandang dengan ambulans dan segera membawanya ke RSPAD. Kami mengucapkan terima kasih atas kepedulian Presiden Jokowi kepada Nyak Sandang. Rakyat Aceh ikut berdoa agar Nyak Sandang segera diberikan kesembuhan," ungkap juru bicara Partai Aceh, Syardani M Syarif (Tengku Jamaica).
Sementara Direktur Utama Garuda Indonesia Pahala N. Mansury bersama Direktur Kargo Garuda Indonesia Sigit Muhartono juga telah mengunjungi Nyak Sandang di Paviliun Kartika, Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto, Jakarta, Minggu (25/3/2018).