Soal Sosok Jenderal di Kasus Novel Baswedan, Polri: Kita Bukan Dukun

Kasus penyerangan terhadap penyidik senior KPK Novel Baswedan masih gelap.

oleh Nafiysul Qodar diperbarui 12 Apr 2018, 17:48 WIB
Diterbitkan 12 Apr 2018, 17:48 WIB
Igor Saykoji, Melanie Subono, Novel Baswedan
Topeng dengan wajah Novel Baswedan dalam Aksi 365 memperingati setahun penyerangan penyidik senior KPK tersebut, seberang Istana Negara, Jakarta, Rabu (11/4). (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta - Kasus penyerangan terhadap penyidik senior KPK Novel Baswedan belum menemukan titik terang. Tak terkecuali soal dugaan keterlibatan jenderal di balik aksi penyerangan tersebut yang masih menjadi teka-teki.

Kepala Divisi Humas Polri Irjen Setyo Wasisto mengatakan, pihaknya masih belum tahu siapa sosok jenderal yang disebut-sebut berada di balik penyerangan Novel.

"Dari mana kita (tahu), wong orangnya enggak mau ngomong kok kita bisa tahu. Kita bukan dukun," ujar Setyo berkelakar di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Kamis (12/4/2018).

Setyo tak mempersoalkan Novel menyampaikan dugaan keterlibatan jenderal kepada Komnas HAM atau penyidik kepolisian selama memiliki bukti. Namun hingga saat ini, dia mengaku belum mengetahui siapa sosok jenderal yang dimaksud Novel Baswedan.

"Itu kan haknya dia. Kalau memang itu ya harus dipertanggungjawabkan, karena memang tidak bisa sembarangan kan nyebut orang," kata Setya.

Jenderal bintang dua itu memastikan, pihaknya tetap berusaha maksimal mengungkap kasus penyerangan tersebut. Polisi tidak hanya menunggu keterangan Novel terkait dugaan keterlibatan jenderal dalam kasus penyerangan menggunakan air keras tersebut.

"Intinya Polri masih tetap serius menangani ini. Semoga ya, mohon dukungan juga segera bisa terungkap," ucap Setyo.

Sebelumnya, Novel Baswedan mengaku telah menyampaikan dugaan keterlibatan jenderal dalam kasusnya kepada Komnas HAM dan penyidik kepolisian. Hanya saja tidak dijelaskan apakah Novel juga membeberkan identitas jenderal yang dimaksud.

"Saya melaporkan enggak cuma ke polisi, saya juga melapor ke Komnas HAM. Saya kira saya tidak pada posisi yang menyebutkan di forum-forum publik," ucap Novel di Gedung KPK, Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu 11 April 2018. 

Harus Ketemu

Setahun Peristawa Penyiraman, Novel Baswedan Datangi KPK
Penyidik KPK Novel Baswedan usai menggunjungi gedung KPK, Jakarta, Rabu (11/4). Novel Baswedan selesai menjalani perawatan di rumah sakit Singapura yang kedua hingga kini kasus penyiraman air keras genap satu tahun. (Merdeka.com/Dwi Narwoko)

Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Saut Situmorang menegaskan, kasus penyerangan terhadap penyidik senior Novel Baswedan harus segera dituntaskan. Dia meminta polisi secepatnya menemukan pelaku atau otak di balik teror air keras tersebut.

"Kasus ini harus kita selesaikan dengan baik dan harus ketemu. Bagaimana pun caranya, pokoknya harus ketemu," ujar Saut Situmorang di Gedung KPK Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (11/4/2018).

Saut mengaku mendukung pembentukan tim gabungan pencari fakta (TGPF) kasus Novel Baswedan agar kasus ini cepat terungkap. Menurut dia, jika pelaku tidak ditemukan, teror juga bisa menimpa pegawai KPK lainnya.

"Tadi Novel menyampaikan beberapa, ada TGPF, ada upaya-upaya lain tidak ada cara yang tunggal untuk mencari penjahat Pak Novel ya. Banyak cara, TGPF apa pun bentuknya tinggal komitmen kita dan kesepakatan kita," jelasnya.

Saut mengaku optimistis pelaku bisa ditemukan jika semua unsur, termasuk masyarakat, berbagi informasi soal peristiwa penyiraman air keras. Sekecil apa pun informasi yang dikumpulkan, ucap dia, akan membantu polisi mengungkap kasus teror terhadap Novel Baswedan.

"Saya selalu mengatakan potongan-potongan informasi kecil pun dari sekitar tetangga bisa jadi menjadi hal yang vital nanti. Mari kita sama-sama bekerja," pungkas Saut.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya