Cerita Johar Baru: Dulu Seteru, Sekarang Sekutu

Tawuran di kawasan Johar Baru memang kerap mewarnai saban hari.

oleh Liputan6.com diperbarui 03 Mei 2018, 09:33 WIB
Diterbitkan 03 Mei 2018, 09:33 WIB
Johar baru tawuran
Jembatan unik di salah satu titik di Kali Sentiong, Johar Baru, Jakarta Pusat. (Liputan6.com/Andri Setiawan)

Liputan6.com, Jakarta - Kapolres Metro Jakarta Pusat Komisaris Besar Roma Hutajulu menyematkan rompi dan kartu tanda anggota kepada Komunitas Anti-tawuran (Komat), warga RT 009/001, Johar Baru, Jakarta Pusat.

Rompi itu sebagai bentuk apresiasi kepolisian terhadap warga yang sadar untuk membentuk komunitas yang menangkal pecahnya tawuran antarwarga. Tawuran di kawasan Johar Baru memang kerap mewarnai saban hari. Tak jarang korban luka dan meninggal berjatuhan akibat bentrokan tersebut. (Simak kisah di balik tembok Johar Baru)

Roma mengatakan, ia bangga terhadap warga Johar Baru yang mempunyai kesadaran membentuk suatu komunitas anti-tawuran dan sekaligus mendukung kinerja Polres Metro Jakarta Pusat guna menciptakan situasi keamanan dan ketertiban di wilayah Jakarta Pusat.

Warga melintas di antara tembok warna-warni di Kampung Pelangi, Johar Baru, Jakarta, Rabu (2/5). (Merdeka.com/Iqbal Nugroho)

"Karena terjadinya tawuran warga itu bisa berakibat pada terjadinya keresahan warga, korban luka atau jiwa, kerusakan fasilitas umum dan benda milik pribadi, warga tidak dapat melakukan aktivitasnya secara normal, terganggunya kegiatan ekonomi, wilayah akan terisolasi karena warga luar akan enggan masuk, dampak hukum berupa pidana bagi para pelaku," ujar Roma.

Terbentuknya Komat, kata Roma, adalah secara sukarela warga berdasarkan kesadaran akan kesamaan Visi.

Ia berharap Komat tidak hanya mencegah tawuran di lingkungannya saja, tapi harus berperan aktif dalam upaya-upaya pencegahan gangguan atau ancaman kamtibmas yang lain.

"Yang perlu diantisipasi Komat seperti terjadinya peredaran dan pemakaian narkoba, terjadinya kasus curanmor, perilaku asusila, terprovokasinya warga akan isu-isu SARA, ujaran kebencian dan berita bohong atau hoaks yang berkembang melalui media, serta tindakan-tindakan yang melanggar hukum lainnya," harap Roma.

Jembatan unik di salah satu titik di Kali Sentiong, Johar Baru, Jakarta Pusat. (Liputan6.com/Andri Setiawan)

Tawuran dapat dicegah dengan pendidikan sejak dini di tingkat keluarga, yaitu penanaman karakter kuat dan menciptakan keluarga yang harmonis.

"Perbanyak silahturahmi, melakukan dialog dan mediasi, tanamkan pendidikan moral dan keagamaan kepada anak, membangun karakter bangsa dengan menumbuhkan cinta kepada Tanah Air, bangsa dan negara," Roma menandaskan.

 

Reporter: Nur Habibie

Sumber: Merdeka.com

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya