Liputan6.com, Jakarta - Sekretaris Kabinet Pramono Anung mengutuk tindakan teror ledakam bom gereja di Surabaya, Jawa Timur. Pagi tadi, tiga gereja menjadi sasaran bom di Surabaya.
"Mengutuk tindakan brutal dan pengecut yang dilakukan oleh teroris di tiga titik Surabaya," ujar Pramono Anung melalui akun twitternya, @pramonoanung, Minggu (13/5/2018).
Dia mendoakan kepada para korban bom gereja yan meninggal mendapatkan tempat terbaik. Kemudian, kepada korban luka segera sembuh.
Advertisement
Â
Mengutuk tindakan brutal dan pengecut yg dilakukan oleh teroris di tiga titik Surabaya, dan mendoakan kpd para korban yg meninggal mendapatkan tempat yg terbaik dan korban luka segera sembuh #BersatuLawanTerorisme pic.twitter.com/PA3vs46jyd
— Pramono Anung (@pramonoanung) May 13, 2018
Ledakan bom Surabaya menghantam tiga titik. Lokasi tersebut adalah di Gereja Santa Maria, GKI Wonokromo, dan GPPS Sawahan di Jalan Arjuno, Subaraya, Jawa Timur.
Dalam peristiwan bom gereja tersebut, sembilan orang meninggal dunia dan 40 orang lainnya terluka.
Â
Setop Sebar Gambar Korban Bom
Tiga ledakan terjadi di kota Surabaya, Jawa Timur. Polisi memastikan ada korban tewas dan luka-luka dalam ledakan yang terjadi di tiga lokasi gereja itu. Dalam sekejap, gambar atau video korban ledakan langsung beredar viral di dunia maya.
Karo Penmas Mabes Polri Muhammad Iqbal meminta agar masyarakat tidak lagi menyebar gambar korban luka atau tewas dalam peristiwa tersebut. Menurut dia, penyebaran gambar atau video itu akan membuat masyarakat semakin takut.
"Tujuan pelaku teror membuat kita semua ketakutan, karena itu jangan terperangkap tujuan teroris. Kami meminta masyarakat setop menyebar gambar, video atau informasi-informasi yang tidak jelas asal-usulnya," ujar M Iqbal di Jakarta, Minggu (13/5/2018).
Dia pun meminta agar masyarakat tetap tenang dan tidak takut untuk beraktivitas pasca-ledakan di Surabaya.
"Saya imbau masyarakat agar tenang khususnya masyarakat Surabaya, kami sudah lakukan langkah antisipasi," ucap dia.
Â
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement