Politikus PKB: Cium Tangan Gatot ke SBY Berbau Politis

Cium tangan saja dinilai tidak cukup bagi Gatot Nurmantyo untuk mendapatkan tiket maju di Pilpres 2019.

oleh Liputan6.com diperbarui 03 Jun 2018, 14:18 WIB
Diterbitkan 03 Jun 2018, 14:18 WIB
SBY
Gatot Nurmantyo bertemu SBY saat buka bersama di kediaman Chairul Tanjung. (Twitter @PDemokrat)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jazilul Fawaid menilai aksi cium tangan mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) TNI Gatot Nurmantyo kepada Ketua Umum Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengandung muatan politis. Aksi cium tangan itu dinilai terkait dengan rencana pencalonannya sebagai Calon Presiden di Pilpres 2019.

"Ya, cium tangan berbau politik," kata Jazilul saat dihubungi merdeka.com, Minggu (3/5).

Namun, Jazilul mengatakan cium tangan saja tidak cukup bagi Gatot Nurmantyo untuk mendapatkan tiket maju di Pilpres 2019. Gatot harus bisa meyakinkan pimpinan partai politik soal keseriusannya menjadi Capres.

"Kalau untuk tiket capres tidak cukup dengan hanya cium tangan," tegasnya.

Tapi di luar tujuan politik, anggota Komisi III DPR ini menyebut cium tangan menjadi tradisi dari pesantren.

"Kalau tentara tradisinya hormat, kalau cium tangan itu tradisinya pesantren," ujar Jazilul.

Hal senada disampaikan Ketua DPP Partai Hanura Inas Nasrullah Zubir. Dia menduga cium tangan itu mempunyai motif politik. Tujuannya agar SBY dan Demokrat mendukung Gatot menjadi Calon Presiden di Pemilu Serentak 2019.

"Ketika Gatot Nurmantyo punya ambisi ingin nyapres lalu cium tangan SBY yang notabene adalah Ketum Partai Demokrat, maka bisa diduga bahwa itu adalah 'cium tangan plus-plus' alias cium tangan politis," kata Inas saat dihubungi merdeka.com, Minggu (3/5).

"Di mana Gatot Nurmantyo ngarep.com agar SBY mau ngusung dia untuk nyapres," sambungnya.

 

Dapat Tiket Capres?

Cerita Pahlawan Laksamana Keumalahayati Diangkat dalam Bentuk Komik
Mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo memberi sambutan saat peluncuran komik Keumalahayati di Jakarta, Senin (21/5). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Inas meyakini, Gatot tidak akan mendapatkan tiket maju 'nyapres' dari Demokrat. Sebab, Demokrat tengah berupaya mencalonkan Ketua Kogasma Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) di Pemilu 2019.

"Mosok SBY enggak konsisten? Bukankah dia sudah menggadang-gadang AHY untuk nyapres? Enggak mungkin lah dialihkan ke Gatot Nurmantyo," tandas Inas.

Dalam acara buka puasa bersama di rumah Mantan Menko Perekonomian, Chairul Tanjung, Sabtu 2 Juni, aksi Gatot Nurmantyo mencuri perhatian. Dia terlihat mencium tangan Presiden RI ke 6 Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY.

Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat, Rachlan Nasidik menilai aksi cium tangan itu menunjukkan Gatot mengakui SBY memiliki peran penting dalam mengubah konstalasi di Pemilu Serentak 2019 mendatang.

"Secara politik artinya Pak Gatot mengakui kewaskitaan Pak SBY, khususnya peran penting Pak SBY dalam ikut menentukan percaturan politik aktual serta kontestasi di 2019 nanti," kata Rachlan.

 

Reporter: Renald Ghiffari

 

Saksikan tayangan video menarik berikut ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya