Liputan6.com, Jakarta - Ada satu sosok yang mencuri perhatian saat perayaan HUT ke-72 Bhayangkara di Istora Senayan, Jakarta, Rabu, 11 Juli 2018. Jika tahun 2014 di Istana Merdeka dia menjadi komandan upacara penurunan bendera di depan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, kemarin dia menerima penghargaan Bhayangkara Narariya yang langsung disematkan Presiden Joko Widodo.
Dia adalah Komisaris Besar Polisi Suhendri. Bersama dengan tiga perwira Polri lainnya, Kepala Pembinaan Taruna dan Siswa Direktorat Pembinaan Taruna dan Pelatihan Akademi Kepolisian ini berdiri menghadap Jokowi untuk menerima penghargaan.
"Menganugerahkan Bintang Bhayangkara Nararya kepada mereka yang nama, pangkat dan jabatan tersebut dalam rangka keputusan ini sebagai penghargaan kepada anggota Polri yang berjasa besar dengan keberanian kebijaksanaan dan ketabahan luar biasa," kata Sekretaris Militer Presiden Marsekal Muda TNI Trisno Hendradi saat membacakan Keppres RI No 54 Tk 2018 29 Juni 2018 dan No 55 2018 9 Jul 2018 di Istora Senayan.
Advertisement
Suhendri mengaku, penghargaan yang disematkan langsung oleh Presiden Jokowi membuatnya bangga karena itu merupakan sebuah apresiasi akan kinerjanya selama berdinas di kepolisian.
"Bangga karena langsung disematkan oleh Presiden. Selain itu, penghargaan ini juga berarti kinerja saya diapresiasi oleh pimpinan Polri," ujar Suhendri kepada Liputan6.com, Kamis (12/7/2018).
Wajar kalau ada perasaan bangga, karena tak mudah memang bagi anggota Polri untuk bisa meraih penghargaan sekelas Bintang Bhayangkara Narariya.
Selain berjasa besar dengan keberanian, kebijaksanaan, dan ketabahan luar biasa, selama berdinas mereka juga melampaui panggilan dan kewajiban yang disumbangkan untuk kemajuan dan pengembangan kepolisian serta tidak pernah cacat saat bertugas.
"Saya sendiri hingga sekarang sudah berdinas selama 24 tahun di Kepolisian," ujar pria kelahiran Padang Panjang, Sumatera Barat, 17 Agustus 1971 tersebut.
Â
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Suka-Duka Penugasan
Beragam penugasan dan jabatan sudah dirasakan mantan Dansat Brimob Polda Bali ini selama berkarier di Kepolisian. Semua penugasan itu pula yang semakin membuatnya matang sebagai perwira Polri.
"Banyak sekali suka dan duka selama melaksanakan tugas. Di antaranya ketika bertugas di Timor Timur (sekarang Timor Leste), penanganan konflik di Kalimantan, Poso dan Maluku," jelas Suhendri.
Namun, betapa pun beratnya tugas yang diemban, peraih Satya Lencana Seroja ini tak pernah menyerah. Apalagi dukungan selalu dia dapatkan dari orang-orang terdekat.
"Dukungan itu terutama datang dari keluarga," ujar Suhendri yang sejak kecil memang bercita-cita jadi polisi.
Yang juga membuat dia bangga adalah fakta bahwa Polri semakin mendapatkan tempat di hati masyarakat. Bagi lulusan Akpol 1993 ini, itu artinya Polri makin dipercaya dalam menjalankan tugas.
"Sejauh ini kita melihat Polri semakin maju, modern dan dipercaya masyarakat. Ini sesuai dengan visi misi Kapolri, yaitu Promoter (Profesional, Modern, dan Tepercaya)," ujar Suhendri.
Advertisement
Teladan Pimpinan
Demikian pula dengan hubungan TNI-Polri yang terlihat makin mesra. Kekompakan itu menurut dia tak akan tercipta tanpa adanya keteladanan yang diperlihatkan pimpinan.
"Kalau pimpinan tingkat atas sudah menunjukkan keteladanan akan kekompakan TNI-Polri, Insyaallah ke bawahnya akan sama," tegas mantan Kapolres Tanjung Pinang ini.
Ke depan, dia berharap Polri akan terus meningkatkan profesionalitas yang didukung oleh sarana dan prasarana yang modern.
"Tentu juga harus didukung anggaran yang cukup sehingga menjadikan Polri semakin dipercaya oleh masyarakat," pungkas Suhendri.
Â