BPJS Kesehatan Selenggarakan Senam Sehat Kolosal dengan 18.818 Peserta

Dalam rangka menyambut Asian Games 2018 dan ulang tahun BPJS Kesehatan ke-50, BPJS Kesehatan selenggarakan senam sehat kolosal dengan 18.818 peserta.

oleh Cahyu diperbarui 29 Jul 2018, 18:50 WIB
Diterbitkan 29 Jul 2018, 18:50 WIB
Senam kolosal BPJS Kesehatan
Dalam rangka menyambut Asian Games 2018 dan ulang tahun BPJS Kesehatan ke-50, BPJS Kesehatan selenggarakan senam sehat kolosal dengan 18.818 peserta.

Liputan6.com, Jakarta Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan menyelenggarakan Senam Sehat Kolosal 18.8.18 Peserta JKN-KIS se-Indonesia di Lapangan Monumen Nasional (Monas) dan seluruh kantor cabang BPJS Kesehatan di Indonesia, Minggu (29/7/2018). Kegiatan ini dilakukan dalam rangka menyambut Asian Games XVIII dan perayaan Hari Ulang Tahun BPJS Kesehatan ke-50.

Acara tersebut diikuti 18.818 orang yang terdiri dari peserta Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS), fasilitas kesehatan mitra BPJS Kesehatan, stakeholder terkait, dan para Duta BPJS Kesehatan. Melalui acara ini, BPJS Kesehatan berharap para peserta akan menyadari bahwa hidup sehat itu mudah dan murah.

“Melalui kegiatan ini, kami ingin mempromosikan betapa murah dan mudahnya untuk menerapkan pola hidup sehat. Cukup dengan senam rutin setiap pagi, kita sudah bisa meningkatkan kebugaran dan sistem imun kita, sehingga tidak mudah sakit,” ujar Direktur Utama BPJS Kesehatan, Fachmi Idris.

Lanjutnya, dengan meningkatnya kesadaran masyarakat untuk berperilaku sehat sehari-hari, diharapkan jumlah peserta JKN-KIS yang sakit bisa menurun. Dengan begitu, pembiayaan pelayanan kesehatan dapat dialokasikan ke program preventif agar masyarakat tetap sehat.

Fachmi Idris dan Jusuf Kalla
Fachmi Idris dan Jusuf Kalla di acara senam sehat kolosal BPJS Kesehatan, di Lapangan Monas, Minggu (29/7/2018).

Fachmi juga mengatakan bahwa dengan mengajak masyarakat untuk rutin berolahraga dan menerapkan gaya hidup sehat, dampak jangka panjangnya diharapkan bisa menekan jumlah penderita penyakit katastropik di Indonesia. Menurutnya, biaya yang dihabiskan untuk penyakit katastropik pada 2017 telah mencapai Rp 18,4 triliun atau 21,8 persen dari total biaya pelayanan kesehatan yang dikeluarkan BPJS Kesehatan.

“Berbagai penyakit katastropik tersebut sangat bisa dicegah melalui penerapan pola hidup sehat. Kesehatan menjadi salah satu pilar yang menentukan kemajuan suatu bangsa, sebab kesehatan mempengaruhi produktivitas penduduknya. Ke depannya, kami berharap kesadaran masyarakat untuk membudayakan pola hidup sehat dapat meningkat dari waktu ke waktu,” ucap Fachmi.

Oleh karena itu, BPJS Kesehatan fokus menjaga masyarakat yang sehat tetap sehat melalui berbagai program promotif preventif. Sementara itu, bagi peserta JKN-KIS yang berisiko menderita penyakit katastropik seperti diabetes melitus dan hipertensi, disediakan Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis) untuk mengelola risiko itu.

“BPJS Kesehatan tidak mengharapkan Anda sakit, melainkan Anda sehat. Orang menganggap untuk sehat itu harus ke rumah sakit, padahal rumah sakit adalah langkah yang terakhir diharapkan. Langkah pertama ya dimulai dari kebiasaan dan lingkungan kita. Ada beberapa cara hidup sehat, seperti olahraga, makan yang sehat, jangan stres, tidur yang cukup, periksa kesehatan, dan membiasakan pola hidup sehat. Ke rumah sakit memang dijamin BPJS Kesehatan, tapi kan Anda lebih enak sehat,” kata Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla, yang turut hadir dalam acara tersebut, diiringi riuh sorak sorai peserta senam.

Sebagai informasi, sampai dengan 20 Juli 2018, terdapat 199,8 juta jiwa penduduk Indonesia yang telah menjadi peserta JKN-KIS. Dalam memberikan pelayanan kesehatan, BPJS Kesehatan telah bekerja sama dengan 22.322 Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP), 2.406 rumah sakit dan klinik utama, 1.599 apotek, serta 1.078 optik.

 

 

(*)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya