4 Fakta Mengerikan Duel Gladiator Tewaskan Siswa SMP di Bogor

Korban sempat menolak ajakan itu. Namun karena dipaks, MIS akhirnya menuruti seniornya hingga nyawanya melayang dalam duel gladiator itu.

oleh Achmad Sudarno diperbarui 03 Agu 2018, 20:29 WIB
Diterbitkan 03 Agu 2018, 20:29 WIB
penganiayaan
Ilustrasi kekerasan (iStockPhoto)

Liputan6.com, Jakarta - Polisi menangkap lima pelaku yang terlibat dalam duel gladiator di Bogor, Jawa Barat. Dalam duel itu, satu pelajar tewas.

Kapolresta Bogor Kota, Kombes Ulung Sampurna menuturkan, korban sempat menolak ajakan itu. Namun karena dipaks, MIS akhirnya menuruti seniornya dan diajak berkumpul di Jalan Raya Encep Nawawi, tak jauh dari Terminal Bubulak, Bogor Barat, Kota Bogor.

Di pinggir jalan itu, MIS bersama dua temannya FR dan RD bertemu kelompok pelajar lain yang sudah siap menanti kedatangannya. Setelah menerima senjata tajam dari seniornya masing-masing, mereka kemudian bertarung tiga lawan tiga.

Nahas, MIS yang saat itu belum sempat memegang senjata tajam, langsung diserang hingga korban kena sabetan celurit dibagian perut dan kepala oleh ketiga lawannya. Siswa SMP 2 Cibungbulang ini meninggal dunia setelah sempat melarikan diri.

"MIS yang terus diserang, karena waktu duel hanya korban yang tidak pegang senjata tajam. Senjatanya masih dipegang temannya," ungkap Kasat Reskrim Polresta Bogor Kota Kompol Agah Sanjaya.

Teman korban, FR juga mengalami luka di perut akibat sabetan celurit. Namun nyawa FR tertolong oleh warga yang membawanya ke RS Medika Dramaga.

Dalam penyelidikannya, polisi mengungkapkan 4 fakta mengerikan di balik kejadian itu. Apa saja?

 

Saksikan tayangan video menarik berikut ini:

 


1. Diadakan Alumni

Ilustrasi Kekerasan Pada Anak (iStockphoto)
Ilustrasi Kekerasan Pada Anak (iStockphoto)

Polisi mengungkapkan, duel kelompok pelajar SMP itu dimotori masing-masing alumni sekolah. Mereka merencanakan pertarungan tersebut yang disebut dengan 'acara'.

Setelah masing-masing mendapat petarung, para pelajar SMP ini diadu tiga lawan tiga seperti duel ala gladiator.

"Tawuran ini mirip gladiator. Mereka merencanakan dan menunjuk tiga orang juniornya untuk berduel," kata Kapolresta Bogor Kota, Kombes Ulung Sampurna.

 


2. Sudah Tradisi

Bullying Penindasan dan Kekerasan
Ilustrasi Foto Bullying (iStockphoto)

Menurut Ulung, pertarungan ala gladiator sudah menjadi tradisi dua kelompok pelajar SMP di wilayah barat Kabupaten Bogor itu. Hanya saja, setiap petarung kali ini dipersenjatai dengan celurit dan samurai.

"Yang menyediakan senjata tajam pun alumninya sendiri," ucap Ulung.

 


3. Dijanjikan Diberi Ilmu Kebal

Wali Kota Bogor Bima Arya marah kepada pelajar pelaku tawuran (Liputan6.com/Achmad Sudarno)
Wali Kota Bogor Bima Arya marah kepada pelajar pelaku tawuran (Liputan6.com/Achmad Sudarno)

Motif kekerasan yang dilakukan mereka tidak lain adalah untuk mendapat pengakuan dari pihak lawan. Sementara bagi petarungnya dijanjikan dibawa ke paranormal untuk diberi ilmu kebal.

"Kalau hebat, kuat akan dicarikan ilmu kekebalan. Intinya, tawuran ini fenomena baru di kalangan pelajar," ungkap ulung.

 


4. Buru 2 Alumni

Wali Kota Bogor Bima Arya marah kepada pelajar pelaku tawuran (Liputan6.com/Achmad Sudarno)
Wali Kota Bogor Bima Arya marah kepada pelajar pelaku tawuran (Liputan6.com/Achmad Sudarno)

Kasat Reskrim Polresta Bogor Kota Agah Sanjaya menyebutkan, dari lima pelaku yang ditangkap, dua sebagai alumni sekolah dan tiga petarung dari pihak lawan. Kelima pelaku yang diamankan adalah MKN, MF, MPI, FRD, dan FR.

"Kami sedang memburu dua alumni yang diduga turut serta merencanakan duel ini," kata agah.

Para pelaku memiliki peran masing-masing. Salah satunya merekam video untuk dipublikasikan di youtube saat berlangsungnya duel tersebut.

"Jadi ketika duel tiga lawan tiga, ada yang memvideokan. Menurut keterangan pelaku, video duel itu nanti dishare di youtube supaya dilihat banyak orang," ungkap Agah.

Selain merekam video, ada juga yang berperan mencari senjata tajam, petarung, dan sebagai wasit.

Tidak menutup kemungkinan, jumlah pelaku akan bertambah. Saat ini, polisi masih terus memeriksa saksi maupun para pelakunya.

"Rekaman video duel dan dua senjata tajam sudah kami amankan sebagai barang bukti," ujar Agah.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya