Disebut Tidak Pro Islam, Jokowi Ungkit Hari Santri Nasional

Presiden Joko Widodo atau Jokowi menjawab tudingan yang ditujukan kepadanya, yaitu disebut tidak pro Islam.

oleh Liputan6.com diperbarui 08 Agu 2018, 14:53 WIB
Diterbitkan 08 Agu 2018, 14:53 WIB
20151022-Deklarasi Hari Santri oleh Jokowi-Jakarta
Presiden Joko Widodo saat tiba di Masjid Istiqlal jelang Deklarasi Hari Santri Nasional, Jakarta, Kamis (22/10/2015). Jokowi menetapkan 22 Oktober sebagai Hari Santri Nasional. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi menjawab tudingan yang dialamatkan kepadanya, yaitu disebut tidak pro Islam. Dalam sambutannya di hadapan para ulama, dia mengungkit terkait Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 22 Tahun 2015 yang dikeluarkan pada 22 Oktober 2015 lalu. Keppres tersebut diteken Jokowi sebagai Hari Santri Nasional.

"Jangan sampai ada suara Presiden Jokowi enggak pro Islam. Yang buat Perpres Hari Santri Nasional tuh siapa? Masa sudah kayak gitu dibilang tidak pro Islam," kata Jokowi di hadapan para ulama di acara pendidikan kader ulama (PKU) Majelis Ulama Indonesia (MUI) di Gedung Tegar Beriman, Pemerintah daerah kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (8/8/2018).

Dia pun menegaskan tudingan tersebut tidak benar. Jokowi mengatakan, hampir setiap pekan mengunjungi pesantren bersama dengan imam besar Masjid Istiqlal ataupun Ketua Umum MUI Maaruf Amin.

"Ada lagi Presiden Jokowi tidak pro Islam. Bagaimana? saya tuh muslim, tiap hari tiap minggu hampir tiap bulan datang Pak kiai Maaruf Amin ke mana-mana. Dengan Imam Besar Masjid Istiqlal prof Nazarudin Umar juga ke mana-mana. Hampir tiap minggu saya masuk ke ponpes," kata Jokowi.

Tidak hanya itu, dia juga menjelaskan sedang melakukan mengembangkan ekonomi umat. Dengan cara membuka 40 bank mikro wakaf di Pesantren di Indonesia.

"Kemitraan seperti ini yang akan memperbaiki ekonomi umat kita. Tanpa pendekatan-pendekatan ekonomi seperti itu, gap antara kaya dan mskin semakin lebar," kata Jokowi.

 

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Jawab Sindiran Antek Asing

Presiden Joko Widodo atau Jokowi membuka acara pendidikan kader ulama (PKU) Majelis Ulama Indonesia (MUI) di Gedung Tegar Beriman, Pemerintah Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Dalam sambutannya Jokowi sempat menjawab semua pertanyaan terkait sindiran sebagai antek aseng.

"Jokowi itu antek asing. Ini mumpung pas ketemu saya jawab sekali. Ini baru pertama saya jawab seperti itu. Mumpung banyak ulama dan kader ulama," kata Jokowi di hadapan para ulama, Rabu (8/8/2018).

Dia menepis bagian dari antek asing. Dia pun mempertanyakan sindiran tersebut. Pasalnya pada Januari lalu, Jokowi menjelaskan telah membuat kebijakan di sektor migas yaitu 100 % kepemilikan Blok Mahakam yang dimiliki Jepang diserahkan ke PT Pertamina (Persero). Kemudian Blok Rokan yang sejak lama sudah dikelola Chevron, Amerika kini sudah diserahkan kepada PT Pertamina.

"Antek asing. Bagaimana antek asing?" tanya Jokowi.

Kemudian, dia juga memaparkan kesulitan untuk melobi PT Freeport. Dia menjelaskan sudah 40 tahun Indonesia hanya diberikan 9,3%. "Dan kita semua diam saja enggak ada yang bersuara. Diam 9 persen," kata Jokowi.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya