Liputan6.com, Jakarta - ES, gadis asal Sukabumi, Jawa Barat menjadi korban penjualan orang di Malaysia. Awalnya, perempuan 16 tahun itu mendapat lowongan kerja dari situs pertemanan facebook.
Namun tak disangka, niat mencari kerja malah berbuah kemalangan. Dia menjadi korban perdagangan orang.
Wakil Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri Kombes Panca Putra menuturkan, ES yang baru lulus SMP itu berniat mencari kerja guna membantu kebutuhan ekonomi keluarga.
Advertisement
Ia pun mencari lowongan kerja melalui Facebook. Dia tertarik dengan lowongan kerja sebagai pengasuh bayi di Jakarta.
"Seorang tersangka berinisial YL menawarkan lowongan kerja melalui Facebook," ujar Panca di Bareskrim Polri, Gambir, Jakarta Pusat, Kamis (13/9/2018).
Setelah menerima lowongan kerja tersebut, kemudian ES dipertemukan ke D yang kini menjadi buronan polisi. D ternyata kaki tangan dari YL yang menawarkan ES bekerja di Jakarta.
"Atas tawaran tersebut korban tertarik," ucap Panca.
Korban lalu meminta izin kepada orangtuanya yakni E dan O untuk bekerja di Jakarta. Keduanya pun merestui ES merantau.
"Kemudian korban diberangkatkan dari Sukabumi ke Terminal Kampung Rambutan," kata Panca.
Ketika tiba di Kampung Rambutan, ES dijemput oleh pelaku lainnya berinisial JS. Korban ditampung di sebuah kos-kosan di kawasan Hayam Wuruk, Jakarta Barat.
Kemudian para pelaku mempersiapkan sejumlah dokumen agar korban bisa sampai ke Malaysia. Korban pun dikirim ke Kuala Lumpur melalui jalur laut dari Bengkalis, Riau.
Namun, saat tiba di Malaysia, korban malah diperlakukan tidak manusiawi. Alhasil, ES kabur dari rumah majikannya, padahal ia baru lima hari bekerja.
"Dia dipekerjakan dengan tidak memperhatikan paruh waktu, tidak diberi makan, dan segala macam ya itu eksploitasi," terang Panca.
Menurut dia, korban diimingi gaji Rp 7 juta per bulan selama bekerja di Malaysia. Namun faktanya, ES malah dieksploitasi.
"Dia ditawari tujuh per bulan. Faktanya dia baru kerja berapa hari terus merasa tidak nyaman karena perlakuan di sana,"Â jelas Panca soal kasus perdagangan orang ini.
Â
Baru 5 Hari Kerja
Sebelumnya, ES, warga Kampung Kadupugur, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, diduga menjadi korban perdagangan manusia (human trafficking) setelah ditemukan tersesat di Selangor, Malaysia. Usia perempuan itu baru 16 tahun.
"Ternyata setelah ditanya, perempuan ini warga Desa Wangunreja, Kecamatan Nyalindung," kata Neneng Wulan, warga Pangsapuri Seri Jasa Blok A 01-03, Taman Sungai Besi Indah, Seri Kembangan Belakong, Selangor, Malaysia, melalui pesan yang diterima wartawan Sukabumi, Rabu, 5 September 2018.
Neneng mengaku juga berasal dari Sukabumi, tetapi telah menetap di Malaysia mengikuti suaminya yang bekerja di negara itu. Menurutnya, ESn bisa masuk ke Malaysia karena dibawa oleh orang yang baru dikenalnya melalui media sosial Facebook, setelah sebelumnya ditawari bekerja di Jakarta.
Saat ditemukan, kondisinya memprihatinkan. Neneng akhirnya memutuskan untuk menampung sementara gadis ini di rumahnya yang ada di Selangor. Selain itu, ESn pun dibantu untuk membuat video aduan agar bisa kembali lagi pulang ke kampung halamannya di Sukabumi.
Setiap hari, anak putus sekolah ini menangis dan ingin pulang ke keluarganya. Karena itu, Neneng mencoba menghubungi wartawan melalui pesan inbox di Facebook dengan harapan Pemkab Sukabumi bisa membantu memulangkan gadis malang tersebut.
"Mudah-mudahan ada jalan keluarnya agar anak ini bisa segera pulang ke keluarganya di Indonesia," katanya, dilansir Antara.
ESÂ mengaku selama "dijual" oleh orang yang baru dikenal ke majikannya di Malaysia. Dia mendapatkan perlakukan tidak baik seperti hanya diberikan kamar kecil yang disatukan dengan hewan peliharaan milik majikannya.
Dia akhirnya melarikan diri dan berjalan kaki ke Johor dengan tiga orang Banglades. Neneng kemudian menemukan gadis itu dan sementara tinggal di rumah warga Bandung yang kini menetap di Malaysia itu.
"Saya bisa masuk ke Malaysia oleh orang yang baru dikenal. Awalnya ditawari bekerja di Jakarta tetapi ternyata malah dibawa ke Malaysia. Saya ingin pulang dan bertemu lagi dengan orangtua di Kampung Kadupugur," katanya.
Â
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement