Liputan6.com, Jakarta - Tahun ini sudah menjadi kali ke dua belas bagi festival film Balinale dalam menyelenggarakan perhelatan film-film dari sejumlah negara.
Kali ini Balinale hendak menampilkan 107 film dari 30 negara dengan lebih dari 100 pembuat film yang turut serta dalam festival ini.
Baca Juga
KJRI Perth Promosikan Film Karya Anak Bangsa Jelang Indonesia Western Australia Film Festival 2025
Madani International Film Festival 2024 Tampilkan 57 Film dari 20 Negara, Suarakan Dukungan untuk Palestina dan Sudan
Jakarta World Cinema (JWC) 2024 Sukses Digelar, Pengunjung Membludak hingga 42.500 Orang
Terdapat tiga kategori film yang ditayangkan pada festival ini, antara lain film pendek, film feature, dan juga film dokumenter yang menghiasi layar kaca.
Advertisement
Pemenang Film Feature
Film berjudul Michael Inside berhasil menggaet penghargaan dalam kategori Film Feature Terbaik tahun ini.
Film asal Irlandia yang ditulis dan disutradarai oleh Frank Berry dan bintang Dafhyd Flynn ini menceritakan tentang lelaki bernama Michael Healy berusia 18 tahun yang tinggal bersama sang kakek di sebuah perumahan di Dublin.
Michael tertangkap memegang obat-obatan untuk teman-teman saudara laki-lakinya dan dijatuhi hukuman tiga bulan penjara di mana dia diserang dan dirampok.
Ketika pengedar narkoba mulai mengganggu kakeknya, dia dipaksa untuk mempraktikkan apa yang telah dia pelajari selama berada di penjara.
"Film Michael Inside ini memiliki penghayatan karakter tokoh dengan tatapan yang kuat dan memilukan hati disaat seorang remaja secara bertahap jatuh ke dalam kehancuran saat berada dalam penjara," ujar salah satu juri Balinale yang berhasil dikutip dari severa.juraganwp.com.
Advertisement
Pemenang Film Pendek
Tak hanya film feature yang berhasil mendapat penghargaan, dalam kategori film pendek ini pun negara Swiss berhasil meraih penghargaan sebagai Film Pendek Terbaik pada festival Balinale 2018.
Film bergenre komedi gaya mafia ini benar-benar mampu mengocok perut setiap penontonnya.
Film berjudul Punchline menceritakan kisah dua pembunuh yang ingin melakukan aksi pembunuhannya kepada salah satu korban tahanannya.
Anehnya, sebelum melakukan aksi pembunuhan tersebut, kedua pembunuh malah mengucapkan ayat-ayat Alkitab terlebih dahulu lalu segera membunuh korbannya.
Adegan tersebut berhasil membuat para penonton tertawa terpingkal-pingkal.
Pemenang film dokumenter
Untuk kategori film dokumenter, film dengan judul Invisible Hands karya Shraysi Tandon ini berhasil mendapatkan penghargaan sebagai film dokumenter terbaik tahun ini.
Film tersebut mengisahkan tentang kekejaman dan kengerian yang harus dihadapi oleh para budak yang masih berusia di bawah umur.
Eksploitasi anak di jaman modern ini digambarkan dengan sangat nyata dalam film hasil kolaborasi 5 negara, yaitu USA, Indonesia, China dan Ghana.
Penulis: Immanuela Harlita Josephine
Advertisement