Ada Teknisi di Pesawat JT 610 yang Jatuh, Ini Penjelasan Lion Air

Rusli meyakini pesawat jenis Boeing yang diterbangkan mengangkut 178 penumpang itu dalam kondisi laik terbang.

oleh Pramita Tristiawati diperbarui 01 Nov 2018, 08:57 WIB
Diterbitkan 01 Nov 2018, 08:57 WIB
Melihat Sisa Barang Penumpang Lion Air Jatuh
Tim penyelamat mengumpulkan barang korban jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 di Tanjung Priok, Jakarta Utara, Senin (29/10). Barang-barang penumpang dikumpulkan di Posko Basarnas Jakarta International Container Center II. (RESMI MALAU/AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Seorang teknisi pesawat Boeing 737 Max 8 ikut menjadi korban dalam kecelakaan Lion Air JT 610. Keberadaan teknisi itu menimbulkan tanda tanya mengenai kondisi pesawat. Pasalnya, penerbangan dengan rute Jakarta-Pangkalpinang itu mengalami kecelakaan di perairan Karawang.

PLT Direktur Teknik Lion Air, Muhamad Rusli, mengatakan diterbangkannya seorang teknisi dalam pesawat Lion Air JT 610 itu sebagai tindakan antisipasi maskapai jika terjadi gangguan teknis pada pesawat.

"Jadi, memang sengaja ada teknisi yang dibawa di dalam pesawat baru itu, supaya kalau ada kendala cepat diatasi dan tidak harus panggil teknisi dari Jakarta," kata Rusli di Neglasari, Kota Tangerang, Rabu, 31 Oktober 2018. 

Dia meyakini kalau pesawat jenis Boeing yang diterbangkan mengangkut 178 penumpang itu dalam kondisi laik terbang. Sehingga keberadaan teknisi tersebut tidak ada kaitannya dengan kondisi pesawat sebelum lepas landas.

"Bukan berarti pesawat ini rusak, tapi keberadaan teknisi untuk antisipasi. Teknisi ini pun hanya ada pada penerbangan dengan tujuan bandara yang tidak memiliki penerbangan dengan traffic yang tinggi atau bandara kecil," jelas dia.

"Namun, untuk penerbangan dengan tujuan bandara besar seperti, Cengkareng Denpasar, Surabaya, Makassar dan Medan, tidak bawa teknisi karena kita sudah sediakan di bandara itu," tambah Rusli.


Tunggu Kerja KNKT

Kini Rusli masih menunggu hasil investigasi dan pemeriksaan KNKT terkait jatuhnya pesawat yang baru beroperasi 3 bulan itu. 

"Masih tunggu dulu, karena kalau untuk proses kelaikan pesawat untuk terbang harus melewati beberapa step sesuai dengan SOP seperti, pemeriksaan teknis pada pesawat itu harus," ucap dia. 

Reporter: Kirom

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya