Liputan6.com, Jakarta - Suku Uighur merupakan salah satu suku minoritas yang ada di China dan penduduknya rara-rata beragama Islam. Seperti halnya etnis Rohingya di Myanmar, suku ini juga mengalami diskriminasi di negaranya. Tapi, siapa suku Uighur?
Secara kultural dekat dengan bangsa Turk daripada mayoritas bangsa Han. Awal abad ke-20 menjadi awal munculnya suku Uighur. Mereka lalu mendeklarasikan kemerdekaan dengan nama Turkestan Timur. Ini bisa menjadi penyebab mengapa muslim Uighur dekat dengan bangsa Turk.
Dilansir dari Global Voices, kecurigaaan Beijing terhadap etnis Uighur atau orang-orang Muslim Uighur berakar sejak dua abad lalu. Inilah penyebab kecurigaan itu:
Advertisement
1. Pemeritah China Curiga Etnis Uighur Pemberontak
Nasib malang suku Uighur berawal saat perang dunia pecah. Saat itu warga Xinjiang, termasuk Uighur, berusaha bergabung dengan Soviet.
Namun, usaha mereka tak berhasil karena pasukan nasionalis kiriman Beijing akhirnya kembali memaksa warga Uighur bertahan dalam wilayah kedaulatan RRC pada 1949.
Sejak itu, warga Uighur dicap punya kecenderungan 'memberontak' oleh petinggi di Beijing. Kebijakan ekonomi China yang mengutamakan etnis Han makin memperburuk suasana.
2. Curiga Uighur Ingin Lepas dari RRC
Pemerintah China juga menaruh rasa curiga pada suku Uighur. Mereka dianggap ingin melepaskan diri dari RRC. Ditambah lagi muncul isu diskriminasi dari lembaga Human Right Watch yang mengatakan lebih dari 10 juta suku Uighur dipersulit untuk membuat paspor.Â
Jika warga Han dengan mudah melenggaang ke luar negeri, petugas imigrasi mewajibkan mereka menyerahkan puluhan dokumen serta wawancara untuk memeriksa ideologi politik mereka.
Advertisement
3. Dituduh Masuk Jaringan Teroris
Akibat diskriminasi tersebut, banga Uighur menyerang balik bangsa Han. Sasaran utamanya adalah para aparat dari etnis Han.
Serangan paling keras terjadi pada Januari 2007. Diperkirakan ada 18 suku Uighur ditembak mati dengan tuduhan bergabung dengan jaringan teroris internasional.
Bahkan ada kabar serangan militer ke beberapa kampung yang dituding sebagai sarang teroris. Namun, hal itu dibantah oleh birokrat Partai Komunis yang masih berkuasa di China.
Â
Reporter:Â Fellyanda Suci Agiesta
Sumber: Merdeka.com
Â
Saksikan video pilihan di bawah ini: