Pilpres 2019, JK Sebut Stabilitas Politik di Indonesia Baik

JK mengatakan euforia pesta demokrasi lima tahunan sekali di Indonesia saat ini lebih terasa di media sosial dan media arus utama seperti televisi. Di lapangan, justru tidak ada keributan akibat keberpihakan politik di Pilpres 2019.

oleh Liputan6.com diperbarui 18 Jan 2019, 01:04 WIB
Diterbitkan 18 Jan 2019, 01:04 WIB
Wapres Jusuf Kalla Buka Pameran Alutsista Indo Defence 2018
Wakil Presiden Jusuf Kalla memberi sambutan saat membuka pameran Indo Defence 2018 di JiExpo and Forum, di Kemayoran, Jakarta Rabu (7/11). Pameran ini digelar selama empat hari dari tanggal 7-10 November 2018. (Merdeka.com/Imam Buhori)

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla menyebut stabilitas politik di Indonesia berjalan baik di tahun politik, dibandingkan dengan negara di kawasan Asia Tenggara atau negara lain, terbukti dengan tidak adanya konflik dalam pelaksanaan pemilu.

"Saya yakin di antara negara-negara ASEAN dan negara lainnya, Indonesia mempunyai stabilitas politik yang baik. Meskipun pemilu ribut di dunia maya, ribut di TV dan sebagainya, tapi tidak ada masalah di lapangan," kata Wapres JK saat memberikan kuliah umum "Indonesia and the World: Future Trajectory Opportunities and Challenges" di Hotel Mandarin Oriental Jakarta, Kamis (17/1/2018).

JK mengatakan euforia pesta demokrasi lima tahunan sekali di Indonesia saat ini lebih terasa di media sosial dan media arus utama seperti televisi. Di lapangan, justru tidak ada keributan akibat keberpihakan politik di Pilpres 2019.

Dalam Pilpres 2019, ada 2 kubu yang bertarung sengit, namun tidak terjadi konflik menjadi kunci keberlangsungan demokrasi di Tanah Air.

"Tidak ada konflik di antara kita semua. Itu modal pokok bahwa demokrasi Indonesia bisa berjalan dengan baik, walaupun juga ada tantangan-tantangan demokrasi yang timbul dari hal-hal tersebut," jelas Jusuf Kalla seperti dikutip dari Antara.

Tantangan tersebut terlihat dari tren demokrasi di sejumlah negara maju, seperti Amerika Serikat dan Inggris, yang menurut JK semakin populis. Hal itu antara lain disebabkan oleh timbulnya pesimisme terhadap sistem demokrasi di kalangan masyarakat negara maju.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Fenomena Donald Trump

Fenomena Donald Trump, kata JK, yang memenangi Pilpres AS dan menerapkan sejumlah kebijakan ekslusif di negaranya, serta referendum Brexit (British Exit) dari Uni Eropa, menjadi bukti tren politik dunia cenderung berpihak pada kepentingan masyarakat.

"Sindrom Trump dan Brexit itu menjadi suatu tanda bahwa orang menjadi lebih populis, karena akibat kegagalan prinsip demokrasi yang mengutamakan kepada angka-angka, tapi tidak kepada sisi 'human' dari demokrasi tersebut," tutur JK.

Oleh karena itu, JK berpesan kepada generasi muda dan penerus bangsa untuk tidak mengabaikan tren tersebut, sehingga dapat menghadapi sejumlah tantangan demokrasi di Tanah Air.

"Tantangan itu bagi kita merupakan bagian yang harus kita hadapi, dan tentu kita juga harus memperhatikan tren di dunia ini. Karena itulah, kita melihat peran dan pandangan keterbukaan yang populis, yang menimbulkan suatu bangsa menjadi berubah dan maju," ujar Wapres.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya