Liputan6.com, Sitoro - Gunung Karangetang di Kabupaten Kepulauan Sitaro, Provinsi Sulawesi Utara, menunjukan peningkatan aktivitasnya sejak Sabtu, 2 Februari 2019 siang. Bahkan puluhan penduduk sekitar harus dievakuasi akibat guguran lava.
Gunung setinggi 1784 mdpl masih terus menunjukkan peningkatan aktivitas. Bahkan pada Senin, 4 Februari 2019 pagi, masih terdengar gemuruh.
Warga yang bermukim di sekitar kali, diminta mewaspadai awan panas guguran Gunung Karangetang.
Advertisement
Hingga Senin kemarin, jumlah warga yang mengungsi sudah mencapai 111 orang, dari jumlah sebelumnya pada saat erupsi Gunung Karangetang pertama, Sabtu lalu hanya 22 orang.
"Jumlah pengungsi telah bertambah. 54 orang diungsikan ke Gereja GMIST Nazareth Niambangeng, dan 57 lainnya di Kantor Kampung Batubulan," ungkap Camat Sibarut, Chatrin Lukas.
Berikut fakta meningkatnya aktivitas Gunung Karangetang yang dihimpun Liputan6.com:
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
1. Muntahkan Lava
Gunung Karangetang yang ada di Kabupaten Kepulauan Sitaro, Provinsi Sulawesi Utara mengeluarkan guguran lava pada Sabtu, 2 Februari 2019 siang.
Kepala Pos Pengatan Gunung Api (PGA) Karangetang, Yudia Tatipang mengatakan, titik akhir guguran lava dengan pemukiman warga berjarak sekitar 300 meter. Sedangkan dengan ruas jalan antara Lindongan I dan Lindongan II Kampung Batubulan sekitar 200 meter.
"Yang kami rekomendasikan dievakuasi adalah warga yang bermukim diantara Kali Batuare dan Kali Marebuhe. Kami kuatir ketika guguran lava terus mendekat, mereka bisa terisolir," kata Tatipang.
Bahkan hingga Minggu, 3 Februari 2019, menurut Kepala Sub Bidang Mitigasi Gunung Api Wilayah Timur, Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Dr Devy Insan Kamil, lelehan lava masih terjadi dari kawah Gunung Karangetang.
"Statusnya masih siaga level III," kata Devy melalui telepon selular, dilansir Antara.
Lelehan atau luncuran lava masih terjadi, dan itu tidak hanya terjadi saat ini tetapi sejak sebelum-sebelumnya. Namun seiring waktu, jangkauan lelehan semakin jauh hingga mencapai 2.500 meter mengarah ke kali.
"Materialnya terus menumpuk, nah yang kami khawatirkan adalah sewaktu-waktu terjadi longsoran material yang bisa menyebabkan awan panas guguran," ujarnya.
PVMBG, lanjut dia, terus melakukan koordinasi dengan instansi terkait di daerah untuk menutup sementara akses jalan yang mengarah ke kali untuk menghindari potensi bahaya.
"Akan terus kami evaluasi perkembangannya untuk menentukan langkah selanjutnya," ujarnya.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan sekitar pukul 10.45 Wita, Sabtu, 2 Februari 2019, teramati ujung guguran atau lelehan lava ke Kali Batuare sejauh lebih kurang 2.000 meter dari kawah dua (bagian utara) serta terdapat penyimpangan kejadian guguran atau leleran ke Kali Melebuhe (timur laut dari kawah dua dan sebelah timur Kali Batuare). Jarak antara ujung guguran/leleran lava dari Kali Melebuhe ke pantai sekitar 1.000 meter.
Di antara Kali Batuare dan Kali Melebuhe terdapat pemukiman bernama Niambangeng, Kampung Batubulan di mana terdapat sekitar delapan kepala keluarga (sembilan laki-laki, sembilan perempuan dan tiga anak-anak). Saat ini mereka telah diungsikan.
Â
Advertisement
2. Warga Diminta Waspada
Pengamat Gunung Karangetang Yudia Tatipang mengatakan, warga yang bermukim di sekitar kali, diminta mewaspadai awan panas guguran Gunung Karangetang, Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara.
"Pada ujung-ujung guguran/leleran lava terjadi penumpukan material vulkanik yang berpotensi terjadinya awan panas guguran," katanya saat dihubungi melalui telepon di Manado, Sabtu 2 Februari 2019 malam.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan sekitar pukul 10.45 WITA, teramati ujung guguran atau leleran lava ke Kali Batuare sejauh lebih kurang 2.000 meter dari kawah dua (bagian utara) serta terdapat penyimpangan kejadian guguran atau leleran ke Kali Melebuhe (timur laut dari kawah dua dan sebelah timur Kali Batuare).
Teramati ujung guguran atau leleran ke Kali Melebuhe sudah sejauh 2.500 meter dari kawah dua.
Yudia menambahkan, jarak antara ujung guguran/leleran lava dari Kali Melebuhe ke pantai sekitar 1.000 meter. Di antara Kali Batuare dan Kali Melebuhe terdapat pemukiman bernama Niambangeng, Kampung Batubulan di mana terdapat sekitar delapan kepala keluarga (sembilan laki-laki, sembilan perempuan dan tiga anak-anak).
Untuk sementara masyarakat sudah dievakuasi ke Kampung Kawahang. PVMBG telah berkoordinasi dengan BPBD, Polri dan TNI dan telah menutup jalan dari sebelah barat Kali Batuare hingga Kali Melebuhe dan saat ini, jalan alternatif yang digunakan adalah jalur laut.
Status Gunung Karangetang adalah level III (Siaga) dengan rekomendasi sebagai berikut: masyarakat di sekitar Gunung Karangetang dan pengunjung agar tidak melakukan pendakian dan tidak beraktivitas di dalam radius 2,5 kilometer dari kawah dua (kawah utara) dan kawah utama (kawah Selatan) ke arah Utara-Timur-Selatan-Barat dan radius tiga kilometer ke arah Barat Laut.
Masyarakat yang tinggal di sekitar bantaran sungai-sungai yang berhulu dari puncak Gunung Karangetang agar meningkatkan kesiapsiagaan dari potensi ancaman lahar hujan dan banjir bandang yang dapat mengalir hingga ke pantai.
Diharapkan juga warga di sekitar Gunung Karangetang menyiapkan masker penutup hidung dan mulut, guna mengantisipasi potensi bahaya gangguan saluran pernapasan jika terjadi hujan abu.
"Kami masih meng-update informasi terbaru aktivitas vulkanik Gunung Karangetang," ujarnya.
Â
3. Terdengar Suara Gemuruh
Pada Senin, 4 Februari 2019 pagi, masih terdengar gemuruh dari Gunung Karangetang.
"Suara gemuruh lemah sampai agak kuat sesekali terjadi. Tingkat aktivitas di level III atau siaga," ungkap Pengamat Gunung Api Karangetang, Yudia Prama Tatipang.
Terkait kondisi itu, Yudia mengimbau masyarakat di sekitar Gunung Karangetang dan pengunjung atau wisatawan tidak mendaki dan beraktivitas pada radius 2,5 km dari kawah 2 (utara), dan juga perluasan ke sektor Selatan, Tenggara, Barat dan Baratdaya sejauh 3 km.
"Kami juga meminta masyarakat menyiapkan masker penutup hidung dan mulut jika terjadi hujan abu," ujar dia.
Terkait kondisi itu, Yudia mengimbau masyarakat di sekitar Gunung Karangetang dan pengunjung atau wisatawan tidak mendaki dan beraktivitas pada radius 2,5 km dari kawah 2 (utara), dan juga perluasan ke sektor Selatan, Tenggara, Barat dan Baratdaya sejauh 3 km.
"Kami juga meminta masyarakat menyiapkan masker penutup hidung dan mulut jika terjadi hujan abu," ujar dia.
Â
Advertisement
4. Warga Mengungsi
Lava Gunung Karangetang terus meluncur dari kawah utara mendekati ruas jalan Kampung Kawahang dan Kampung Batubulan, Kecamatan Siau Barat Utara (Sibarut), Kabupaten Kepulauan Sitaro, Provinsi Sulawesi Utara.
Diperkirakan, jarak antara ujung guguran dengan jalan raya tepatnya jembatan Kali Malebuhe kurang dari 200 meter. Akibatnya ratusan warga setempat haru dievakuasi ke lokasi yang lebih aman.
Hingga Senin siang, jumlah warga yang mengungsi sudah mencapai 111 orang, dari jumlah sebelumnya pada saat erupsi Gunung Karangetang pertama, Sabtu lalu yang hanya 22 orang.
"Jumlah pengungsi telah bertambah. 54 orang diungsikan ke Gereja GMIST Nazareth Niambangeng, dan 57 lainnya di Kantor Kampung Batubulan," ungkap Camat Sibarut, Chatrin Lukas.
Selain yang diungsikan di dua tempat itu, beberapa warga lainnya telah dibawa keluarga mereka ke tempat lain seperti di Ondong dan Ulu, Kabupaten Kepulauan Sitaro.
Setelah proses evakuasi, petugas TNI maupun Polri dalam hal ini Koramil 1301.02 Siau dan Polsek Urban Sibar telah menutup akses jalan dari Kampung Kawahang menuju Kampung Batubulan.
"Pertimbangan keselamatan warga. Apalagi menuju Kampung Batubulan harus melewati Kali Malebuhe. Jadi yang boleh melintas hanya petugas dan wartawan," tegas Kapolsek Urban Sibar Kompol Johanis Sasebohe.
Â
5. Akses Jalan Terputus
Guguran lava Gunung Karangetang di Kabupaten Kepulauan Sitaro, Provinsi Sulawesi Utara, mencapai ruas jalan menuju Kampung Batubulan, Kecamatan Siau Barat Utara (Sibarut), Senin, 4 Februari 2019, sore. Akibatnya, kampung berpenduduk 411 jiwa itu terisolasi karena akses jalan yang terputus.
Sejak Senin siang guguran lava terus mendekat ke arah ruas jalan tepatnya di jembatan Kali Malebuhe. Kapolres Kepulauan Sangihe dan Sitaro AKBP Sudung Napitu SIK memerintahkan untuk menutup akses jalan darat tersebut.
Upaya evakuasi warga pun terpaksa dilakukan melalui jalur laut menggunakan perahu karet, pihak BPBD Sitaro dibantu Tim Basarnas Kabupaten Kepulauan Sangihe perlahan mengangkut warga menuju Pelabuhan Pehe dan seterusnya dibawa ke kantor BPBD Kabupaten Sitaro.
"Proses evakuasi awal sudah dilakukan. Selasa ini akan dilanjutkan lagi dengan mengerahkan beberapa armada angkutan laut," kata Bupati Kepulauan Sitaro, Evangelian Sasingen SE saat mengunjungi Posko Bencana Erupsi Gunung Karangetang di Kampung Kawahang.
Bupati mengatakan, untuk bantuan kepada para warga terdampak bencana telah mendistribusikan melalui BPBD dan PMI Sitaro. "Sejak hari Sabtu lalu bantuan terus didistribusikan," ujar Eva.
Advertisement