Liputan6.com, Pekanbaru - Politik identitas dalam beberapa tahun terakhir kian menguat di Indonesia dan berpotensi memecah komponen bangsa. Setiap orang atau kelompok dalam beberapa kesempatan menyerang pihak lain yang berseberangan dengannya.
"Ini menjadi tantangan bagi Indonesia karena bisa memecah belah bangsa," kata mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD dalam kegiatan Sarasehan Kebangsaan di Hotel Arya Duta Pekanbaru, Sabtu (30/3/2019).
Menurut Ketua Suluh Kebangsaan ini, cara ampuh mengatasi ini adalah wawasan kebangsaan. Di mana perlu ada keseimbangan di antara agama, politik, ekonomi, dan kebudayaan.
Advertisement
"Tujuannya agar dapat menangkal paradoks dari kemajemukan yaitu primordialisme, etnosentrisme, sekterianisme, stereotipisme, dan potensi konflik sosial," kata Mahfud dalam pemaparannya.
Dia menjelaskan, Suluh Kebangsaan hadir untuk membendung politik identitas dimaksud. Gerakan ini dirembukkan bersama Alissa Wahid, Benny Susetyo, Ajar Budi Kuncoro, Imam Marsudi dan Dr Siti Ruhaini Dzuhayatin.
"Gagasan ini mendapatkan dukungan yang sangat besar dari para tokoh di Indonesia," ujar Mahfud.
Dia menjelaskan, ada tiga tujuan utama gerakan Suluh Kebangsaan. Pertama menguatkan kembali ikrar mengawal Pancasila sebagai azas kebangsaan yang final dan kokoh dengan membincangkan masalah-masalah apa yang berpotensi melemahkannya.
Kedua, meneguhkan kembali bahwa Kebhinekaan adalah kodrat yang perlu disyukuri dan dirayakan sebagai anugerah dari Kebangsaan.
"Yang perlu dibincangkan adalah aspek-aspek pembeda, apakah yang mengganggu perbedaan yang selama ini mampu dirangkai sebagai mosaik yang indah dan membahagiakan," jelas dia.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Moderator Keagamaan
Tujuan ketiga, sambung Mahfud, merawat moderasi keagamaan yang telah melahirkan jembatan emas sekaligus fondasi kebangsan yaitu Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
Untuk menjelaskan tujuan Suluh Kebangsaan, Mahfud menyebut akan berkeliling ke berbagai daerah di Indonesia. Akan ada 50 orang yang dicari menjadi Suluh.
"Karena saya tidak bisa bicara di hadapan ribuan orang, tapi ini adalah para suluh, yang bisa berikan penerangan suaranya, yang nanti setelah diskusi ini bisa didengarkan puluhan ribu orang di luar sana," ujar Mahfud.
Advertisement