Menhan Tinjau Pulau Nipah

Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengunjungi pulau terluar Pulau Nipah, Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau.

oleh Liputan6 diperbarui 04 Mei 2012, 09:05 WIB
Diterbitkan 04 Mei 2012, 09:05 WIB
110331bpurnomo-yusgiantoro.jpg
Liputan6.com, Batam: Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengunjungi pulau terluar Pulau Nipah, Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau. Menteri berangkat dari Markas Lanal Batam menggunakan helikopter ke Pulau Nipah. Sebelumnya, bersama Menteri Kelautan dan Perikanan mengunjungi Karimun.

Petugas protokoler Pemerintah Provinsi Kepri Toni mengatakan Menteri meninjau Pos Angkatan Laut di pulau yang nyaris tenggelam itu.
    
"Rencananya, Presiden ke Pulau Nipah waktu kunjungan ke Batam kemarin. Tetapi karena tidak jadi, maka Menteri yang datang," kata dia, Jumat (4/5).

Pulau Nipah merupakan satu pulau terdepan Indonesia yang nyaris tenggelam karena penggalian pasir darat.

Pemerintah menganggarkan miliaran rupiah untuk mereklamasi pulau terdepan tersebut dan membangun Pos AL.

Prajurit Angkatan Laut dari Lantamal IV Tanjungpinang, Lanal Batam serta marinir juga ditempatkan di Pulau Nipah untuk menjaga daerah perbatasan.

Sebelumnya, dalam kunjungan di Batam, Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin mengatakan Pulau Nipah akan menjadi kawasan pertahanan dan pengembangan perekonomian kelautan.

"Saat ini kami sedang membangun infrastruktur pertahanan di sana. Setelah selesai Kementerian Kelautan dan Perikanan akan membangun sarana pendukung perekonomian kelautan," kata Sjafrie.

Menurut dia, pembangunan Pulau Nipah yang menjadi Batas Indonesia dengan Singapura akan menjadi contoh pembangunan pulau-pulau terluar di Indonesia lainnya.

"TNI juga sedang membangun sarana komunikasi di sana, agar semua informasi terkait pertahanan bisa lebih cepat diterima," katanya.

Sjafrie mengatakan Pulau Nipah akan menjadi bagian kecil dari pengamanan maritim di Indonesia.

Sebagai kawasan komersial, pulau tersebut juga akan dijadikan terminal bahan bakar minyak. Dengan adanya terminal bahan bakar, maka akan memudahkan kapal-kapal asing yang lalu lalang di Selat Malaka mengisi bahan bakar.(ANT/MEL)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya