Liputan6.com, Jakarta Selama lebih dari 50 tahun, PT Ajinomoto Indonesia hadir dan mewarnai kehidupan masyarakat dengan sejumlah produk yang berkualitas. Ya, produsen bumbu umami ini juga terus berinovasi, untuk memenuhi selera konsumen Indonesia.
Presiden Direktur PT Ajinomoto Indonesia Grup, Ichiro Sakakura,saat memaparkan Tinjauan Inovasi dan Kontribusi Ajinomoto untuk Indonesia pada gelaran Pra-event 50 Tahun Ajinomoto di Jakarta mengatakan, perusahaanya terus melakukan pertumbuhan berkelanjutan.
Beberapa di antaranya dengan mendirikan pabrik kedua di Karawang pada 2012 dan juga meluncurkan Mayumi, produk mayones. Pada 2015, PT Ajinomoto Bakery Indonesia berdiri. Sakakura menambahkan bahwa Ajinomoto terus mengembangkan dan menguatkan posisinya di sektor pangan Tanah Air dengan meluncurkan merek baru hingga di 2019.
Advertisement
"Pada 2017 Ajinomoto menjual mi instan dengan merek Yum Yum, dan bubuk saus pasta Delito. Di tahun ini, Ajinomoto kembali berekspansi dengan meluncurkan Birdy Latte Café, dan memulai bisnis minuman bubuk di Indonesia," jelas Sakakura.
Berbeda dari industri lain yang cenderung memasarkan produk yang sudah ada saat memasuki usia 'matang' Ajinomoto justru terus berinovasi untuk memenuhi selera konsumen di Tanah Air yang beragam.
"Kami memiliki Masako, bumbu kaldu dari ekstrak daging asli, lalu Sajiku, bumbu praktis dengan varian yang sesuai dengan citarasa Konsumen Indonesia, serta Saori, pionir bumbu cair oriental," lanjut Sakakura saat menyampaikan inovasi Ajinomoto pada varian bumbu.
Serap Tenaga Kerja
Â
Dengan pencapaian yang luar biasa sampai saat ini, Ajinomoto tak hanya melebarkan sayap di lini produk. Ajinomoto juga mendukung program pemerintah di sektor lapangan kerja, dengan meningkatkan serapan tenaga kerja disejumlah fasiltas produksi.
"Untuk serapan tenaga kerja, per Maret 2019, PT Ajinomoto Indonesia dengan empat grup perusahaannya telah mempekerjakan sekitar 3.700 orang," tutur Sakakura.
Lebih lanjut, Sakakura menyampaikan bahwa serapan kerja tersebut juga dibarengi dengansejumlah program edukasi dan pelatihan yang dijalankan selaras dengan pesan perusahaanyaitu Eat Well, Live Well. "Bisnis kami juga dibarengi dengan kontribusi perusahaan untukmasyarakat," ucapnya.
Di lingkungan kerja, Sakakura menjelaskan, ada Workplace Nutrition Activity yang merupakan pemberian makan siang bergizi dan edukasi gizi bagi karyawan di kantor dan pabrik.Sementara untuk masyarakat secara luas, ada Dapur Umami, School Lunch Program yang bekerja sama dengan Institut Pertanian Bogor (IPB)
"Juga support gizi dan edukasi gizi kepada atlet renang nasional I Gede Siman Sudartawa dalam program Winning Meal Project," ujar Sakakura.
Untuk diketahui, Ajinomoto bukan nama baru di industri makanan dan minuman. Perusahaan di balik merek AJI-NO-MOTO® memulai bisnisnya di Tanah Air pada 1969 dan mulaimemproduksi AJI-NO-MOTO® pada 1970 di pabrik Mojokerto.
Perusahaan yang meraih sejumlah penghargaan di bidang pangan, gizi, dan pemanfaatan hasil buang produksinya ini, juga dikenal lewat kualitas dan jaminan produknya yang memenuhi sertifikasi Halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang dibuktikan dengan pemberian Sistem Jaminan Halal (SJH) kepada Ajinomoto.
"Intinya, Ajinomoto berupaya merealisasikan kehidupan yang tumbuh dan berkelanjutandengan mengusung konsep ASV–Ajinomoto Shared Value, berupaya berkontribusi terhadapisu sosial yang diselaraskan dengan nilai bisnis dari perusahaan Ajinomoto," tutup Sakakura.
Â
(*)