Harapan dan Permintaan Lenis Kagoya Usai Kerusuhan Papua

Lenis yang juga Ketua Lembaga Masyarakat Adat Tanah Papua menyebut sudah memerintahkan kepada kepala suku adat lain di Papua untuk menenangkan masyarakat.

oleh Devira Prastiwi diperbarui 20 Agu 2019, 13:38 WIB
Diterbitkan 20 Agu 2019, 13:38 WIB
Kepala Suku Papua Lenis Kagoya
Ketua Lembaga Masyarakat Adat Tanah Papua Lenis Kagoya menggelar konferensi pers terkait kerusuhan di Manokwari, Papua Barat. (Fachrur Rozie/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Massa tak dapat lagi dibendung hingga mengakibatkan kerusuhan terjadi di Manokwari, Papua Barat pada Senin, 19 Agustus 2019. Namun rupanya, unjuk rasa juga terjadi hingga di Jayapura.

Kerusuhan di Manokwari bahkan membuat massa membakar Gedung DPRD dan merusak sejumlah fasilitas umum. Mereka juga memblokade jalan dan sempat membuat lalu lintas lumpuh.

Aksi di Manokwari dan Jayapura itu diduga akibat kemarahan masyarakat Papua. Kemarahan tersebut merupakan buntut dari peristiwa yang dialami mahasiswa asal Papua di Surabaya dan Malang, Jawa Timur serta Semarang, Jawa Tengah beberapa waktu lalu.

Staf Khusus Presiden Jokowi untuk Papua, Lenis Kogoya menyebut, kerusuhan di Papua hanya bisa meredam oleh para kepala suku.

Lenis yang juga Ketua Lembaga Masyarakat Adat Tanah Papua menyebut sudah memerintahkan kepada kepala suku adat lain di Papua untuk menenangkan masyarakat dan segera menghentikan kerusuhan.

Selain itu, ia juga berharap agar penyebar konten pemicu kerusuhan di Manokwari segera ditangkap aparat penegak hukum.

Berikut permintaan dan harapan Kepala Suku Papua usai kerusuhan pecah di Manokwari dan Jayapura dihimpun Liputan6.com:

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Minta Polri Buru Penyebar Konten Pemicu Kerusuhan

Kerusuhan Pecah di Manokwari
Massa turun ke jalan dalam unjuk rasa yang berujung kerusuhan di Manokwari, Papua, Senin (19/8/2019). Mereka membakar gedung DPR juga memblokade jalan dengan membakar ban sebagai buntut dari peristiwa yang dialami mahasiswa Papua di Surabaya dan Malang, serta Semarang beberapa hari lalu. (STR / AFP)

Ketua Lembaga Masyarakat Adat Tanah Papua, Lenis Kagoya, berharap penyebar konten pemicu kerusuhan di Manokwari, Papua Barat segera ditangkap aparat penegak hukum. Diduga kerusuhan itu dipicu peristiwa di Surabaya dan Malang, Jawa Timur.

"Kejadian di Surabaya dan Malang, siapa yang bicara kasar, siapa yang usir (masyarakat Papua) pulang, siapa yang lempar bendera harus dibawa ke ranah hukum," ujar Lenis dalam konferensi pers di kawasan Slipi, Jakarta Barat.

Menurut Lenis, masyarakat Papua hanya ingin dihargai dan dianggap bagian dari bangsa Indonesia.

"Masyarakat Papua dibutuhkan menghargai. Orang Papua ada di Jakarta, ada di Aceh, Malang, dia tetap anak bangsa. Kita anak bangsa wajib melindungi," kata Staf Khusus Presiden untuk Papua itu.

 

Berharap Kerusuhan Tak Menyebar

Massa Aksi di Manokwari
Sejumlah ruas jalan di Manokwari, terutama jalan Yos Sudarso yang merupakan jalan utama kota Manokwari diblokade massa yang mengakibatkan aktivitas masyarakat maupun arus lalu lintas lumpuh. (Litha/ Kabarpapua)

Lenis berharap, kerusuhan di Manokwari tak merembet ke kota lainnya, seperti Jayapura, Papua.

Apalagi ribuan massa tengah berjalan kaki mengarah ke Kantor Gubernur Papua di Kota Jayapura untuk menyampaikan aspirasi.

"Di Jayapura saya berharap tidak ada seperti itu (kerusuhan)," ujar Lenis dalam konferensi pers di kawasan Slipi, Jakarta Barat.

 

Minta Kepala Suku Lainnya Tenangkan Massa

rusuh papua barat
Aksi unjuk rasa dai Manokwari, Papua Barat. (Liputan6.com/Kabarpapua/Katharina Janur)

Lenis menyebut, kerusuhan di Papua hanya bisa meredam oleh para kepala suku.

"Jadi kalau di sana, kalau perang suku pun harus ada kepala suku. Tidak bisa aparat, mungkin pelan-pelan," ujar Lenis.

Dia mengaku, tak bisa terbang ke Papua hari ini untuk mendamaikan massa aksi lantaran ada kegiatan lain di Jakarta. Namun, dia sudah memerintahkan kepada kepala suku adat lain di Papua untuk menenangkan masyarakat dan segera menghentikan kerusuhan.

"Saya sudah kasih tahu ketua lembaga adat Provinsi, kampung, ada pemuda adat juga. Saya koordinasi. Saya meminta mereka masuk ke kampung-kampung," kata dia.

Menurut dia, berdasarkan kebiasaan, sejatinya masyarakat Papua akan mengikuti arahan dari para kepala suku.

"Biasanya apa yang saya katakan mereka menurut. Kalau saya bilang A mereka akan ikut A. Kepala suku tidak pernah ajak masyarakat perang, tetapi diajarkan berpikir positif. Di sana sebelum (Indonesia) merdeka sudah ada adat, adat lebih dulu, baru agama, baru pemerintah," kata dia.

 

Minta Masyarakat Papua Berfikir Jernih

Kerusuhan Pecah di Manokwari
Massa turun ke jalan dalam unjuk rasa yang berujung kerusuhan di kota Manokwari, Papua, Senin (19/8/2019). Aksi masyarakat Papua ini merupakan buntut dari kemarahan mereka atas peristiwa yang dialami mahasiswa asal Papua di Surabaya dan Malang, serta Semarang beberapa hari lalu. (STR / AFP)

Lenis menyesali insiden pembakaran Kantor DPRD Papua Barat. Lenis meminta kepada masyarakat, terutama mahasiswa untuk berpikir secara jernih.

"Harap tenang, tindakan yang dilakukan mungkin benar-benar harus dengan hati. Jangan ada kekerasan terjadi. Imbauan saya kepada masyarakat, bawa masalah ini dengan (pemikiran) ilmiah," ucap Lenis.

Lenis juga meminta kepada seluruh masyarakat Papua yang melakukan unjuk rasa untuk tidak kembali merusak dan membakar sarana umum.

"Ini kan negara hukum. Kalau terjadi kerusakan, siapa yang membangun ke depan," katanya.

Lenis yang juga Staf Khusus Kepresidenan untuk Papua itu berharap kerusuhan hanya terjadi hari ini. Dia mengaku sudah berkoordinasi dengan kepala suku daerah di Papua untuk segera mendamaikan.

"Jangan ada kekerasan, cukup hari ini, jangan terjadi lagi besok," ucapnya.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya