Pemprov DKI: Instalasi Batu Gabion di Bundaran HI Bukan Karya Seni

Suzi mengatakan, instalasi batu gabion dipilih untuk dibangun karena berbentuk keranjang yang sederhana dan mudah dirancang.

oleh Ratu Annisaa Suryasumirat diperbarui 23 Agu 2019, 15:01 WIB
Diterbitkan 23 Agu 2019, 15:01 WIB
Bougenville Bundaran HI
Bunga bougenville amenities menghiasi kawasan Bundaran HI, Jakarta, Rabu (21/8/2019). Pemprov DKI Jakarta menanam sekitar 100.000 bougenville amenities di sepanjang Jalan Jenderal Sudirman hingga Jalan MH Thamrin. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Dinas Kehutanan dan Pertamanan DKI Jakarta Suzi Marsita menegaskan, instalasi batu gabion di Bundaran HI, Jakarta hanyalah hiasan kota semata.

Ornamen itu bukanlah sebuah karya seni, berbeda dengan instalasi bambu Getih Getah karya Joko Avianto. Selain itu, penempatan gabion ini juga dilakukan untuk menyambut HUT Kemerdekaan RI.

"Kita Dishut mempunyai tupoksi adalah mengelola ornamen kota yang kita tahu adalah hal yang biasa, dalam kaitannya kita menyambut hari kegiatan khusus seperti HUT DKI, HUT RI. Jadi kita memasang ornamen itu adalah kaitannya dengan itu," kata Suzi saat dihubungi, Jumat (23/8/2019).

Suzi mengatakan, instalasi batu gabion juga dipilih untuk dibangun karena berbentuk keranjang yang sederhana dan mudah dirancang. Menurutnya, ornamen kota ini terbuat dari batu karang yang berguna untuk menyerap air.

Kemudian, ornamen batu ini juga memiliki simbol tersendiri terkait polusi.

"Kita bikin 3 pilar di situ karena kita punya konsep ada unsur tanah, air, udara, penyelarasan lingkungan. Jadi kita membuat dalam kaitannya dengan polusi, kita adalah kaitannya dengan HUT RI, itu kita membuat 1 ornamen kota," ujar Suzi.

"Bukan karya seni, tapi ornamen kota sebagai penghias kota," tegas Suzi.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Tanaman Penyerap Polusi

Bougenville Bundaran HI
Petugas Dinas Kehutanan DKI Jakarta menanam bunga bougenville amenities di kawasan Bundaran HI, Jakarta, Rabu (21/8/2019). Tanaman hias tersebut dipercaya ampuh untuk mengurangi polusi udara di Ibu Kota. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Suzi menambahkan, tanaman yang dipilih untuk menghias gabion ini jugalah jenis tanaman yang menyerap polusi, seperti bougenville, tapak dara, lavender, dan palem kol.

Dia pun menilai masyarakat banyak yang menyukai instalasi ini. "Sebenarnya saat kita pasang juga banyak yang positif ya dari masyarakat, banyak yang berfoto," ungkap dia.

"Dan itulah hasil kreativitas kami di Dinas Kehutanan, jadi tidak ada unsur seni. Bukan hasil seniman, hasil karya teknik arsitektur, beda," lanjut Suzi.

Instalasi batu gabion ini pun direncanakan bisa bertahan sampai 2 tahun. Meski begitu, Suzi menegaskan bahwa hal itu bisa saja berubah tergantung dengan kebutuhan.

"Iya tapi bisa kita bongkar kapan saja karena tergantung kebutuhan. Tiba-tiba bulan depan, 3 bulan lagi, atau 6 bulan kita event kenegaraan atau kegiatan khsus, itu kan sifatnya dekoratif," Suzi menandaskan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya