Liputan6.com, Jakarta - Bambang Soesatyo resmi menjadi Ketua MPR. Bahkan, dia sempat mengucapkan rasa terima kasihnya kepada Ketua Umum Golkar, Airlangga Hartarto.
Sebelumnya, sinyal pria yang akrab disapa Bamsoet itu untuk mundur dari perebutan kursi tertinggi di partai berlambang pohon beringin itu, disebut-sebut mulai terlihat. Hal ini pun diamini oleh Wakil Sekjen Golkar Maman Abdurahman.
Baca Juga
"Sudah barang tentu Mas Bamsoet akan mempertimbangkan hal tersebut, bahkan di Konferensi Pers semalam seusai Rapat Pleno Fraksi Partai Golkar beliau menyatakan sudah tidak ada persaingan lagi. Artinya ini sebuah sinyal positif," kata Maman kepada Liputan6.com, Jumat (4/10/2019).
Advertisement
Menurutnya, Golkar terlatih untuk memiliki sense of sensisitivity terhadap kondisi bangsa dan negara dimana perlu adanya stabilitas politik nasional.
"Maju atau tidak menjadi ketua umum sudah bukan sesuatu yang penting. Karena bagi kami ada hal yang jauh lebih penting yaitu bagaimana pemerintahan Jokowi ke depan bisa segera menuntaskan PR yang belum terselesaikan," ungkap Maman.
Menurut dia, partainya sadar sekali akan hal tersebut. "Dan sudah terbukti apabila Partai Golkar solid, maka stabilisasi politik terwujud dan tentunya akan membuat kerja-kerja pemerintah lebih cepat," ucapnya. Â
Â
* Dapatkan pulsa gratis senilai Rp 5 juta dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com di tautan ini.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Ketua MPR untuk Bamsoet adalah Harga Mati bagi Golkar
Hal senada diungkap pengamat politik Adi Prayitno. Dia menyatakan bahwa Bambang Soesatyo tak akan maju lagi.
"Bisa dipastikan Bamsoet tak akan maju jadi Ketua Umum Golkar. Ini konsesi soalnya," jelas Adi.
Menurutnya, Ketua MPR untuk Bamsoet adalah harga mati bagi Golkar untuk memagari Bamsoet tak menjadi rival Airlangga di Musyawarah Nasional (Munas) Golkar yang akan digelar pada Desember mendatang.
"Jelas ini bagian kompromi politik Bamsoet dan Airlangga," pungkasnya.
Â
Advertisement