Wamenhan: Ancaman Kedaulatan Makin Beragam

Wamenhan Sakti Trenggono memberikan arahan di depan Korps Pegawai Republik Indonesia (Korpri) Kemenhan.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 28 Nov 2019, 04:00 WIB
Diterbitkan 28 Nov 2019, 04:00 WIB
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dan Wakil Menteri Pertahanan Wahyu Sakti Trenggono berkunjung ke PT Pindad, Bandung, Jawa Barat, Rabu 6 November 2019. (Istimewa)
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dan Wakil Menteri Pertahanan Wahyu Sakti Trenggono berkunjung ke PT Pindad, Bandung, Jawa Barat, Rabu 6 November 2019. (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) Wahyu Sakti Trenggono memberikan arahan di depan Korps Pegawai Republik Indonesia (Korpri) Kemenhan. Menurut dia, sekarang ini perspektif ancaman kedaulatan suatu negara semakin beragam dan kompleks.

Karena itulah pengelolaan sumber daya nasional untuk pertahanan negara harus mampu menghadapi ancaman baik militer, non militer maupun ancaman hibrida.

"Seluruh potensi ancaman tersebut harus kita waspadai dan menjadi kesadaran bagi seluruh jajaran Korpri kementerian pertahanan ini," ucap Wahyu dalam keterangannya, Rabu (27/11/2019).

Dia menuturkan, kewaspadaan ini penting agar kemampuan dalam merancang sistem pertahanan negara, dan melakukan pengelolaan terhadap sumber daya strategis nasional untuk pertahanan negara, terus dapat  ditingkatkan.

Dia juga mengingatkan, ancaman kedaulatan negara semakin kompleks. Ancaman tidak lagi bersifat agresi militer secara langsung.

"Kita melihat bagaimana ancaman radikalisme, terorisme, serangan siber, hingga wabah penyakit dengan efek kematian secara masif sebagai hasil rekayasa senjata biologis, senjata kimia dan lainnya, yang bisa diciptakan sebagai senjata pemusnah massal. Bahkan kini, informasi dan data pun menjadi bagian dari senjata yang bisa meruntuhkan kedaulatan suatu negara," ungkap Wahyu.

Menurut dia, kini esensi perang asimetrik terjadi dalam wujud perang ekonomi, perang mata uang, perang teknologi, perang kebudayaan, yang kesemuanya dapat berpotensi menghancurkan mental, semangat juang dan juga penghancuran nilai-nilai persatuan dan kesatuan bangsa.

"Dengan semakin kompeksnya ruang lingkup yang menyangkut pertahanan negara, seiring dengan potensi ancaman kedaulatan negara yang semakin besar tersebut, maka mau tidak mau, seluruh jajaran Korpri Kemenhan, sesuai kebijakan Menteri Pertahanan Republik Indonesia Prabowo Subianto, harus tetap kokoh di dalam menjalankan sistem Hankamrata," tegas Wahyu.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Menjaga Pencapaian

Karena itu, kata dia, seluruh Kopri harus menjaga pencapaian tujuan bernegara indonesia, khususnya di dalam melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.

"Saya yakini, bahwa kesetiaan di dalam menjaga tegaknya negara kesatuan republik Indonesia dan Pancasila, yang berkebhinnekaan Indonesia, serta menjalankan konstitusi dengan selurus-lurusnya," tutur Wahyu.

Dia pun menyinggung soal sistem pertahanan Indonesia bersifat semesta, yang melibatkan seluruh warga negara, wilayah dan sumber daya nasional lainnya, yang terus menerus dipersiapkan secara dini oleh pemerintah dan diselenggarakan secara total, terpadu, terarah, berkesinambungan dan berkelanjutan.

Adapun pertahanan ini harus didukung oleh kemampuan penguasaan teknologi pertahanan, dan konsolidasi industri pertahanan, serta penguatan riset dan teknologi, diyakini mampu menciptakan deterent effect seluruh postur pertahanan nasional.

"Sistem Hankamrata memerlukan korps pegawai yang visioner, nasionalis, dan berjiwa patriotik, serta modern dan selalu adaptif terhadap perkembangan jaman," pungkasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya