Menelisik Biang Masalah Banjir Jakarta

Sebanyak 15 ribu orang mengungsi akibat banjir Jakarta pada Selasa (25/2/2020). Ribuan orang itu tersebar di 74 lokasi pengungsian.

oleh Muhammad Ali diperbarui 26 Feb 2020, 07:53 WIB
Diterbitkan 26 Feb 2020, 07:53 WIB
Banjir Rendam Underpass Senen, Lalin Cempaka Putih - Pasar Senen Terputus
Petugas Pemadam Kebakaran memompa banjir di Underpass Senen, Jakarta, Selasa (25/2/2020). Hujan deras yang mengguyur Jakarta sejak dini hari tadi menyebabkan Underpass Senen terendam banjir setinggi dua meter sehingga mengakibatkan akses Cempaka Putih-Pasar Senen terputus. (merdeka.com/IqbalNugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Hujan yang mengguyur Jakarta sejak Senin dini hari, 25 Februari 2020, hingga pagi hari menyebabkan beberapa kawasan dilanda banjir. Banyak karyawan perusahaan maupun instansi yang tidak bekerja akibat jalan di Jakarta terputus lantaran genangan air yang lumayan tinggi.

Selain itu, warga juga tidak bisa beraktivitas secara normal lantaran rumah mereka terendam banjir. Mereka harus mengungsi ke tempat aman untuk menghindari dampak yang ditimbulkan.

Menurut Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, jumlah pengungsi mencapai 15 ribu orang akibat banjir Jakarta pada Selasa (25/2/2020). Dia menyebut ribuan orang tersebut tersebar di 74 lokasi pengungsian.

"Jumlah pengungsi tidak fix karena mereka datang dan pergi. Berkisar 12 ribu hingga 15 ribu. Dinas Sosial menyiapkan makanan yang cukup untuk semuanya," kata Anies di pintu air Manggarai, Jakarta, Selasa (25/2/2020).

Untuk layanan kesehatan, Anies menyebut masyarakat dapat menerima pengobatan secara gratis. Pos-pos kesehatan juga diadakan di setiap wilayah pengungsian.

"Yang saya sebut tadi ada 74, 49 dikelola Pemprov kemudian ada 25 yang dikelola masyarakat. Semua pelayanan layanan kesehatan gratis," papar dia.

Sementara itu, saat ini jumlah wilayah yang terendam banjir sudah mengalami penurunan. "Jumlah RW yang tergenang ada 294, sore ini masih ada 236 yang tergenang," jelasnya.

Anies mengatakan, banjir di sejumlah wilayah di Jakarta diakibatkan adanya curah hujan yang tinggi. Dia juga menyebut banjir yang terjadi bukan kiriman dari Bogor.

"Air yang ada di sini tidak banyak sampah, artinya itu air lokal. Dan karena air lokal tidak bergolak, jumlahnya memang cukup besar sampai siaga I, bukan air kiriman," kata Anies di pintu air Manggarai, Jakarta kemarin.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Drainase Buruk

Sementara itu, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengungkapkan banjir yang melanda sejumlah wilayah di Jakarta karena masalah drainase yang buruk. Hal ini diperparah dengan curah hujan yang tinggi. Pasalnya, tidak ada air sungai yang meluap.

"Nanti untuk kesimpulannya memang drainasenya, yang bikin kapasitas drainasenya lebih kecil dari volume air dan kapasitas hujannya," kata Basuki di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (25/2/2020).

Dia mengatakan, Kementerian PUPR telah menyediakam sejumlah pompa di sejumlah titik untuk mencegah banjir di Jakarta. Misalnya, di Kali Sentiong dan Ancol.

"Kami membuat pompa di Sentiong, di hilir pompa Ancol, di Ancol ada pompa, di hilirnya ada Kali Sentiong," ujarnya.

Pengerjaan itu diharapkan dapat rampung pada tahun depan. Selain itu, Basuki menyebut pihaknya juga telah berupaya memperbaiki sistem drainase di Kemayoran untuk mengurangi banjir.

"Kalau di Kemayoran kita sudah review drainase sistemnya termasuk kita besarkan embung Kemayorannya. Makanya sekarang underpass sedikit berkurang 2,4 meter, kan tebalnya karena sebagian sudah masuk ke embung Kemayoran kemudian kita pompa," kata Basuki.

Sementara untuk mengatasi banjir di Jakarta dalam jangka pendek, Kementerian PUPR sudah mempersiapkam sejumlah pompa mobile dengan jumlah yang banyak. Basuki telah berkoordinasi dengan Menteri BUMN Erick Thohir terkait hal ini.

"Saya sudah persiapkan juga pompa-pompa mobile lebih banyak, saya minta juga Pak Erick Menteri BUMN agar BUMN karya membeli pompa-pompa mobile. Jadi aset mereka tapi saat begini akan jadi aset bersama," tutur Basuki.

Dia enggan menyalahkan siapapun terkait banjir Jakarta yang terjadi berulang kali.

"Kalau soal ibu kota negara, semua bertanggung jawab, termasuk saya. Jangan dibeda-bedakan kewenangan karena ini ibu kota negara," ujar Basuki.

Kementerian PUPR, kata dia, terus berkoordinasi dengan Pemprov DKI dalam menangani masalah banjir di Jakarta. Basuki menyebut, pemerintah pusat akan membantu pemerintah provinsi agar penanganan banjir berjalan efektif.

"Karena ini ibu kota negara kewenangan kan hanya untuk sistematika saja, tapi kondisi darurat banjir kita bersama," ucapnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya