Anies Heran Masalah Curah Hujan Jarang Disinggung pada Diskusi Banjir BNPB

Menurut Anies, jumlah mililiter curah hujan patut disinggung saat banjir melanda ibu kota dikarenakan Jakarta berada di hilir. Segala air tumpah ruah di Jakarta.

oleh Liputan6.com diperbarui 02 Mar 2020, 18:43 WIB
Diterbitkan 02 Mar 2020, 18:43 WIB
Anies Baswedan
Gubernur DKI Anies Baswedan saat berada di TTIC, Jakarta Selatan, Minggu (9/2/2020). (Merdeka.com)

Liputan6.com, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menghadiri forum diskusi mengenai banjir yang melanda Jakarta, Jawa Barat, Banten di Badan Nasional Penanggulangan Banjir (BNPB). Selama diskusi dengan BNPB dan Kepala Daerah Jawa Barat dan Banten, Anies mengaku heran tidak ada yang menyinggung jumlah curah hujan.

"Dari hampir semua percakapan tadi, jarang sekali ada pembicaraan yang menyebut mengenai angka curah hujan," kata Anies di BNPB, Senin (2/3).

Menurut Anies, jumlah mililiter curah hujan patut disinggung saat banjir melanda ibu kota dikarenakan Jakarta berada di hilir. Segala air tumpah ruah di Jakarta.

Ada tiga faktor yang menurut Anies menjadi penyumbang banjir di Jakarta. Pertama, air dari daerah hulu. Kedua, air laut yang luber ke daratan, dan ketiga air kiriman. Ketiga faktor itu diklaim Anies perlu diperhatikan tidak hanya oleh Pemprov Jakarta.

Jika penanganan hulu dilakukan, kata Anies, jumlah debit banjir yang menggenang Jakarta bisa diminimalisir.

"Ketika pembahasan tadi, kita sudah mendengar tentang hulu, alhamdulillah progresnya baik. Mudah-mudahan nanti kita di hilir akan mengalami pengurangan volume air yang turun. Kita mendukung sekali dan alhamdulillah Gubernur Kang Emil ini sukses di sana, mudah-mudahan itu akan punya dampak ke kita," kata Anies.

Anies Baswedan juga menambahkan ada faktor lain terkait banjir yang diakibatkan banjir kiriman ada yaitu hujan lokal di Jakarta. Menurut mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, banjir kiriman dan hujan lokal Jakarta turut andil menambah ketinggian debet air meskipun pemerintah provinsi telah menyiapkan sejumlah pompa.

 

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Bukan Drainase Buruk

Ia juga menampik banjir yang beberapa kali merendam daratan Jakarta disebabkan sistem drainase yang buruk. Kembali lagi, ia menuturkan butuh waktu untuk menguras dan menampung air jika mililiter curah hujan cukup deras.

"Sekuat-kuatnya pompa ketika berbicara dengan volume air yang cukup signifikan itu perlu waktu yang cukup panjang," tandasnya.

"Ketika hujannya hanya 50, 70, 100 ini mampu menampung sampai 100. Tapi ketika hujannya 300 langsung dikirim ke sistem drainase kita, dia tidak cukup lagi menampung, di situ terjadi genangan," pungkasnya.

Reporter: Yunita Amalia

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya