Panglima TNI: 988 Prajurit Tenaga Medis Tersebar di 109 RS Tangani Wabah Corona

Dokter-dokter baik spesialis maupun dokter umum yang jadi prajurit TNI sudah dikerahkan untuk mendukung penanganan wabah Corona.

oleh Liputan6.com diperbarui 15 Apr 2020, 19:33 WIB
Diterbitkan 15 Apr 2020, 19:33 WIB
Satgas Bantuan Kemanusiaan WNI di Pulau Sebaru
Personel TNI Satgas Bantuan Kemanusiaan WNI di Pulau Sebaru, di Mako Kolinlamil, Jakarta, Rabu (26/2/2020). Sebanyak 195 personel Komando Tugas Gabungan Terpadu diperbantukan untuk menangani observasi 188 WNI dari ABK World Dream di Pulau Sebaru terkait virus corona. (merdeka.com/Imam Buhori)

Liputan6.com, Jakarta Anggota Komisi I asal fraksi Gerindra Yan Parmenas Mandenas meminta Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto ikut memperhatikan kondisi minimnya tenaga medis di luar Jawa di tengah wabah Corona. Dia berharap TNI bisa membantu ketersediaan tenaga medis di daerah-daerah tersebut.

"Kami berharap Panglima di beberapa rumah sakit di wilayah di luar pulau Jawa ini karena keterbatasan dokter dan lain-lain sehingga mohon TNI juga bisa mem-back up dari segi ketersediaan tenaga medis dan dokter. Contohnya di Papua ada beberapa dokter yang diperbantukan di RS Tentara di Papua itu terpaksa harus ditarik masuk ke RSPAD," ujar Yan, dalam rapat bersama Panglima TNI, Rabu (15/4/2020).

Dia pun mendorong TNI untuk memprioritaskan rekrutmen prajurit bagi tenaga medis. Ini belajar dari fakta masih kurangnya tenaga medis ketika wabah Corona merebak.

"Ini kita (TNI) tidak saja peran pertempuran fisik, tapi peran biologis pun sedang kita hadapi sehingga ke depan mungkin rekrutmen tenaga dokter dan perawat menjadi prioritas di internal TNI sehingga membantu memperkuat tugas-tugas pemerintah," kata Yan.

Menanggapi hal tersebut, Hadi menyampaikan, pihaknya telah berupaya mendukung ketersediaan tenaga medis. Dokter-dokter baik spesialis maupun dokter umum sudah dikerahkan untuk mendukung penanganan wabah Corona.

“TNI memiliki tenaga medis dari 3 angkatan itu, dokter spesialis sebanyak 988 orang memang tersebar di 109 RS, dan sebagian ditugaskan di Wisma Atlet, kemudian RS Pulau Galang, dan ada dokter yang kami tugaskan di wilayah perbatasan, termasuk wilayah pintu masuk TNI dari Malaysia,” jelas Hadi.

Sebagai contoh, dia menyebut wilayah perbatasan Tanjung Balai Karimun. Di situ tenaga medis terpantau amat kurang. Karena itulah, TNI menempatkan dokternya di situ untuk mendukung kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP).

“Contohnya di Batam, Tanjung Balai Karimun, karena tenaga KKP, kantor kesehatan pelabuhan yang ada di wilayah-wilayah perbatasan sangat kekurangan, sehingga sebagian kita tugaskan di sana. Tapi yang ditugaskan bukan dokter spesialis, jadi masih dokter umum yang disebar ke tempat tersebut,” kata Hadi soal perbantuan dalam penanganan Corona.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Non-Medis

Selain mengerahkan tenaga medis, TNI juga mengerahkan pasukan untuk melakukan kerja non-medis. Misalnya pelayanan di dapur umum di sejumlah titik yang menjadi pusat penanganan Covid-19.

“Kemudian kita juga menggerakan dalam kegiatan ini, tenaga non medis, yang hampir setiap malam mereka juga tidak tidur. Sama seperti tenaga medis. Contohnya, para prajurit yang memberikan pelayanan di dapur umum, baik di RS Atlet, RS pulau Galang dan termasuk tempat lain yang memang terkonsentrasi pasukan TNI dalam rangka pengamanan Covid-19,” kata Panglima TNI.

 

Reporter: Wilfridus Setu Embu

Sumber: Merdeka

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya