Darah Muda Penggawa Demokrat

AHY mengatakan, secara usia para pengurus yang dia pilih memang berusia lebih muda.

oleh Rinaldo diperbarui 17 Apr 2020, 00:09 WIB
Diterbitkan 17 Apr 2020, 00:09 WIB
Momen AHY Kibarkan Panji Demokrat
Ketum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) saat mengibarkan bendera Partai Demokrat usai terpilih secara aklamasi dalam Kongres V Partai Demokrat di JCC, Jakarta, Minggu (15/3/2020). AHY menggantikan Susilo Bambang Yudhoyono menjadi ketum partai. (Liputan6.com/Dok Partai Demokrat)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) telah mengumumkan struktur pengurus periode 2020-2024. Sejumlah nama terbaca tetap bertahan di kepengurusan inti Demokrat.

AHY antara lain menunjuk enam wakil ketua umum yang masing-masing mewakili enam wilayah besar di Indonesia. Mereka adalah, Benny Kabur Harman, Edhie Baskoro Yudhoyono, Yansen Tipa Padan, Vera Febhyanthy Rumangkang, Willem Wandik, dan Marwan Cik Asan.

AHY juga memilih Teuku Riefky Harsya sebagai Sekretaris Jenderal menggantikan Hinca Pandjaitan. Sementara, posisi Bendahara Umum dipegang Renville Antonio dan posisi Badan Pemenangan Pemilu kini dijabat Andi Arief.

Pada susunan pengurus inti Partai Demokrat ini juga muncul wajah baru. Misalnya, ada putri Wapres Ma'ruf Amin, Siti Nur Azizah yang menjabat sebagai wakil sekretaris jenderal. Beberapa wajah senior Partai Demokrat juga tak terlihat.

AHY mengatakan, secara usia para pengurus yang dia pilih memang berusia lebih muda. Selain itu, dia juga merekrut kader muda potensial lulusan universitas terbaik dalam dan luar negeri.

"Rata-rata usia pengurus adalah 42 tahun, hampir sama dengan usia saya, dengan rentang usia termuda 22 tahun dan usia tertua 60 tahun," kata AHY saat mengumumkan struktur pengurus, Rabu (15/4/2020).

Selain Hinca Pandjaitan yang dulu menjabat sekretaris jenderal, nama Wakil Ketua MPR Syariefuddin Hasan tak terlihat dalam struktur inti. Syarief pada periode sebelumnya menjabat sebagai Wakil Ketua Umum Demokrat.

Tidak hanya yang tua, tokoh muda Partai Demokrat yang kerap muncul membela partai seperti Rachland Nashidik tidak masuk daftar pengurus inti. Rachland mengatakan, sudah waktunya peran dia diganti oleh kader yang lebih muda.

"Waktunya bagi kader lebih muda mengganti peran saya. Mereka jauh lebih bagus-bagus," kata dia.

Rachland, melalui akun Twitternya mengaku sudah lelah di garis terdepan selama 10 tahun di Partai Demokrat. Dia diketahui menjabat sebagai Wasekjen pada periode sebelumnya. Dia berkelakar ingin menjadi stafsus milenial. Merujuk pada anak muda yang dipilih Presiden Jokowi sebagai staf khusus.

"Saya mau melamar jadi stafsus milenial. Syaratnya tidak boleh berpartai," kelakarnya.

Untuk politikus senior yang tak masuk pengurus inti, AHY telah menyiapkan posisi khusus. Dengan berkonsultasi bersama Ketua Majelis Tinggi Partai Susilo Bambang Yudhoyono, AHY memutuskan akan menempatkan senior di struktur di luar pengurus inti.

"Bagi para senior yang tak berada di struktur DPP, atas konsultasi saya dengan Ketua Majelis Tinggi Partai maka akan ditempatkan pada struktur lain seperti Majelis Tinggi Partai, Dewan Pertimbangan Partai, Dewan Kehormatan Partai dan Mahkamah Partai," ujar AHY.

Tak hanya itu, dia juga merampingkan jumlah departemen dalam struktur kepengurusan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrat periode 2020-2025.

"Departemen yang semula berjumlah 65 di struktur DPP yang lalu, kami validasi dan rampingkan menjadi 11 departemen," kata AHY.

Dia mengatakan, 11 departemen tersebut akan menjadi mitra bagi Fraksi Partai Demokrat DPR yang berada di 11 komisi parlemen.

"Tugas utamanya adalah untuk membuat kajian-kajian strategis sesuai dengan bidang masing-masing sebagai bahan pertimbangan dan rekomendasi kepada ketua umum dalam menentukan kebijakan-kebijakan serta sikap partai dalam berbagai isu," kata AHY.

Selain itu, AHY merampingkan juga 13 badan dalam struktur DPP 2015-2020 yang terdiri atas 10 divisi, 1 badan, 1 komisi, dan 1 pusat pengembangan menjadi hanya 8 badan saja.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Sedang Panen Raya

Momen AHY Kibarkan Panji Demokrat
Ketum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) membawa bendera Partai Demokrat usai terpilih secara aklamasi dalam Kongres V Partai Demokrat di JCC, Jakarta, Minggu (15/3/2020). AHY menggantikan Susilo Bambang Yudhoyono menjadi ketum partai. (Liputan6.com/Dok Partai Demokrat)

Pengurus inti Partai Demokrat Periode 2020-2025 lebih banyak diisi dari barisan kader muda dan ditandai dengan hilangnya nama sejumlah politisi senior. Hal ini disebut-sebut sebagai langkah regenerasi Demokrat di bawah kepemimpinan Ketua Umum Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

"Kayaknya AHY ini ingin memulai sesuatu yang baru di Demokrat dengan menampilkan wajah-wajah baru kader-kader Demokrat," kata Direktur Eksekutif Parameter Indonesia Adi Prayitno, kepada Merdeka.com, Kamis (16/4/2020).

Meskipun demikian, kata dia, kader-kader muda yang dipilih AHY untuk mengisi jabatan strategis di DPP bukanlah sosok yang benar-benar baru di Demokrat. Mereka merupakan orang-orang yang selama ini ‘dibesarkan’ partai Mercy itu.

Nama-nama seperti Teuku Riefky Harsya (Sekretaris Jenderal), Andi Arief (Ketua Badan Pemenangan Pemilu) hingga Jansen Sitindaon (Wasekjen) sesungguhnya merupakan anak-anak muda yang merupakan ‘orang lama’ di Demokrat.

"Kalau diiris secara rata-rata ini adalah salah satu bentuk ikhtiar politik Demokrat sebenarnya dengan memunculkan sosok-sosok muda di Demokrat untuk berada di level puncak kepengurusan. Misalnya di posisi Waketum itu hanya Benny K Harman yang senior. Selebihnya anak muda," ujar dia.

Adi, dengan menggunakan analogi pertanian, mengatakan bahwa munculnya nama-nama kader muda di kepengurusan partai merupakan tanda bahwa Demokrat sedang melakukan ‘panen raya’ kader di bawah kepemimpinan Putra Sulung SBY.

"Saat ini Demokrat sedang panen raya kader-kader mudanya. Karena sebenarnya Andi Arief ini lama sekali di Demokrat. Jansen Sitindaon ini juga lama. Teuku Riefky Harsya itu sejak 2009 dia sudah jadi pimpinan Komisi VII. Orang-orang lama di Demokrat yang sekarang tumbuh besar menjadi generasi baru," ungkapnya.

"Kalau mau disebut, ini adalah generasi kedua Partai Demokrat yang sedang memimpin. Kalau generasi pertamanya Pak SBY, sekarang generasinya AHY. Jadi wajar kalau posisi kepengurusan sekarang adalah generasi kedua yang didominasi oleh anak-anak muda," terang dia.

Tentu ada banyak harapan juga pertanyaan terkait kiprah pengurus muda lima tahun ke depan. Setidaknya terkait keberhasilan meraup dukungan masyarakat untuk Demokrat. Mungkinkah Demokrat bisa tampil baik tanpa kehadiran sosok senior. Jika Pilpres 2024 masih terlampau jauh, bagaimana dengan pilkada serentak 2020.

"Posisi Andi Arief ditunjuk sebagai Ketua Bapilu bukan tanpa alasan. Andi Arief dinilai selama ini memiliki visi politik yang bisa menerjemahkan keinginan Demokrat, terutama SBY. Kenapa Andi Arief diposisikan di situ karena Andi ini salah satu orang yang bisa menerjemahkan secara langsung visi dan kemauan politik Demokrat. Ini kan soal regenerasi saja," jelas Adi.

Sementara untuk pilkada serentak, lanjut Adi, Demokrat tentu tidak hanya mengandalkan pengaruh DPP. Yang paling penting yakni kiprah para kader dan tokoh Demokrat di daerah.

"Kalau soal Pilkada anatomi politiknya bukan hanya di DPP tapi kekuatan-kekuatan figur di daerah. Demokrat juga banyak itu di daerah yang menang. Jadi murni pertarungan kekuatan wilayah. Tapi yang mengkoordinasi di pusat yang menjadi motor ya Andi Arief ini," tandasnya.

Putri Ma'ruf Amin

Siti Nur Azizah
Siti Nur Azizah. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Mayoritas para pengurus inti Demokrat yang baru berusia muda. Sejumlah nama baru juga muncul, salah satunya Siti Nur Azizah. Nur Azizah merupakan putri Wakil Presiden Ma'ruf Amin, yang ditunjuk oleh AHY sebagai Wakil Sekjen Demokrat di kepengurusan periode 2020-2025.

"Masuknya saya di jajaran pengurus pusat partai Demokrat adalah salah satu bentuk keseriusan untuk terjun ke dunia politik," ujar Siti, Kamis (16/4/2020).

Dia bercerita, sejak mundur sebagai aparatur sipil negara pada 2019, banyak partai yang menawarkan bergabung. Siti mengaku banyak pertimbangan sebelum akhirnya memutuskan bergabung ke partai.

Pilihan Siti jatuh kepada Partai Demokrat. Sebab, tertarik dengan hasil Kongres V Partai Demokrat. Di mana AHY, seorang anak muda, terpilih untuk memimpin Partai Demokrat.

"Di situ mata saya mulai terbuka. Kita harus memberi dukungan, kita harus memperkuatnya," kata Siti.

Siti Nur Azizah yakin dapat memperkuat posisi Demokrat di tingkat lokal maupun nasional. Dia yakin dengan maju dalam Pilkada Tangerang Selatan akan memperkuat posisi Demokrat di tingkat lokal.

"Partai Demokrat itu punya potensi yang besar, dengan sedikit sentuhan insya Allah partai ini akan kembali bangkit," kata dia.

Siti menilai, Demokrat merupakan partai yang mendukung kaum muda untuk maju dalam gelanggang politik. Karena itu, dia memilih Demokrat untuk terjun ke dunia politik.

"Partai Demokrat itu partai parlemen dengan ketua umum termuda se-Indonesia, karena itu kita wajib mendukungnya. Ini gagasan penting untuk regenerasi politik di Indonesia. Generasi lama dan generasi muda itu harus sambung-sinambung, saling mendukung. Saya meyakini muda sesungguhnya memiliki kekuatan. Dia harus diberi peran signifikan. Demokrat telah mulai mengambil langkah nyata dalam hal ini," kata dia.

Siti mengaku mantap memilih Demokrat atas pilihan sendiri. Tak ada tekanan dari pihak manapun. Dia pun yakin ayahnya Wapres Ma'ruf Amin akan menghormati keputusan tersebut.

"Demokrat itu pilihan politik rasional saya, sehingga saya memutuskannya secara mandiri. Tanpa tekanan dari pihak manapun. Insyaallah sepanjang itu diniatkan untuk kebaikan Abah sebagai orangtua tentunya akan menghormati keputusan tersebut," kata Siti.

Masuknya nama Nur Azizah dalam kepengurusan inti Demokrat dipandang sebagai langkah politik biasa yang masuk akal. Mengingat Nur sedang mempersiapkan diri untuk bertarung dalam Pilkada Tangerang Selatan. Sayangnya, sejauh ini, Nur belum memiliki partai.

"Saya kira ada mutual understanding-lah antara Siti Nur Azizah dengan Demokrat. Satu sisi Siti Nur Azizah ini kan sudah memutuskan untuk terjun ke politik, dia digadang akan maju di Pilkada Tangerang Selatan, cuma sejauh ini kan belum dapat partai," kata Direktur Eksekutif Parameter Indonesia Adi Prayitno kepada Merdeka.com, Kamis (16/4/2020).

"Jadi sangat rasional ketika ingin terjun ke politik masuk partai. Demokrat adalah salah satu partai yang sepertinya membuka pintu kepada Nur Azizah. Nur Azizah butuh Demokrat dan Demokrat butuh, ada mutual understanding," lanjut dia.

Keputusan politik menetapkan Nur Azizah menjadi pengurus inti Demokrat tentu dibuat dengan dasar perhitungan politis juga. Nur Azizah, lanjut Adi, harus diakui punya bekal politik yang cukup untuk melenggang masuk ke partai Mercy.

Status Nur Azizah sebagai putri Kyai Ma'ruf Amin, orang nomor 2 di republik ini sudah barang tentu menjadi pertimbangan Demokrat.

"(Demokrat) Mau dengan Nur Azizah tentu saja Nur Azizah ini punya political resources. Punya resource politik, calon kepala daerah dan paling penting dia adalah anak Kyai Ma'ruf Amin," urai dia.

Adi menjelaskan, berdasarkan studi yang dilakukan pihaknya, rata-rata partai memberikan 80 persen baik di struktur kepengurusan atau pun pencalonan tertentu kepada kader intinya. Sementara 20 persen dibuka untuk kalangan umum. Namun, dengan mempertimbangkan elektabilitas dan popularitas sebagai bekal politik.

"Saya membaca kenapa ada nama anak Kiai Ma'ruf Amin di situ (kepengurusan Demokrat) karena ada kebijakan partai di luar memprioritaskan kader inti untuk menjadi bagian tim. Tapi yang direkrut itu tentu saja harus punya bekal politik yang memadai," terang dia.

"Apa bekal politiknya, dia (Nur Azizah) figur publik, terkenal. Kalau anaknya Kiai Ma'ruf Amin suka tidak suka kan sudah mulai dikenal orang. Dan yang kedua dia adalah anak Kiai Ma'ruf Amin," tandasnya.

Gerbong Demokrat di Bawah AHY

Momen AHY Kibarkan Panji Demokrat
Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) bersama istri Annisa Pohan menghadiri Kongres V Partai Demokrat di JCC, Jakarta, Minggu (15/3/2020). Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) terpilih secara aklamasi sebagai Ketua Umum masa bakti 2020-2025 menggantikan Susilo Bambang Yudhoyono. (Liputan6.com/Dok Partai Demokrat

Berikut Struktur Pengurus DPP Demokrat 2020-2025:

 

Ketua Umum: Agus Harimurti Yudhoyono

Waketum:

1.Benny Kabur Harman

2.Edhie Baskoro Yudhoyono

3.Marwan Cik Asan

4.Vera Febianti Rumangkang

5.Willem Wandik

6.Yansen Tipa Padan

Sekretaris Jenderal: Teuku Riefky Harsya

Wasekjen:

1.Andi Timo Pangerang

2.Putu Supadma Rudana

3.Renanda Bachtar

4.Inggrid Kansil

5.Muhammad Rivai Darus

6.Siti Nur Azizah

7.Jansen Sitindaon

8.Imelda Sari

9.Irwan

10.Agust Jovan Latuconsina

Bendahara Umum: Renville Antonio

Wabendum

1.Eka Putra

2.Lasmi Indaryani

3.Tatiana Sutara

4.Khaerul Yakin Hidayat

5.Edwin Janerli Tanjung

6.Bramantyo Suwondo

7.Indahsari Wikang

8.Lokot Nasution

Direktur Eksekutif: Sigit Raditya

Kepala Departemen:

Luar Negeri dan Keamanan Nasional: Didi Irawadi Syamsuddin

Politik dan Pemerintahan: Umar Arsal

Hukum dan Ham: Didik Mukrianto

Pertanian Kehutanan dan Kemaritiman: Muslim

Infrastruktur dan Perhubungan: Michael Wattimena

Perindustrian Perdagangan dan Investasi: Linda Megawati

ESDM dan Teknologi: Rusda mahmud

Agama dan Sosial: Munawar Fuad Nuh

Kesehatan dan Ketenagakerjaan: Aliyah Mustika Ilham

Pendidikan dan kebudayaan Pariwisata serta Pemuda dan Olahraga: Dede Yusuf

Perekonomian Nasional: Sartono hutomo.

Kepala badan:

Badan Pemenangan Pemilu: Andi Arief

Badan Pembinaan Organisasi Kaderisasi dan Keanggotaan: Herman Khaeron

Badan Litbang: Herzaki Mahendra Putra

Badan Komunikasi Strategis: Ossy Dermawan

Badan Doktrin Pendidikan dan Latihan: Yuda Pratomo Mahyudin

Badan Pembinaan Jaringan Konstituen: Zulfikar Hamonangan

Badan Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat: Ali Muhammad Johan Suhardi

Badan Hukum dan Pengamanan Partai: Ardy Balembot

 

Reporter: Ahda Bayhaqi dan Wilfridus Setu Embu/Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya