Liputan6.com, Jakarta Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengeluarkan kebijakan Belajar dari Rumah untuk para murid di seluruh Indonesia, selama masa darurat Covid-19.
Adanya kebijakan tersebut ternyata tak mempengaruhi siswa dalam menerima materi atau tugas dari sekolah lewat daring. Hal tersebut diakui salah satu murid yang mengikuti Program Paket C, Randika Okta.
Saat berbincang dengan Tim Liputan6, siswi yang akrab disapa Dika itu mengatakan bahwa Belajar dari Rumah lebih fleksibel.
Advertisement
"Kalau saya dengan adanya Belajar dari Rumah merasa lebih fleksibel karena ada kesempatan bagi saya untuk mengatur jadwal belajar sendiri," jelas Dika, Selasa (15/4).
Tak hanya itu saja, aktivitas selama Belajar dari Rumah menurutnya juga bisa lebih mendekatkan diri dengan orang tua.
"Biasanya kalau enggak ngerti, saya langsung tanya ke mama dan belajar sebenarnya jadi lebih semangat," akunya.
Proses Belajar dari Rumah untuk Paket C seperti dijelaskan Dika dilakukan melalui Google Classroom. Selain itu, guru nantinya juga mengirimkan materi belajar dan penugasan lewat email.
"Nanti dikirimkan feedback dari guru di email dan poin nilainya juga," katanya.
Portal Rumah Belajar
Dika adalah salah satu siswa dari Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) di kawasan Lebak Bulus, Jakarta Selatan. Saat ini Dika duduk di Kelas 12 dan tengah mengikuti Ujian Nasional Pendidikan Kesetaraan Tahun Ajaran 2019/2020.
Sebelum UN Pendidikan Kesetaraan Program Paket C dilakukan, Dika ternyata juga memanfaatkan portal Ruang Belajar dari Kemendikbud.
Di bawah pengawasan dan bimbingan orang tuanya, Dika mencoba mengevaluasi diri. Dia mencoba mengerjakan materi yang sesuai dengan tingkat kelas serta minat dan kemampuannya.
"Paling saya buka situs belajar dari Kemendikbud untuk latihan Bahasa Inggris, Matematika. Kadang juga melihat video sains yang menarik," jelasnya.
Advertisement
Ujian Nasional Kesetaraan
Saat ini Dika tengah melaksanakan Ujian Nasional Pendidikan Kesetaraan. Meskipun UN dilakukan di rumah atau via daring, namun proses pelaksanaannya tetap berjalan.
Yovita, orang tua Dika saat dihubungi menjelaskan bahwa proses ujian dilakukan sesuai prosedur dan transparan. Artinya, saat ujian Dika tetap menggunakan baju hitam putih dan orang tua mengirimkan bukti foto beserta alamat rumah.
"Anak saya juga diminta menuliskan di kertas bahwa dia mengerjakan soal tersebut dengan jujur dan penuh tanggungjawab," jelas Yovita.
UN Kesetaraan Program Paket C itu dilakukan sejak Senin (13/4) hingga Sabtu (18/4). Setiap hari ada dua mata pelajaran yang diujikan, kecuali Sabtu hanya satu materi ujian. Masing-masing mata pelajaran diberi waktu sekitar dua jam.
"Untuk soal ujian, sama. Ada pilihan ganda dan esai yang harus dikerjakan, " ujar Yovita.
Selama ujian berlangsung, Yovita pun bertugas menggantikan posisi guru pengawas. Setiap ujian berlangsung, ibu dua anak itu mengawasi Dika selama ujian sekaligus menjadi time keeper.
"Saya sebagai orang tua tetap mengawasi ujiannya. Bukan hanya saya saja yang memantau, tapi guru Dika juga ikut memantau jarak jauh," jelasnya.
Dengan adanya pembelajaran online dan ujian yang dilakukan dari jarak jauh, Yovita mengaku tetap tenang mendampingi anaknya. Tak ada kendala selama proses Belajar dari Rumah dilakukan.
"Tidak ada kendala yang signifikan. Mungkin karena sudah terbiasa menggunakan teknologi atau internet. Jadi semua proses belajar mengajar berjalan lancar saja," tutupnya.
(*)